![]() |
| Gambar 1. Promt Gambar AI Generate |
Recap Oktober 2025 (Saat Konsisten, Tantangan Hadir)
![]() |
| Gambar 1. Recap Oktober 2025 |
Oktober sudah lewat, waktunya mengevaluasi hasil kerja atau review-review tentang sepak terjang aktivitas di blog. Padahal semangat ngeblog itu sudah berapi-api. Eh, enggak tahunya ada tantangan yang hadir dalam kehidupan. Berasa sedang mengikuti adegan novel aja yang ada konfliknya.
Sebelum cerita di waktu yang sempit dan mempet deadline ini, saya menarik napas terdahulu. Berusaha menghidup oksigen sebanyak-banyak bia sampai ke otak.
| Gmbar 2. Total Tayangan Blog Diary Harumpuspita di Bulan Oktober 2025 |
Tembus 14 Ribu Tayangan dalam Sebulan
Pertahanin Update Sebanyak 13 Artikel
![]() |
| Gambar 3. Recap Blog Oktober 2025 |
Lomba Blog
- Menyusuri Warisan Budaya Indonesia Membatik Bantengan. Awalnya itu memang di lomba Astra gitu. Lagi pula memang tuh batas waktunya di bulan November. Nah, ini nih sebenarnya awal biang kerok. Waktu tersita. Secara gitu, risetnya pun bukan satu dua hari. Walaupun sudah dikasih kemudahan ya sama si coach Nadira, tetap saja saya mah sulit ngudengnya. Alhasil, masih juga bisa dituliskan walaupun dengan kondisi ala kadarnya. Eh, ternyata cepat juga dong di-acc sama si pihak Astra. Yah, lumayanlah.
Review Buku
- Mengenal Trillion Dollar Coach, Bill Campbell. Bacanya kapan, reviewnya juga kapan-kapan. Sudah biasa itu mah. Nama juga nggak tahu kapan yang tepat buat menuliskannya gimana. Yah, menurut komentar yang berdatangan sosok ini termasuk dikenal oleh banyak orang dan termasuk buku yang rekomendasi buat dibaca untuk para pemimpin.
Review Film
- Review Film Yakin Nikah. Nggak usah ditanya gimana ekspresi saya sewaktu menuliskan review film ini. Baca aja keseluruhan artikelnya, bakalan disuguhkan momen tergemesnya saya. Nah, karena ini merupakan film Bioskop yang baru tayang. Musti cepat-cepatan di-Up setelah nonton. Biar momen-momennya masih hangat gitu. Pokoknya thanks banget deh buat donatur saya si adek.
Landing Page
- Novel: Kopi Anti Galau. Biang kerok kedua yang ngebuat waktu saya habis di situ-situ aja ya ngebuat artikel ini. Ralat, sebelum buat promosi artikel ini. Saya tuh harus buat novel terbaru sebanyak 10 bab dulu di aplikasi KBM App baru beraniin buat promosi. Niatnya bisa tuntas menjelang deadline nanti. Eh, nggak tahulah ya bisa terkejar atau nggaknya. Soalnya kalau dilihat dari tinjauan masa kini, masa depan radar gelap gitu situasinya.
Cerpen
- Pejuang Rupiah VS Ikan Pecah Perut. Nulisnya sudah pasti uji nyali kalau dalam prosesnya. Waktu yang mepet dan nggak jadi iikutkan lomba sudah pasti saya nih. Akhirnya dikeluarkan karena ya daripada enggak ada yang diunggah di artikel. Takut bersawang, dikeluarkan juga. Idenya jelas dari hari-hari yang dijalan.
- Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh. Masih sama inilah ya, gara-gara nggak berhasil diikutkan kompetisi yang diadakan oleh Pemerintah. Sayang enggak ada yang baca, unggah saja di blog ini. Sebenarnya bisa saja sih mau dikirimkan ke media massa, tapi kok rasa malasnya itu yang kebanyakan.
Event
- Harapan di Hari Blogger Nasional. Ini artikel itu sebenarnya enggak murni loh. Cuma kok kayaknya si judul ini emang benar-benar umum sekali. Nah, sewaktu tanggal 27 Oktober kemarin itu terpaksa diperbaruhi dong bar update ini. Jadi, usaha buat nulis ini tuh nggak banyak-banyak amatlah.
- Recap September 2025. Berisikan tentang perjalanan nulis sebulan yang nembus 13 artikel terbaru dan pendapatan mendekati Seribu Rupiah di Adsense. Yah, lumayanlah.
- Nostalgia Menulis Ala Sinetron di Novelme. Artikel ini tuh bisa keluar karena udah lama aja ternyata menjadi draft di blog. Sayang nggak ada yang baca, relevansi kan saja dengan info terbaru saat ini yang kabarnya si Aplikasi sudah tidak ada lagi.
