Promt Gambar AI Generate dari Kemenkeulib

Promt AI Generate dari Kemenkeulib
Gambar 1. Promt Gambar AI Generate

Kamis ceria, waktunya upgrade diri. Sebisanya yang ditahu akhirnya saya memutuskan untuk menyimpannya di dalam web mana tahu. Sewaktu-waktu dibutuhkan. Penasaran dengan cara kerjanya, jangan lupa dicoba dan aplikasikan di AI kamu ya. 

Prompt Generator - ainusantara ImageFX Indonesia

Kemenkeulib Prompt Generator

Workshop AI Kementerian Keuangan 2025

Recap Oktober 2025 (Saat Konsisten, Tantangan Hadir)

Recap Oktober 2025 (Saat Konsisten, Tantangan  Hadir)
Gambar 1. Recap Oktober 2025

Oktober sudah lewat, waktunya mengevaluasi hasil kerja atau review-review tentang sepak terjang aktivitas di blog. Padahal semangat ngeblog itu sudah berapi-api. Eh, enggak tahunya ada tantangan yang hadir dalam kehidupan. Berasa sedang mengikuti adegan novel aja yang ada konfliknya. 

Sebelum cerita di waktu yang sempit dan mempet deadline  ini, saya menarik napas terdahulu. Berusaha menghidup oksigen sebanyak-banyak bia sampai ke otak. 

Trafik Blog Bulan Oktober 2025
Gmbar 2. Total Tayangan Blog Diary Harumpuspita di Bulan Oktober 2025

Tembus 14 Ribu Tayangan dalam Sebulan

Bagi saya, ini adalah sebuah pencapaian yang wuaw secara gitu dengan usaha yang nggak dar der dor amat di blog. Alias tanpa sharing di media sosial seperti biasa. Kalau dibilang bulan lalu tuh ya saya punya usaha buat promosiin ini lebih sering. Bulan ini, terpaksa ini dicut dulu karena ada hal yang enggak terduga. Pokoknya saya tuh nggak tahu kalau perjalanan itu ada lika-likunya. Persiapan buat di medan perang dalam menghadapi hal itu enggak ada. Hal yang ada saya terjebak dalam sakit kepala yang nyut-nyutan. 
Kecewa?
Kalau ngelihat data dan performa saya memang enggak begitu kecewa. Namun punya sisi kekecewaan yang lain terkait dengan kondisi diri yang awut-awutan. Sampai nih nanti mikir aja deh buat di pembahasan artikel sebelumnya tentang Sisi Tergelapnya Menjadi Penulis. Sekarang kita lanjut ke pembahasan berikutnya. 

Pertahanin Update Sebanyak 13 Artikel

Kalau di bulan lalu saya tuh bahagia sekali bisa update sebanyak itu. Kini ngerasa biasa saja karena udah mengalami fase hal itu. Era tengah gempuran kesibukan yang padat sekali dan menguji nyali untuk mengikutinya yah bisa dibilang enggak masalah sih. Namun berdampak yang ambyar abrakadabra gitu.
Recap Blog DIary Oktober Harumpuspits 2025
Gambar 3. Recap Blog Oktober 2025

Lomba Blog

  1. Menyusuri Warisan Budaya Indonesia Membatik BantenganAwalnya itu memang di lomba Astra gitu. Lagi pula memang tuh batas waktunya di bulan November. Nah, ini nih sebenarnya awal biang kerok. Waktu tersita. Secara gitu, risetnya pun bukan satu dua hari. Walaupun sudah dikasih kemudahan ya sama si coach Nadira, tetap saja saya mah sulit ngudengnya. Alhasil, masih juga bisa dituliskan walaupun dengan kondisi ala kadarnya. Eh, ternyata cepat juga dong di-acc sama si pihak Astra. Yah, lumayanlah.

Review Buku

  1. Mengenal Trillion Dollar Coach, Bill CampbellBacanya kapan, reviewnya juga kapan-kapan. Sudah biasa itu mah. Nama juga nggak tahu kapan yang tepat buat menuliskannya gimana. Yah, menurut komentar yang berdatangan sosok ini termasuk dikenal oleh banyak orang dan termasuk buku yang rekomendasi buat dibaca untuk para pemimpin. 

Review Film

  1. Review Film Yakin NikahNggak usah ditanya gimana ekspresi saya sewaktu menuliskan review film ini. Baca aja keseluruhan artikelnya, bakalan disuguhkan momen tergemesnya saya. Nah, karena ini merupakan film Bioskop yang baru tayang. Musti cepat-cepatan di-Up setelah nonton. Biar momen-momennya masih hangat gitu. Pokoknya thanks banget deh buat donatur saya si adek. 

Landing Page

  1. Novel: Kopi Anti GalauBiang kerok kedua yang ngebuat waktu saya habis di situ-situ aja ya ngebuat artikel ini. Ralat, sebelum buat promosi artikel ini. Saya tuh harus buat novel terbaru sebanyak 10 bab dulu di aplikasi KBM App baru beraniin buat promosi. Niatnya bisa tuntas menjelang deadline nanti. Eh, nggak tahulah ya bisa terkejar atau nggaknya. Soalnya kalau dilihat dari tinjauan masa kini, masa depan radar gelap gitu situasinya. 