- Pejuang Blog Adsense. Sebenarnya malu juga kalau mau bahas urusan penghasilan, tapi ya karena buat motivasi ke diri sendiri gaskan saja. Mana tahu benaran suatu hari nanti bisa tarik tunai benaran.
- Cara Custom Tumbnail Biar Tampilan Lebih Ciamik. Artikel ini muncul karena pekara sewaktu submit karya di Astra harus ada Tumbnailnya. Nah, di situlah muter otak sembari nanya sama chat GPT hingga melipir ke YTnya aban-abang India memberikan tutorial dan Yap berhasil.
- Perjalanan Rising Stars KBM. Sepertinya artikel ini adalah artikel yang bakalan sering diupdate sering dengan bertambahnya performa atau peningkatan dalam perjalanan menempuh penghasilan 5 juta. Yah, semoga saja bisa.
- Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan. Artikel ini ditulis dengan cara mencicil. Yah, intinya balik ke personal gitu sih.
Hal yang Bersangkutan
![]() |
| Gambar 4. Recap Tulisan |
Kesimpulannya
Bedah Film Si Paling Aktor [Tontonan Wajib Pejuang Mimpi]
![]() |
| Gambar 1. Poster Si Paling Aktor |
Setelah bergerumul ria dengan tugas yang numpuk dan bernapas pun hampir lupa. Seperti biasa adik saya ngajakin nonton yang sebelumnya kami tuh sudah ancang-ancang bakalan nontonnya di hari pertama. Harusnya di tanggal 30 yah. Eh, nggak tahunya di hari berikutnya, yaitu hari kedua.
Kali ini saya sengaja buat judul artikelnya bedah dibandingkan alih-alih seperti biasa Review Film. Alasan utamanya karena saya benar-benar tertarik dengan film ini. Jadi, yah sekalian dibedah saja habis-habisan ala Diary Harumpuspita.
Awal ngelihat dia tuh di poster kayak punya pesonanya sendiri. Secara saya tahu dia bermain peran di jodoh 3 Bujang. Itu actingnya keren. Kali ini dia sebagai tokoh utama kembali.
Jujurly, antara trailer sama filmnya sendiri itu benar-benar nggak zonk. Walaupun di sini mau dibedah habis-habisan saya saranin tetap nonton bareng orang-orang kesayangan kalian.
SINOPSIS
Scene dimulai aksi pukul-pukulan, tapi gaya penceritaannya tuh langsung bilang bukan dari situ. Melainkan di fokus sewaktu dia masih kecil. Yah, sewaktu masih kecil dia itu menonton televisi kemudian menirukan peran dan disambut dengan ibunya. Ibunya sangat mendukung ia sekali akan bakatnya untuk menjadi seorang aktor.
Ketika dewasa, ia selalu mencoba ikutan casting dan lagi-lagi selalu menjadi pemain figuran. Bayangin aja sewaktu dia bermain peran yang sebagai tokoh figuran. Improvisasinya melebihi tokoh utama. Sehingga para sutradara paling males kalau sudah bekerja sama dengan dirinya. Ada aja gebrakannya, aktingnya totalitas dan ngebuat kawan mainnya itu pada kualahan. "Ya, aku ngelakuin itu sebagai persiapan aja, kalau sutradara menyuruhnya lebih."
Pada akhirnya, di sepak terjangnya ke sepuluh tahun. Orang yang mau rekomendasikan pun angkat tangan. Dia bilang ini kerja sama yang terakhir kalinya.
Sedih, tentu saja iya. Padahal ibunya sudah mengeluarkan banyak uang dan menjual barang demi mendukung bakatnya dia. Bahkan sewaktu dia ngelamar kerjaan aja nggak jadi karena bela-belain ikutan casting.
Ibunya nggak ngeluh, apapun yang terjadi ibunya tetap dukung. Nah di sini tuh momen-momen paling sedih bagi saya ,ekspresi dia sewaktu sedih di pangkuan ibunda dapat banget.
Katanya kalau 10 tahun kita terjun di dunia itu, tapi tak kunjung meningkat. Maka gantilah ke profesi yang lain.
Alasan si Dia ini diacc sebagai tokoh figuran di film terakhirnya karena si Sutradara Tegas Julius udah disogok gitu pakai minuman sejenis Wine yang banyak. Yah, walaupun cuma dapat 3 scene doang lumayan. Nah di sini peran dia sebagai hantu tentara Jepang. Tahu nggak apa yang dia lakuin? Hanya demi menjadi tentara Jepang aja dia bela-belain riset 400 halaman tentang hantu Jepang. Nah, ketemu di sutradaranya Tegas Julius, "kurang itu, harusnya 800 halaman." Begitu ucapannya sembari memakan makanan rebusan yang katanya buat diet. Sementara si kameramen nyeletuk gini. "Ntar nanti siang juga beli cilok." Pada adegen sebelum ini pun ada juga ditampilkan si Tegas meletakkan hp di dadanya yang katanya resolusinya itu ngelibihin punya si kameramen.
Kebetulan si Rachel nih datang sama pacarnya. Dia nyapa dari jauh. Eh, si Rachel pura-pura nggak tahu karena dia tuh kan secara udah didandani seperti hantu Jepang. Nggak berhenti buat mempersiapkannya, dia tuh mau aja digiring ke sana kemari hanya untuk mendalami perannya sebagai hantu. Sampai orang terakhir bilangnya begini. "Sebenarnya orang-orang pada males kerjasama sama elu. Ntar jadi lama yang tadinya bisa ngambil shoot-nya bentar."
Scene berganti ke bapak-bapak dari Tiongkok sedang memberikan mandat kepada anak buahnya untuk mencuri si Kevin, pacarnya sih Rachel.
Anak buahnya kan datang nih ke tempat syuting itu. Lumayan banyaklah. Pada adegan ini tuh udah ada adegan kocaknya yang menterjemahin bahasa mereka pakai kamus. Emang di zaman ini masih ada ya pake kamus? Kocak amat bah.
Teringatnya si Rachel kan memang selalu bersama dengan pacarnya. Sementara di ruang ganti, si dia nih ngelihat cermin habis ngilangin makeupnya dia dan Rachel datang langsung nyapa dia. Kirain si Rachel benar-benar lupa. Ternyata nggak ya, dia cuma nggak ngenalin aja sewaktu Gilang nyapa dia tadi. Nah di situlah mereka saling bercerita kalau Opera pertama dengan dirinya si Rachel langsung menjadi pemenang Piala Citra setelah dari situ. Sementara dirinya tetap bermain pemeran figuran.
Lantas di manakah Kevin berada? Yap, dia tengah syuting di sebuah ruangan dan tentunya ada di Tegas Julius itu. Eh, nggak tahunya ada adegan yang nggak disangka. Sebuah penembakan terjadi dan Kevin dengan Sutradaranya diculik.
Sementara anak buah yang lain melihat si Rachel bersama dengan seseorang dikiranya si Kevin. Jadi, mereka berdua wajahnya ditutupin dan diculik dimasukkan ke dalam mobil. Total, ada empat orang di dalam mobil.
Scene apa yang bikin kocak? Si Tegas Julius ini loh, momen-momen sakit perut yang kayaknya program diet dia berhasil kali ya. Satu mobil yang kena getahnya. Ah, pokoknya saksikan sendirilah.
Sampai di markas, nggak tahunya yang disuruh cuma si Kevin doang yang diculik. Yang lainnya enggak, jadi si Bapak Tiongkok itu nyuruh buat membunuh sisanya dengan bahasa Tiongkoklah pastinya.
![]() |
| Gambar 2. Poster momen Si Paling Aktor diculik |
Cerita seru dimulai di sini. Adegan aksi pun dimulai. Si tokoh utama ini bisa ngebela dirinya sendiri dan sambil bercerita kalau dia punya kemampuan itu karena ikutan casting figuran. Dia itu sampe ikutan les silat 3 bulan sebelum memerankan tokoh figuran di film-film sebelumnya.
Yah, bayangin aja waktu jadi barista aja di tokoh figuran aja sebelumnya dia tuh udah totalitas banget buatin kopi. Sementara sutradaranya ngamuk karena bukan itu yang dishoot.
Termasuk kemampuannya dalam bahasa Mandarin padahal pemerannya hanya sebagai Zombie Hongkong. Dia bilang nggak mungkin dong dikasih tahu kalau dia itu tahu bahasa mereka. Yang ada nggak dapat informasi apa-apa.
Singkat cerita, mereka bertiga berhasil menyelamatkan diri dan mengendarai mobil. Kemudian sang Sutradara melihat berita bahwa si penculik meminta tebusan untuk si Kevin. Barangsiapa yang berhasil menemukan mereka akan mendapatkan 1 Milyar.
Gilang memberhentikan mobil dan menyuruh mereka ke kantor polisi. Sementara dia yang akan menyelamatkan si Kevin sembari bercerita tentang mimpi-mimpinya selama ini ingin membetulkan atap rumah yang bocor dan membawa ibunya pergi berhaji.
Apakah mereka akan setuju?
Tentu tidak. Mereka akhirnya sepakat untuk sama-sama menyelamatkan si Kevin.
Lalu apakah mereka berhasil menyelamatkan si Kevin yang kini disekap di sebuah pabrik?