Cerpen

  1. Pejuang Rupiah VS Ikan Pecah Perut. Nulisnya sudah pasti uji nyali kalau dalam prosesnya. Waktu yang mepet dan nggak jadi iikutkan lomba sudah pasti saya nih. Akhirnya dikeluarkan karena ya daripada enggak ada yang diunggah di artikel. Takut bersawang, dikeluarkan juga. Idenya jelas dari hari-hari yang dijalan. 
  2. Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh. Masih sama inilah ya, gara-gara nggak berhasil diikutkan kompetisi yang diadakan oleh Pemerintah. Sayang enggak ada yang baca, unggah saja di blog ini. Sebenarnya bisa saja sih mau dikirimkan ke media massa, tapi kok rasa malasnya itu yang kebanyakan. 

Event

  1. Harapan di Hari Blogger NasionalIni artikel itu sebenarnya enggak murni loh. Cuma kok kayaknya si judul ini emang benar-benar umum sekali. Nah, sewaktu tanggal 27 Oktober kemarin itu terpaksa diperbaruhi dong bar update ini. Jadi, usaha buat nulis ini tuh nggak banyak-banyak amatlah.
  2. Recap September 2025Berisikan tentang perjalanan nulis sebulan yang nembus 13 artikel terbaru dan pendapatan mendekati Seribu Rupiah di Adsense. Yah, lumayanlah. 
  3. Nostalgia Menulis Ala Sinetron di NovelmeArtikel ini tuh bisa keluar karena udah lama aja ternyata menjadi draft  di blog. Sayang nggak ada yang baca, relevansi kan saja dengan info terbaru saat ini yang kabarnya si Aplikasi sudah tidak ada lagi.
  4. Pejuang Blog AdsenseSebenarnya malu juga kalau mau bahas urusan penghasilan, tapi ya karena buat motivasi ke diri sendiri gaskan saja. Mana tahu benaran suatu hari nanti bisa tarik tunai benaran. 
Tips
  1. Cara Custom Tumbnail Biar Tampilan Lebih Ciamik. Artikel ini muncul karena pekara sewaktu submit karya di Astra harus ada Tumbnailnya. Nah, di situlah muter otak sembari nanya sama chat GPT hingga melipir ke YTnya aban-abang India memberikan tutorial dan Yap berhasil. 
  2. Perjalanan Rising Stars KBM. Sepertinya artikel ini adalah artikel yang bakalan sering diupdate sering dengan bertambahnya performa atau peningkatan dalam perjalanan menempuh penghasilan 5 juta. Yah, semoga saja bisa. 
  3. Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan. Artikel ini ditulis dengan cara mencicil. Yah, intinya balik ke personal gitu sih. 

Hal yang Bersangkutan

Recap Tulisan Diary Harumpuspita Oktober 2025
Gambar 4. Recap Tulisan
Bisa-bisanya menulis artikel ini moodnya auto berkurang karena dimarahi. Jadi ada tiga poin yang menjadi semuanya menjadi ambyar, satu si Astra, dua ikutan kompetensi Novel, dan yang ketiga adalah Projek nulis dadakan. Harusnya si yang dadakan itu nggak boleh ada, cuma saya aja yang nulisnya dadakan. Padahal sudah diberikan waktu sebulan loh dalam mengerjakannya. Terus yang lebih kacaunya itu disuruh buat blog baru lagi. Apa nggak bawaanya berasa diare mulu.Artikel saya tuh bertajuk tentang Kepul 

Kesimpulannya

Ternyata saya tuh masih belum siap dalam menghadapi ini semua. Main terjun saja, dan jadinya ntah gimana-gimana enggak karuan. Mari tarik napas dan tenang sedikit. 

Bedah Film Si Paling Aktor [Tontonan Wajib Pejuang Mimpi]

Poster si Paling Aktor
Gambar 1. Poster Si Paling Aktor

 

Setelah bergerumul ria dengan tugas yang numpuk dan bernapas pun hampir lupa. Seperti biasa adik saya ngajakin nonton yang sebelumnya kami tuh sudah ancang-ancang bakalan nontonnya di hari pertama. Harusnya di tanggal 30 yah. Eh, nggak tahunya di hari berikutnya, yaitu hari kedua. 

Kali ini saya sengaja buat judul artikelnya bedah dibandingkan alih-alih seperti biasa Review Film. Alasan utamanya karena saya benar-benar tertarik dengan film ini. Jadi, yah sekalian dibedah saja habis-habisan ala Diary Harumpuspita. 

Awal ngelihat dia tuh di poster kayak punya pesonanya sendiri. Secara saya tahu dia bermain peran di jodoh 3 Bujang. Itu actingnya keren. Kali ini dia sebagai tokoh utama kembali. 

Jujurly, antara trailer sama filmnya sendiri itu benar-benar nggak zonk. Walaupun di sini mau dibedah habis-habisan saya saranin tetap nonton bareng  orang-orang kesayangan kalian. 

SINOPSIS

Scene dimulai aksi pukul-pukulan, tapi gaya penceritaannya tuh langsung bilang bukan dari situ. Melainkan di fokus sewaktu dia masih kecil. Yah, sewaktu masih kecil dia itu menonton televisi kemudian menirukan peran dan disambut dengan ibunya. Ibunya sangat mendukung ia sekali akan bakatnya untuk menjadi seorang aktor.

Ketika dewasa, ia selalu mencoba ikutan casting dan lagi-lagi selalu menjadi pemain figuran. Bayangin aja sewaktu dia bermain peran yang sebagai tokoh figuran. Improvisasinya melebihi tokoh utama. Sehingga para sutradara paling males kalau sudah bekerja sama dengan dirinya. Ada aja gebrakannya, aktingnya totalitas dan ngebuat kawan mainnya itu pada kualahan. "Ya, aku ngelakuin itu sebagai persiapan aja, kalau sutradara menyuruhnya lebih."

Pada akhirnya, di sepak terjangnya ke sepuluh tahun. Orang yang mau rekomendasikan pun angkat tangan. Dia bilang ini kerja sama yang terakhir kalinya. 

Sedih, tentu saja iya. Padahal ibunya sudah mengeluarkan banyak uang dan menjual barang demi mendukung bakatnya dia. Bahkan sewaktu dia ngelamar kerjaan aja nggak jadi karena bela-belain ikutan casting.

 Ibunya nggak ngeluh, apapun yang terjadi ibunya tetap dukung. Nah di sini tuh momen-momen paling sedih bagi saya ,ekspresi dia sewaktu sedih di pangkuan ibunda dapat banget. 

Katanya kalau 10 tahun kita terjun di dunia itu, tapi tak kunjung meningkat. Maka gantilah ke profesi yang lain.

Alasan si Dia ini diacc sebagai tokoh figuran di film terakhirnya karena si Sutradara Tegas Julius udah disogok gitu pakai minuman sejenis Wine yang banyak. Yah, walaupun cuma dapat 3 scene doang lumayan. Nah di sini peran dia sebagai hantu tentara Jepang. Tahu nggak apa yang dia lakuin? Hanya demi menjadi tentara Jepang aja dia bela-belain riset 400 halaman tentang hantu Jepang. Nah, ketemu di sutradaranya Tegas Julius, "kurang itu, harusnya 800 halaman." Begitu ucapannya sembari memakan makanan rebusan yang katanya buat diet. Sementara si kameramen nyeletuk gini. "Ntar nanti siang juga beli cilok." Pada adegen sebelum ini pun ada juga ditampilkan si Tegas meletakkan hp di dadanya yang katanya resolusinya itu ngelibihin punya si kameramen. 

Kebetulan si Rachel nih datang sama pacarnya. Dia nyapa dari jauh. Eh, si Rachel pura-pura nggak tahu karena dia tuh kan secara udah didandani seperti hantu Jepang. Nggak berhenti buat mempersiapkannya, dia tuh mau aja digiring ke sana kemari hanya untuk mendalami perannya sebagai hantu. Sampai orang terakhir bilangnya begini. "Sebenarnya orang-orang pada males kerjasama sama elu. Ntar jadi lama yang tadinya bisa ngambil shoot-nya bentar." 

Scene berganti ke bapak-bapak dari Tiongkok sedang memberikan mandat kepada anak buahnya untuk mencuri si Kevin, pacarnya sih Rachel.

Anak buahnya kan datang nih ke tempat syuting itu. Lumayan banyaklah. Pada adegan ini tuh udah ada adegan kocaknya yang menterjemahin bahasa mereka pakai kamus. Emang di zaman ini masih ada ya pake kamus? Kocak amat bah. 

Teringatnya si Rachel kan memang selalu bersama dengan pacarnya. Sementara di ruang ganti, si dia nih ngelihat cermin habis ngilangin makeupnya dia dan Rachel datang langsung nyapa dia. Kirain si Rachel benar-benar lupa. Ternyata nggak ya, dia cuma nggak ngenalin aja sewaktu Gilang nyapa dia tadi. Nah di situlah mereka saling bercerita kalau Opera pertama dengan dirinya si Rachel langsung menjadi pemenang Piala Citra setelah dari situ. Sementara dirinya tetap bermain pemeran figuran. 

Lantas di manakah Kevin berada? Yap, dia tengah syuting di sebuah ruangan dan tentunya ada di Tegas Julius itu. Eh, nggak tahunya ada adegan yang nggak disangka. Sebuah penembakan terjadi dan Kevin dengan Sutradaranya diculik. 

Sementara anak buah yang lain melihat si Rachel bersama dengan seseorang dikiranya si Kevin. Jadi, mereka berdua wajahnya ditutupin dan diculik dimasukkan ke dalam mobil. Total, ada empat orang di dalam mobil.

Scene apa yang bikin kocak? Si Tegas Julius ini loh, momen-momen sakit perut yang kayaknya program diet dia berhasil kali ya. Satu mobil yang kena getahnya. Ah, pokoknya saksikan sendirilah.