Jangan lupa nonton di bioskop kesayangan anda. Sebab keseruannya semakin berlanjut dengan kisah-kisah kocak mereka dalam melalui hal tersebut. Oh, iya ada satu lagi momen kocak si Tegas Julius bilang, "darah suci." Wuah, membuat saya bernostalgia akan Ganteng-Ganteng Srigala nih.
Bedah Film Si Paling Aktor
1. Kesan Setelah Menonton Film ini
Pesannya dapat, tawa ngakaknya lebih dapat lagi. Asli kebanyakan saya tertawa mulu selama di dalam bioskop sampai kulit pipi pada ketarik ke atas lebih ketat. Cemana ya, saya sempat bercerita di pertemuan bareng sutradara. Bahwasannya kelemahan seorang penulis itu ingin menampilkan sebanyak-banyaknya informasi di dalam filmnya itu sendiri. Makanya saya malahan mikir ini film bakalan ditonton ulang saking banyaknya informasi yang disampaikan dari pengalaman si tokoh utama yang hanya mendapatkan tokoh figuran doang.
2. Perpindahan Frame yang Ngebuat Ceritanya semakin Seru dan Humoris
Kalau sudah adegan aksi bawaannya pasti menegangkan sekali. Berbeda di film ini. Perpindahan frame yang jutsru ngebuat film aksinya tak menghilangkan ensensi humor natural. Asli, lucu banget di saya nih.
3. Ceritanya Berbobot
Kalau dipikir-pikir pengetahuan si penulis ini tuh wawasannya luas banget ya. Sampe saya penasaran nih dengan cara dia mengendalikan si ular Cobra sewaktu di hutan. Ketika si Sutradara lagi boker pakai boxer warnanya hijau terang. Nanti kita cek kembali ya akan hal itu.
4. Melibatkan warga setempat
Meskipun scene warga di sini tuh singkat. Setidaknya ada juga momen hangatnya selain daripada dari sang Ibu. Jadi, di film ini tuh nggak hanya kekocakan antara si tokoh utama, tetapi juga tokoh-tokoh pendamping lainnya.
5. Pesan Cerita
"Kesuksaan itu ketika kerja keras bertemu dengan peluang." Begitu pesan yang paling saya ingat dari si Gilang. Ketika dicaci dia enggak ciut, semangatnya terus-terusan 45 gitu. Beda nih sama saya, baru dikritisin saja ciutnya minta ampun. Eh, tapi sekarang enggak gitu deh. Terus ada lagi nih kalimat motivasi dari sang ibu. "Ingat ya Gilang, kamu itu adalah Pejuang, bukannya Pencundang." Wuah, benar-benar kalimat yang Powerful sekali ya untuk para lelaki.
6. Adaptasi dari Novel Si Paling Aktor karya Adhitya Mulya
Mari kita bedah sedikit siapa di balik penulisan cerita si Paling Aktor ini, yaitu Adhitya Mulya. Ternyata dia sudah memulai kariernya sejak tahun 2001, ini menurut data 1 Maret 2025 di Podcastnya Reisa Broto Asmoro. Sudah menulis novel sebanyak 9 Judul, 2 buku nonfiksi, 4 Skrip layar lebar, dan 4 Skrip serial.
Hal yang Menjadi Pertanyaan Bagi Diary Sendiri sebagai Refleksi.
1. Gilang aja yang didukung ibunya selalu gagal apalagi saya?
Sepuluh tahun Gilang berkiprah di dunia aktor itu pun didukung ibunya penuh. Eh, selalu gagal mulu. Apalagi saya toh yang sebenarnya orang tua nggak suka amat kalau saya nih menjadi penulis? Pernah suatu ketika saya punya azam ke diri sendiri. Kalau sampai 30 novel saya sudah selesai semua. Tapi saya nggak mendapatkan 10 juta dari hasill menulis. Kayaknya saya pensiun aja deh. Mungkin bukan di situ lumbung rezekinya. Duh, ciut amat ya. Apalagi setelah dipikir-pikir ini adalah tahun ke sembilan saya menjadi seorang penulis. Pertama kali mulai karier itu di tahun 2016. Itu berarti masih ada satu tahun lagi untuk ngebuktiin bisa nggak nih ya di sini.
2. Gilang itu walaupun gagal, dia selalu giat untuk belajar lebih banyak
Setelah dipikir-pikir malah semakin banyak deh buat refleksi diri sendiri. Ah, lihat cermin besar-besar dan flashback deh bahwa di masa lalu toh saya juga nggak belajar dari kesalahan. Kalau di Gilang ini tuh udah bener banget untuk belajar banyak hal hanya dari pemeran figuran belaka. Hanya saja, minusnya di satu, yaitu Karakternya dia yang suka banget komentar. Makanya buat orang tuh sampai malas. Jadi, yang perlu digarisbawahi di sini adalah ketika kepintaran, kegigihan, berbanding lurus dengan karakternya ilmu padi.