Sampai di markas, nggak tahunya yang disuruh cuma si Kevin doang yang diculik. Yang lainnya enggak, jadi si Bapak Tiongkok itu nyuruh buat membunuh sisanya dengan bahasa Tiongkoklah pastinya. 

Momen mereka berempat diculik oleh orang-orang Tiongkok.
Gambar 2. Poster momen Si Paling Aktor diculik

Cerita seru dimulai di sini. Adegan aksi pun dimulai. Si tokoh utama ini bisa ngebela dirinya sendiri dan sambil bercerita kalau dia punya kemampuan itu karena ikutan casting figuran. Dia itu sampe ikutan les silat 3 bulan sebelum memerankan tokoh figuran di film-film sebelumnya.

Yah, bayangin aja waktu jadi barista aja di tokoh figuran aja sebelumnya dia tuh udah totalitas banget buatin kopi. Sementara sutradaranya ngamuk karena bukan itu yang dishoot. 

Termasuk kemampuannya dalam bahasa Mandarin padahal pemerannya hanya sebagai Zombie Hongkong. Dia bilang nggak mungkin dong dikasih tahu kalau dia itu tahu bahasa mereka. Yang ada nggak dapat informasi apa-apa. 

Singkat cerita, mereka bertiga berhasil menyelamatkan diri dan mengendarai mobil. Kemudian sang Sutradara melihat berita bahwa si penculik meminta tebusan untuk si Kevin. Barangsiapa yang berhasil menemukan mereka akan mendapatkan 1 Milyar. 

Gilang memberhentikan mobil dan menyuruh mereka ke kantor polisi. Sementara dia yang akan menyelamatkan si Kevin sembari bercerita tentang mimpi-mimpinya selama ini ingin membetulkan atap rumah yang bocor dan membawa ibunya pergi berhaji.

 Apakah mereka akan setuju? 

Tentu tidak. Mereka akhirnya sepakat untuk sama-sama menyelamatkan si Kevin. 

Lalu apakah mereka berhasil menyelamatkan si Kevin yang kini disekap di sebuah pabrik?

Jangan lupa nonton di bioskop kesayangan anda. Sebab keseruannya semakin berlanjut dengan kisah-kisah kocak mereka dalam melalui hal tersebut. Oh, iya ada satu lagi momen kocak si Tegas Julius bilang, "darah suci." Wuah, membuat saya bernostalgia akan Ganteng-Ganteng Srigala nih. 

Bedah Film Si Paling Aktor

1. Kesan Setelah Menonton Film ini 

Pesannya dapat, tawa ngakaknya lebih dapat lagi. Asli kebanyakan saya tertawa mulu selama di dalam bioskop sampai kulit pipi pada ketarik ke atas lebih ketat. Cemana ya, saya sempat bercerita di pertemuan bareng sutradara. Bahwasannya kelemahan seorang penulis itu ingin menampilkan sebanyak-banyaknya informasi di dalam filmnya itu sendiri. Makanya saya malahan mikir ini film bakalan ditonton ulang saking banyaknya informasi yang disampaikan dari pengalaman si tokoh utama yang hanya mendapatkan tokoh figuran doang.

2. Perpindahan Frame yang Ngebuat Ceritanya semakin Seru dan Humoris

Kalau sudah adegan aksi bawaannya pasti menegangkan sekali. Berbeda di film ini. Perpindahan frame yang jutsru ngebuat film aksinya tak menghilangkan ensensi humor natural. Asli, lucu banget di saya nih.  

3. Ceritanya Berbobot

Kalau dipikir-pikir pengetahuan si penulis ini tuh wawasannya luas banget ya. Sampe saya penasaran nih dengan cara dia mengendalikan si ular Cobra sewaktu di hutan. Ketika si Sutradara lagi boker pakai boxer warnanya hijau terang. Nanti kita cek kembali ya akan hal itu. 

4. Melibatkan warga setempat

Meskipun scene warga di sini tuh singkat. Setidaknya ada juga momen hangatnya selain daripada dari sang Ibu. Jadi, di film ini tuh nggak hanya kekocakan antara si tokoh utama, tetapi juga tokoh-tokoh pendamping lainnya.

5. Pesan Cerita

"Kesuksaan itu ketika kerja keras bertemu dengan peluang." Begitu pesan yang paling saya ingat dari si Gilang. Ketika dicaci dia enggak ciut, semangatnya terus-terusan 45 gitu. Beda nih sama saya, baru dikritisin saja ciutnya minta ampun. Eh, tapi sekarang enggak gitu deh. Terus ada lagi nih kalimat motivasi dari sang ibu. "Ingat ya Gilang, kamu itu adalah Pejuang, bukannya Pencundang." Wuah, benar-benar kalimat yang Powerful sekali ya untuk para lelaki. 

6. Adaptasi dari Novel Si Paling Aktor karya Adhitya Mulya

Mari kita bedah sedikit siapa di balik penulisan cerita si Paling Aktor ini, yaitu Adhitya Mulya. Ternyata dia sudah memulai kariernya sejak tahun 2001, ini menurut data 1 Maret 2025 di Podcastnya Reisa Broto Asmoro. Sudah menulis novel sebanyak 9 Judul, 2 buku nonfiksi, 4 Skrip layar lebar, dan 4 Skrip serial.