INFORMASI FILM
Pemeran:
1. Jourdy Pranata sebagai Gilang
2. Kevin Julio sebagai sang Sutradara (Tegas Julius)
3. Beby Tsabina sebagai Rachel (orang yang selama ini Gilang sukai)
4. Kenny Austin sebagai Kevin (Pacarnya Rachel)
Produser: Manoj Punjabi
Sutradara: Ody. C Harahap
Penulis Skenario: M. Ali Ghifari, Ody C. Harahap, Aditya Mulya, Rino Sarjono
Genre: Aksi Komedi
Tanggal Tayang: 30 Oktober 2025
TRAILER
OOT
Oh, masih ingat film Sihir Pelakor? Nah, rumahnya si Gilang itu merupakan rumah yang sama di film itu.
Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan
![]() |
| Gambar 1. Labu Hallowen yang sedang diterpa kerinduan |
Bila malam kupeluk bayang dirimu
Dalam tidur pun kau selalu kuimpikan
Aku takut berteriak memanggilmu
di tengah malam sunyi sendiri
Begitulah sebuah lirik dalam lagu yang kini bukan hanya sekedar kata, melainkan makna terdalam untuk orang di tengah kerinduan. Perihal membahas tentang kerinduan ini rasanya maju mundur cantik. Secara suami masih otw dipesan. Eh, kerinduan cukup hadir menerpa diri. Banyak jenis rindu memang dalam kehidupan ini. Rindu berjumpa dengan baginda nabi, rindu memakan makanan favorite, atau malah rindu dengan seseorang yang mampu membuat jantung ini berdebar-debar.
Jujur, di antara semua kerinduan yang mengisi adalah kerinduan pada sesuatu yang mengendap di hati. Rindu adalah sebait doa yang tidak pernah dimengerti seraya berpikir apakah ia baik-baik saja? Namun yang pasti rindu itu hadir sebab ia ada di hati.
Tidak semua kerinduan berbuah pertemuan. Ada yang harus ditahan sedemikian rupa dan setiap kerinduan itu tiba, bait-bait aksara akan selalu berdatangan. Maka jatuh cintalah dengan seseorang, bila saling menemukan akan melahirkan anak-anak yang lucu. Namun jika tidak akan melahirkan kata-kata indah. Begitulah seharusnya yang diungkapkan oleh para penyair.
Enam Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan ala Diary Harumpuspita
1. Kenali Kondisi Diri
Hal yang paling diperhatikan ketika rindu menerpa adalah kita sedang dalam kondisi yang bagaimana. Apakah sedang sibuk tidak ketulungan, rumah berantakan, atau malah bengong enggak karuan? Kalau ada yang bilang rindu itu datang karena enggak ada kerjaan. Enggak sepenuhnya benar. Sebab kerinduan seringkali datang tanpa aturan. Apalagi bagi orang baru saja jatuh hati dengan seseorang. Namun yang pasti rindu itu berpotensi membuat segalanya menjadi berantakan. Ingin melakukan sesuatu. Eh, malah kejebak dengan rindu itu sendiri yang pada akhirnya menjadi bergalau ria. Ini khusus rindu dengan si doi ya.
2. Konversikan Menjadi Energi yang Lain
Seringkali saat rindu itu tiba, kita memiliki energi yang lain berpusat akan ia. Namun ternyata rindu itu bisa dialokasikan menjadi bentuk positif yang lain, seperti semangat untuk membersihkan rumah atau malah melakukan hobi yang lain. Belajar menata barang membuat kita merasa bahwa sesuatu yang berantakan bisa pelan-pelan ditata menjadi indah dan lebih rapih. Rindu yang seperti itu membuat kita belajar tentang arti kesabaran.
3. Berkarya dengan Kerinduan
Seringkali seorang seniman mengalokasikan kerinduannya melalui sebuah karya. Seperti halnya seorang penyair yang akan menuliskan puisi-puisi indah, seorang pelukis yang akan mengabadikannya di dalam lukisannya, atau malah novelis yang memasukkannya ke dalam ceritanya. Seseorang yang berkarya dengan kerinduan itu seringkali memiliki makna dalam prosesnya. "Tahu nggak aku buat ini karena apa? Ya karena rindu kepadamu." Ouh, romantis sekali. Bahkan ada juga yang tadinya enggak kepikiran berkarya menjadi berkarya karena rindu melanda pada dirinya.