Hal yang Menjadi Pertanyaan Bagi Diary Sendiri sebagai Refleksi.

1. Gilang aja yang didukung ibunya selalu gagal apalagi saya? 

Sepuluh tahun Gilang berkiprah di dunia aktor itu pun didukung ibunya penuh. Eh, selalu gagal mulu. Apalagi saya toh yang sebenarnya orang tua nggak suka amat kalau saya nih menjadi penulis? Pernah suatu ketika saya punya azam ke diri sendiri. Kalau sampai 30 novel saya sudah selesai semua. Tapi saya nggak mendapatkan 10 juta dari hasill menulis. Kayaknya saya pensiun aja deh. Mungkin bukan di situ lumbung rezekinya. Duh, ciut amat ya. Apalagi setelah dipikir-pikir ini adalah tahun ke sembilan saya menjadi seorang penulis. Pertama kali mulai karier itu di tahun 2016. Itu berarti masih ada satu tahun lagi untuk ngebuktiin bisa nggak nih ya di sini.

2. Gilang itu walaupun gagal, dia selalu giat untuk belajar lebih banyak

Setelah dipikir-pikir malah semakin banyak deh buat refleksi diri sendiri. Ah, lihat cermin besar-besar dan flashback deh bahwa di masa lalu toh saya juga nggak belajar dari kesalahan. Kalau di Gilang ini tuh udah bener banget untuk belajar banyak hal hanya dari pemeran figuran belaka. Hanya saja, minusnya di satu, yaitu Karakternya dia yang suka banget komentar. Makanya buat orang tuh sampai malas. Jadi, yang perlu digarisbawahi di sini adalah ketika kepintaran, kegigihan, berbanding lurus dengan karakternya ilmu padi. 

INFORMASI FILM

Pemeran:

1. Jourdy Pranata sebagai Gilang

2. Kevin Julio sebagai sang Sutradara (Tegas Julius)

3. Beby Tsabina sebagai Rachel (orang yang selama ini Gilang sukai)

4. Kenny Austin sebagai Kevin (Pacarnya Rachel)

Produser: Manoj Punjabi

Sutradara: Ody. C Harahap

Penulis Skenario: M. Ali Ghifari, Ody C. Harahap, Aditya Mulya, Rino Sarjono

Genre: Aksi Komedi

Tanggal Tayang: 30 Oktober 2025

TRAILER

OOT

Oh, masih ingat film Sihir Pelakor? Nah, rumahnya si Gilang itu merupakan rumah yang sama di film  itu. 

Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan

Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan
Gambar 1. Labu Hallowen yang sedang diterpa kerinduan

Bila malam kupeluk bayang dirimu
Dalam tidur pun kau selalu kuimpikan 
Aku takut berteriak memanggilmu 
di tengah malam sunyi sendiri

Begitulah sebuah lirik dalam lagu yang kini bukan hanya sekedar kata, melainkan makna terdalam untuk orang di tengah kerinduan. Perihal membahas tentang kerinduan ini rasanya maju mundur cantik. Secara suami masih otw dipesan. Eh, kerinduan cukup hadir menerpa diri. Banyak jenis rindu memang dalam kehidupan ini. Rindu berjumpa dengan baginda nabi, rindu memakan makanan favorite, atau malah rindu dengan seseorang yang mampu membuat jantung ini berdebar-debar. 

Jujur, di antara semua kerinduan yang mengisi adalah kerinduan pada sesuatu yang mengendap di hati. Rindu adalah sebait doa yang tidak pernah dimengerti seraya berpikir apakah ia baik-baik saja? Namun yang pasti rindu itu hadir sebab ia ada di hati.

Tidak semua kerinduan berbuah pertemuan. Ada yang harus ditahan sedemikian rupa dan setiap kerinduan itu tiba, bait-bait aksara akan selalu berdatangan. Maka jatuh cintalah dengan seseorang, bila saling menemukan akan melahirkan anak-anak yang lucu. Namun jika tidak akan melahirkan kata-kata indah. Begitulah seharusnya yang diungkapkan oleh para penyair.

Enam Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan ala Diary Harumpuspita

Enam Cara Mengusir Kerinduan Ala Diary Harumpuspita
Gambar 2. Cara mengusir kerinduan

1. Kenali Kondisi Diri

Hal yang paling diperhatikan ketika rindu menerpa adalah kita sedang dalam kondisi yang bagaimana. Apakah sedang sibuk tidak ketulungan, rumah berantakan, atau malah bengong enggak karuan? Kalau ada yang bilang rindu itu datang karena enggak ada kerjaan. Enggak sepenuhnya benar. Sebab kerinduan seringkali datang tanpa aturan. Apalagi bagi orang baru saja jatuh hati dengan seseorang. Namun yang pasti rindu itu berpotensi membuat segalanya menjadi berantakan. Ingin melakukan sesuatu. Eh, malah kejebak dengan rindu itu sendiri yang pada akhirnya menjadi bergalau ria. Ini khusus rindu dengan si doi ya. 

2. Konversikan Menjadi Energi yang Lain

Seringkali saat rindu itu tiba, kita memiliki energi yang lain berpusat akan ia. Namun ternyata rindu itu bisa dialokasikan menjadi bentuk positif yang lain, seperti semangat untuk membersihkan rumah atau malah melakukan hobi yang lain. Belajar menata barang membuat kita merasa bahwa sesuatu yang berantakan bisa pelan-pelan ditata menjadi indah dan lebih rapih. Rindu yang seperti itu membuat kita belajar tentang arti kesabaran. 

3. Berkarya dengan Kerinduan

Seringkali seorang seniman mengalokasikan kerinduannya melalui sebuah karya. Seperti halnya seorang penyair yang akan menuliskan puisi-puisi indah, seorang pelukis yang akan mengabadikannya di dalam lukisannya, atau malah novelis yang memasukkannya ke dalam ceritanya. Seseorang yang berkarya dengan kerinduan itu seringkali memiliki makna dalam prosesnya. "Tahu nggak aku buat ini karena apa? Ya karena rindu kepadamu." Ouh, romantis sekali. Bahkan ada juga yang tadinya enggak kepikiran berkarya menjadi berkarya karena rindu melanda pada dirinya. 

4. Berdoa semakin khusyuk

Tak ada yang lebih indah dari sebuah kedekatan antara seorang hamba dengan Rabnya. Rindu mampu membuat yang tadinya berdoa dengan tergesa-gesa menjadi lebih lama dalam mengutarakan rasa. Hanya kepada-Nya rindu akan dilemparkan ke langit dan didengar oleh penduduk langit. Selain itu, bukankah kita akan menjadi berpahala karena berdoa? Biasanya kalau orang yang rindu itu selalu mendoakan yang baik-baik.

5. Bercerita dengan Orang yang dipercaya

Bercerita sering kali menjadi pengobat untuk hati yang rindu, tapi tidak bisa disampaikan. Pastikan orang itu adalah orang yang kita percayai. Entah itu salah satu anggota keluarga kita ataupun sahabat dekat. Orang-orang yang pengertian selalu memiliki cara tersendiri dalam mengalokasi kerinduan. Entah itu diajak ke suatu tempat untuk mengusir kerinduan atau melakukan hal-hal kocak lainnya yang tak pernah terlintas di dalam pikiran.

6. Sampaikan kepada orangnya secara langsung

Pengobat paling manjur biasanya dengan mengatakannya secara langsung. Rindu yang tadinya datang, bisa saja datangnya hanya sebentar. Walaupun kerinduan tidak bisa langsung terobati karena tidak memungkinkan bertemu. Setidaknya orangnya tahu bahwa kita tengah merindukannya. Ingat ya, dia itu bukan cenayang yang tahu siapa tengah merindukannya. 

Kesimpulan

Rindu itu selalu menjadi momentum yang unik dan datang di saat yang tak disangka-sangka. Maka alokasikan kerinduan itu menjadi sesuatu yang lebih bermakna dibandingkan alih-alih bergalau ria. 

Harapan di Hari Blogger Nasional

Tahun 2020

Ah, rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menulis di blog lagi. Padahal dulu di awal-awal ketika akhir tahun 2019 hingga memiliki top level domain pun lumayan rajinlah. Eh, ketika sudah top level domain malah malas-malasan. Weleh, skip dulu ya kan.

Mari kita lanjut pembahasan tentang masa depan. Heseh, iya nih. Saya lebih suka merancang masa depan yang gemilang di masa sekarang. Sedangkan masa lalu itu bisa dijadikan pelajaran. Yah, anggap sajalah semuanya memang sudah berlalu. Meskipun kenangan itu sayang bila dilupakan, heseh. 

Tahu enggak sih kalau tanggal 27 Oktober itu diperingati sebagai Hari Blogger Nasional? Nah, hari spesial ini ada sejak tahun 2007. Ketika itu pertama kali dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Harapannya blog bisa menjadi manfaat bagi orang banyak. 

Berbicara perihal manfaat, saat ini saya ingin maju di depan untuk memperjuangkannya. Ya, walaupun dulunya blog merupakan ajang curhatan belaka dan enggak kepikiran bisa bermanfaat bagi orang banyak. Ternyata setelah ditelusuri lagi lebih nyaman dan mengasyikkan. Apalagi sesama blogger saling mendukung. Rasanya ya seperti mendapatkan jackpot gitu. Apalagi bisa mengelolanya secara mandiri. 

Meskipun tanggal pengunggahan cuap-cuap ini tidak bertepatan tanggal 27 Oktober. Bagi saya, hari blogger ini setiap hari. Kapan pun dan di mana pun saya bisa kok menulis blog. Ya tergantung dengan situasi dan kondisi. Palingan perayaannya hanya tanggal 27. Ternyata ada juga kok yang ngucapin, "Selamat hari blogger Nasional." Ah, rasanya menyejukkan sekali. #Jlep. 