4. Berdoa semakin khusyuk
Tak ada yang lebih indah dari sebuah kedekatan antara seorang hamba dengan Rabnya. Rindu mampu membuat yang tadinya berdoa dengan tergesa-gesa menjadi lebih lama dalam mengutarakan rasa. Hanya kepada-Nya rindu akan dilemparkan ke langit dan didengar oleh penduduk langit. Selain itu, bukankah kita akan menjadi berpahala karena berdoa? Biasanya kalau orang yang rindu itu selalu mendoakan yang baik-baik.
5. Bercerita dengan Orang yang dipercaya
Bercerita sering kali menjadi pengobat untuk hati yang rindu, tapi tidak bisa disampaikan. Pastikan orang itu adalah orang yang kita percayai. Entah itu salah satu anggota keluarga kita ataupun sahabat dekat. Orang-orang yang pengertian selalu memiliki cara tersendiri dalam mengalokasi kerinduan. Entah itu diajak ke suatu tempat untuk mengusir kerinduan atau melakukan hal-hal kocak lainnya yang tak pernah terlintas di dalam pikiran.
6. Sampaikan kepada orangnya secara langsung
Pengobat paling manjur biasanya dengan mengatakannya secara langsung. Rindu yang tadinya datang, bisa saja datangnya hanya sebentar. Walaupun kerinduan tidak bisa langsung terobati karena tidak memungkinkan bertemu. Setidaknya orangnya tahu bahwa kita tengah merindukannya. Ingat ya, dia itu bukan cenayang yang tahu siapa tengah merindukannya.
Kesimpulan
Rindu itu selalu menjadi momentum yang unik dan datang di saat yang tak disangka-sangka. Maka alokasikan kerinduan itu menjadi sesuatu yang lebih bermakna dibandingkan alih-alih bergalau ria.
Harapan di Hari Blogger Nasional
Tahun 2020
Ah, rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menulis di blog lagi. Padahal dulu di awal-awal ketika akhir tahun 2019 hingga memiliki top level domain pun lumayan rajinlah. Eh, ketika sudah top level domain malah malas-malasan. Weleh, skip dulu ya kan.
1. Blog sebagai wadah ternyaman
2. Rajin posting
3. Semakin Kreatif
4. Berani ikut lomba blog
5. Wadah silatuhrami
Harapan di Tahun 2025
Nostalgia Menulis Ala Sinetron Bersama dengan Novelme
Lima Hal Seru Bersama Novelme
1. Pengakuan
2. Disiplin
3. Teman Baru
4. Kiat Menulis
5. Berpenghasilan
Kondisi Novelme Saat Ini
Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh
![]() |
| Ilustrasi Kesenian Debus dari Banten |
Aku berusaha menyisir rambut malam ini, sembari mengingat
sejenak tentang tetanggaku. Kenapa, kenapa harus tetanggaku dari semua tentang
ingatan yang ada episode kehidupan? Karena kak Kholi yang merupakan Pejuang
Pemburu Lomba sedang menyelesaikan naskah cerita pendeknya tentang
Banten.
Saat kutahu ia menuliskan daftar tulisan apa yang sedang
digarapnya hari ini. Aku merasa bisa ikut menyusulnya dikarenakan selama ini
hobiku berkelana dengan hal fiksi. Hanya saja, itu sudah lama sekali. Aku
bahkan sempat kehilangan cara bagaimana harus memulainya kembali. Itu fase yang
paling sulit setelah sekian lama tidak menulis kembali. Tidak ingin membuang
waktu, kupaksakan jariku untuk mengetikkan sesuatu hingga akhirnya terbentuk
paragraf tentang kisah yang bertemakan tentang Banten.
Hal yang kutahu dulunya tetanggaku merupakan orang Banten.
Tema yang digarap Kak Kholi kali ini sangat menarik. Katanya ia sudah cukup
memiliki banyak data untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah cerita pendek.
Sementara aku sudah demam duluan kalau urusan riset meriset di waktu yang
sangat sempit. Sebal, belum juga dimulai sudah kalah duluan.
Setelah kepikiran menulis artikel tentang pesona budaya
Indonesia, semakin besar pula rasa ingin tahuku tentang Budaya lainnya. Nggak
usah jauh-jauh, mulai dari tetangga yang dekat dulu. Budaya setiap orang
berbeda-beda. Hingga ingatanku menjejak pada tradisi di masa silam yang pernah
kutahu. Salah satunya debus.
"Sedang lihat apa Arumi?" tanya Mama penasaran.
Kedua bola matanya memantau layar gawaiku sore ini.
"Ini Ma debus," ucapku gamblang. Padahal dulunya
semasa kecil. Kalau ada atraksi debus, bukannya aku malah lari ya? Hanya
menikmati keheboan dari pengeras suara belaka. Soalnya kelihatannya seram
sekali. Adegan yang berdarah-darah itu membuatku tak berani mendekati sama
sekali.
Mama melihatnya dan aku penasaran dengan bagaimana prosesnya bisa seperti itu.