Kalau membahas perihal harapan. Setiap orang pasti memiliki harapan di masa depan menjadi lebih baik lagi. Begitu pula saya yang tidak ingin ketinggalan. Hanya saja, harapan di sini memang harus dispesifikkan lagi supaya mudah digapai. Ya, ini seumpama dengan kata sukses. "Semoga sukses ya." Padahal konsep 'sukses' di sini itu ya luas. Sukses menjalankan misi bangun pagi misalnya. Maka ada beberapa kesuksesan yang ingin saya capai untuk ke depannya. 

1. Blog sebagai wadah ternyaman

Bagi saya, blog merupakan rumah saya sendiri. Ya iya dong, kan pemiliknya saya sendiri nih. Hehe, mana tahu kan ada juga yang mau menjadi pengurus rumah saya jika saya sedang sibuk. #plak
Oke kembali ke laptop. 
Ada beberapa alasan kenapa saya mengambil nama Diary Harumpuspita. "Kok enggak Henny saja sih? Kan lebih gampang dapat followersnya. Lagian kalau disebut Harum orang lain malah enggak kenal." 
Saya pun awalnya juga berpikir seperti orang itu. Enggak banyak orang yang tahu tentang Diary Harumpuspita selain di kalangan para penulis. Apalagi penulis lainnya juga sering manggil saya Harum. 
Ya, pertama-tama saya terinspirasi dengan nama panggilan dulu selama SMA. Guru biologi saya waktu itu manggil saya dengan sebutan Henny Puspita Sari harum mewangi sepanjang hari. Seketika saya langsung auto senang dong. Langka banget ada yang mau memuji seperti itu. Ya, walaupun kebetulan nama saya mirip dengan nama orang terdekatnya. Makanya saya dipanggil begitu kadang-kadang. 

Nah, yang kedua faktor dorongang lingkungan juga sih. Ketika saya memiliki keinginan menulis. Namun tidak ada yang mendukung. "Ngapain nulis? Emang mau makan apa dari nulis?" 
Kebetulan saya orangnya memang suka rajin jika menyangkut tentang belajar. Saya tidak ingin menjadi orang yang hanya sekadar rajin saja, tetapi juga ingin memberi kenyamanan bagi orang lain. 
Harum itu identik dengan kenyamanan. Siapa sih yang enggak suka dengan harumnya sesuatu? Bahkan bunga yang harum pun banyak penggemarnya. 
Sedangkan nama Puspita ini saya ambil untuk mengingatkan saya pada saudara saya. Abang saya nama belakangnya Puspito, adiknyanya saya nama belakangnya juga Puspita. Ya, sekalian saja mengharumkan keluarga. Harapannya blog ini bisa menjadi tempat ternyaman untuk disinggahi. Banyak orang yang mengunjunginya dan bermanfaat bagi orang lain. 

2. Rajin posting

Rajin nulis, tetapi enggak rajin posting. Saya juga termasuk di dalamnya. Akhirnya, terlalu banyak draf dan saya bingung melanjutkannya. Sepenggal-penggal mulu. Ketika dilanjutkan tidak relevan dengan suasana hati. Ya, parahnya hanya sekadar judul doang di draf. Kalau rajin posting otomatis tulisan harus selesai ya kan. Harapannya saya ingin membangun kembali kejayaan di masa lalu. Minimal seminggu sekali buat konten, bertahap hingga posting setiap hari. Minimal-minimal berani posting deh. 

3. Semakin Kreatif

Adakalanya, blog akan semakin ciamik jika dilengkapi dengan kode-kode. Seperti blog para senior lainnya. Banyak juga deh yang ingin saya pelajari. Infografis yang memudahkan pembaca juga oke. Rasanya perlu banyak waktu untuk memahami dan mempelajari itu semuanya. Namun akan mengasyikkan jika memang sudah memiliki keinginan dalam diri. Selagi punya keinginan kenapa enggak?


4. Berani ikut lomba blog

Biasanya yang membuat ramai blog salah satunya adalah ikut lomba blog. Kalau para blog senior lainnya biasanya sih kerjasama dengan bisnis lainnya. Kalau saya yang pemula ini sepertinya belajar rajin ikut lomba aja dulu. Mana tahu kan bisa terbiasa mengulas sesuatu dengan kreatif ke depannya. 
Terus dikenal orang dan mendapatkan tawaran kerjasama deh. Insyaa Allah. 
Kalau ikut lomba ini kadang yang membuat gregetan. Bisa nggak ya, mampu nggak ya menyelesaikan tulisan dengan baik. 

5. Wadah silatuhrami

Silatuhrami identik dengan mengunjungi. Jika memungkinkan, saya juga ingin nih rajin blog walking ke blog lainnya. Mengisi kehidupan tulisan blog yang terposting dan menambah pengetahuan seiring berjalannya waktu. Bagi penulis, kehadiran pembaca yang meninggalkan jejak berupa komenan walaupun hanya sekadar bertanya merupakan suatu hal yang berharga. Terkadang bisa menjadi tolak ukur kualitas blog. Saya berharap ke depannya memiliki waktu yang luang sehingga bisa main-main ke blog lainnya. Yah, namanya juga kehidupan. Kadang kesibukannya tidak bisa ditentukan. Namun biasanya kalau orang yang sudah terniat banget. Apa pun pasti diusahakan.