Apa hebatnya dengan debus? Debus juga pernah dimainkan di daerah kami. Jadi,
kupikir budaya yang seperti itu sepertinya berkeliling untuk memperkenalkan
budaya luar sebenarnya. Hanya saja, namanya anak-anak, "manalah
kutahu." Melihat, tanpa memahami dan mempraktikkan tanpa tahu bagaimana
resikonya.
"Ih, serem banget Arumi. Itu pakai endang loh makanya
bisa begitu. Kalau orang biasa saja bisa gawat."
Aku pun juga setuju mengangguk, beberapa kesenian yang serupa juga menggunakan
energi tak kasat mata dalam atraksinya. Makhluk yang tak kasat mata merasuki
diri, tapi apakah benar? Saking penasarannya aku mencari tahu asal-usul debus
yang ternyata berasal dari Banten. Banten? Oh, tetanggaku dulunya mah orang
Banten.
Ternyata, kesenian debus ini ada
sejak abab ke-16, pada masa pemerintahannya Maulana Hasanuddin dari
Banten. Tepatnya pada tahun 1532-1570 sebagai sarana dalam menyebarkan Agama
Islam. Yah, intinya untuk menjadi pemain debus juga harus melalui beragam
ritual. Bedanya mereka itu dengan mantra bahasa Arab seperti selawatan salah
satunya.
Masih penasaran dengan pelaku sang debus. Pencarianku di
aplikasi merah sampai pada sebuah judul video "Nyawa Taruhannya! Pengakuan
Pelaku Kesenian Debus". Sang Narasumber mulai bercerita pengalamannya
selama ini. "Saya tuh, sebelum terjun di dunia debus ya berguru sama Abah
dari satu gunung kemudian baca selawat. Setelah itu shalat Hajat."
Deg! Shalat Hajat? Seakan ada ingatan yang lain dalam benakku
yang tidak asing. Tentang malam-malam yang dulunya pernah kujalani, tapi ya
enggak minta yang aneh-aneh kok. Hanya saja, aku tuh enggak ada gurunya saja.
Enggak, enggak. Ingatan itu hanyalah masa lalu yang enggak ada maknanya sama
sekali. Yah, intinya kesenian Debus ini merupakan sebuah atraksi Ilmu kebal
saja.
Perjalanan ceritanya sangat menarik. Sayang sekali baterai
gawaiku sudah sekarat. Harus kuakhiri berselancar di dunia maya kali ini.
Mungkin sudah waktunya aku melanjutkan ceritaku yang belum usai. Tentang
tetanggaku yang kini sudah tidak tinggal lagi di sebelah rumahku. Rumah itu
sudah lama kosong dan aku selalu menunggu. Siapakah tetangga yang beruntung menjadi
tetanggaku. Katanya, jika ingin tinggal di suatu tempat. Maka perhatikan
tetangganya.
Aku percaya, tetangga adalah salah satu orang yang terdekat dengan kita.
Apalagi tetangga depan rumah. Salah satu penghuni rumah itu dulunya ada yang
sebaya denganku. Namanya Iqbal. Sejak kecil kami selalu bermain bersama.
Walaupun dia dan aku berbeda jenis kelamin.
"Ma, dulu Arumi tomboi ya?" tanyaku
mengklarifikasi.
"Enggak kok Arumi."
"Iyalah Ma. Potongan rambut Arumi aja pendek. Hobinya
manjat pohon lagi, terus main perang-perangan sama Iqbal." Mana bisa aku
melupakan masa-masa indah senyum bahagia. Eh, kok malah jadi mengikuti soundtrack lagu.
"Oh, yang dulu Mama sering jemputi kalau kamu enggak ada
di rumah saat hari Minggu. Sudah pastilah, ke mana lagi kalau bukan ke tetangga
sebelah."
"Ma, kenapa sih Mama sering banget bilangi tetangga itu Banten?"
Harusnya pertanyaan itu kujawab duluan di mana letaknya Banten itu.
"Memang tetangga kita itu orang Banten Arumi."
Aku ber-oh ria seketika. Banten yang dalam pikiranku
tempatnya sangat jauh sekali. Katanya Iqbal sudah pindah ke Banten sejak aku
menginjakkan usia dua belas tahun. Teman masa kecilku. Setahuku letak Banten
itu di Ujung Barat Pulau Jawa, Indonesia. Tiada harapan untuk bertemu
dengannya, itulah yang tersimpan dalam benakku. Ia sudah jauh sekali dari
pandanganku. Apalagi setelah yang punya rumah meninggal dunia. Terus disusul
juga anaknya. Rumah itu seakan memiliki misteri tersendiri. Entah mungkin
karena memang takdir dunia atau mungkin ada sesuatu yang janggal.
Aku menghela napas dan mengumpulkan energi malam ini. Kulihat
postingan populer minggu ini salah satunya adalah Batik Bantengan. Sebuah motif
Batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan dari Jawa Timur. Yah, mode
atraksi yang mengundang keramaian juga. Seingatku, sewaktu merisetnya. Aku juga
nggak bisa tidur memikirkan bagaimana bisa Kesenian ini diaplikasikan ke dalam
sebuah batik. Apalagi demam juga ikutan melanda sebelum memulainya. Lagi-lagi
ketakutan sebelum memulai selalu menjadi musuh alami bagi diriku sebagai
seorang penulis.
Setelah kucari lagi bentuk motifnya seperti apa. Aku terpukau
seketika. Wuah, ternyata begitu indah sekali. Padahal awalnya Kesenian
Bantengan ini juga kelihatan seram juga. Eh, kok bisa ya disulap menjadi sesuatu
yang lebih indah di pandangan mata dan bisa digunakan sebagai identitas lokal.
Apalagi setelah ia mampu membuatnya hingga ke kancah Internasional dan
menghasilkan pundi-pundi yang lumayan untuk menyejahterakan warga
setempat.
Penasaran dengan batik ini. Aku segera mengarahkan pencarian
ke sumber pencarian dengan kata kunci 'Motif Batik Banten'. Ternyata
karakteristiknya yang mode cerah gitu. Menurut ringkasan AI sendiri Batik
Banten kaya akan motif yang terinspirasi dari peninggalan Sejarah Kesultanan
Banten, seperti Pameranggen, Datulaya, dan Pasepen. Seketika pengetahuanku
semakin bertambah dan menarik perhatian menjadikan Sejarah ini sebagai kisah
yang patut dikombinasi dengan cerita masa kini. Yah, hitung-hitung menelusuri
sejarah lewat cerita.
"Ma, gimana kalau kesenian Debus ini jadi ide Batik
Banten. Pasti keren juga?"
Mama mengerutkan dahi. "Ada-ada aja dirimu Arumi. Batik itu kan ada
ragamnya sendiri. Masa buat-buat sendiri."
"Yeh, Mama nih. Kalau
berkreasi kan tanpa batas ya. Biasanya orang seni itu idenya memang di luar
parkiran. Eh, di luar dugaan maksudnya. Pameran kemarin aja yang cuma abstrak
doang bisa jadi terkenal. Soalnya kan setiap seni pasti punya pesannya sendiri
dalam menyampaikan makna."
"Biasanya tuh kan Arumi. Kalau yang ngusulin ide,
berarti dia sendiri yang bakalan mewujudkannya."
"Enggaklah Ma, enggak harus kok. Sekarang ini ada juga
kok yang kerjaannya tukang ngide. Terus yang laksanakan orang lain. Kalau
menunggu apa-apa bisa diwujudkan, yah entah sampai kapan. Soalnya keahlian
setiap orang itu beda-beda Ma," ucapku percaya diri. Tumben Mama asyik
diajakin ngobrol malam ini.
"Yah, kalau ada yang nampung itu bagus banget
Arumi."
"Begitulah Ma."
Baru-baru ini aku baru menyadari. Terkadang ada sebuah tempat
yang hanya menjadi sebuah julukan belaka. Kupikir, aku tidak akan pernah
menemukan Iqbal di masa depanku. Banten yang dimaksud adalah Jalan Banten.
Letaknya tidak jauh dari rumahku jika mengenakan sepeda motor. Sekitar dua
puluh menit dari rumah.
"Ma, ternyata Jalan Banten itu letaknya di Pasar 4
Helvetia. ya."
"Iya Arumi. Kok tahu?"
"Kan Arumi SMA-nya di daerah sana. Teman-teman
tinggalnya juga sekitaran sana."
Saat ini, setiap lewat ke arah sana. Aku selalu melirik dagangan keluarga Iqbal
yang berjualan Mie Balap. Kadang-kadang dia hadir di sana membantu kedua
orangtuanya. Sayang, sampai saat ini aku belum berani untuk menyapanya. Semoga
suatu hari nanti kami bisa saling menyapa kembali.
Glosarium
Endang : sebutan orang Jawa memiliki
makna panggilan roh
Serba-Serbi Drama Menulis
Kalau dilihat dari judulnya saja, sudah jelas banget ini namanya uji nyali kalau di saya. Alih-alih kebiasaan nulis bab novel setiap harinya, malah percobaan nulis cerpen di waktu yang mepet deadline. Pengalaman juga bukan sekali, tapi juga beberapa kali. Tulisan ini tuh awalnya memang diperuntukkan untuk mengikuti lomba cerpen yang diadakan di Pemerintahan kota Banten.

.jpg)