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga luahan hati saya tentang blog kali ini. Yeay, setelah sekian lama vakum dari menulis dengan dalih entah apa-apa.  Saya bersyukur bisa tergerak hati untuk memperjuangkan tulisan kembali.

Kalau ada yang nanya, selama pandemi ini ngapain saja sih? Saya bingung sebenarnya ingin mengatakan apa. Soalnya saya malah enggak produktif. Kebanyakan galau bin pusing. Kalau keluar rumah sih iya juga. Palingan kalau ada keperluan, sedangkan keperluannya ngerjain skripsi bareng teman atau belajar hal lainnya. 

Itu saja deh. 

Salam Rindu
Harumpuspita

Harapan di Tahun 2025

Katanya, selagi kita punya harapan dalam hidup. Maka hidup kita akan baik-baik saja. Begitulah, saking pentingnya keberartian sebuah harapan. 
Tak terasa ya, dulu postingan yang awal di tahun 2020. Kini sudah beranjak lima tahun saja. Dulu yang masih amatir, sekarang sudah menjadi profesional aja. Ada banyak perubahan yang datang silih berganti. Termasuk dengan teknologi itu sendiri. 
Harapannya di tahun ini hanya satu di dunia perbloggingan, yaitu Jangan Berhenti menulis dan berkarya. 









































Nostalgia Menulis Ala Sinetron Bersama dengan Novelme

Pernah nggak terpikirkan untuk menulis skenario yang episodenya sampai ratusan? Persamaan yang sering dilihat dalam bentuk nyatanya adalah sinetron. Kalau saya menyebutnya dengan istilah dengan kejar tayang. Tapi tenang, kali ini saya enggak akan membahas bagaimana membuat sinetron yang membutuhkan banyak waktu dan biaya dalam pembuatannya. Hanya penulisnya saja.

Sebenarnya penulis ini banyak istilahnya. Ada yang lagi mood kalau lagi nulis. Ada pula yang setiap kondisi bisa menulis. Pokoknya macam-macam deh. Tergantung versi masing-masing. Kalau sudah masuk dalam posisi bisa menulis dalam setiap kondisi, itu berarti penulis tersebut merupakan kategori penulis profesional. Tapi begitulah kalau yang sudah namanya pekerjaan. Siap atau tidaknya masalah hati sewaktu menulis. Tulisan wajib selesai. Ini pun juga berlaku untuk segala pekerjaan dan kewajiban.

Sebelum rajin menulis blog saat ini. Dulunya saya rajin menulis yang bernuansa puisi, cerpen, dan novel. Tapi enggak terkenal. Hehe …. Jadi kalau melewatkan kesempatan yang berhubungan dengan perihal itu. Rasanya rugi sekali. Apalagi novel yang membuat saya tertantang untuk menjadi apa saja. Ya, kalau hanya asal menulis saja mah gampang. Tapi untuk membuat sebuah novel yang bagus sesuai dengan versi saya malah enggak mudah. Sama seperti dengan karya tulis ilmiah. Perlu riset mendalam. Terutama psikologi.

Novel adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan sebuah kisah seseorang. Jumlah kata yang dituliskan lebih dari 35.000 kata. Jadi kalau misalnya buku diary yang ditulis sudah mencapai segitu bisalah dijadikan novel.

Sebenarnya saya sudah mengetahui informasi menulis novel di novelme dari menjelang bulan-bulan akhir tahun 2020. Hanya saja baru bisa menyempatkan menulisnya sekarang (artikel ini pertama kali di-up tahun 2021). Oke, kembali ke laptop.

Waktu itu saya sedang asyik stalking ke beberapa akun penulis lainnya di Instagram. Hingga akhirnya saya menemukan akun resminya Novelme. Saya juga turut likes di beberapa postingan. Beberapa hari kemudian admin novelme japri melalui DM di Instagram dan menawarkan saya untuk menulis di sana. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya hingga rasanya ingin jingkrak-jingkrak setelah mengetahui menulis bisa menghasilkan duit. Tapi itu masih hayalan sepertinya. Kalau ada kabar baiknya segera kabari deh. Mana tahu kan bisa diundang sebagai pengisi materi kisah sukses. #masihmenghayal.

Novelme adalah sebuah platform aplikasi karya DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD yang menyediakan tempat untuk menulis maupun membaca. Novelme ini bisa didownload  di playstore. Genre tulisan bermacam-macam. Ada Fantasi, Roman, Fiksi Ilmiah, Action, Petualangan, Horor, Non Fiksi, Fanfiction, Fiksi Remaja, Fiksi Pria, hingga Ekslusif. Pembaca bisa menikmati novel tersebut dengan membacanya di aplikasi. Sedangkan penulisnya bisa mengirimkan karyanya lewat websitenya.

Platform ini meyakinkan para penulisnya untuk menghasilkan monestasi sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku yang bisa dilihat pada website resminya. Selain itu juga bisa diikutkan kompetisi Next Top Writer. Saat ini (Desember 2021) sudah masuk ke dalam masa Next Top Writer Season 4. Jika dibandingkan dengan peraturan kompetisi season sebelumnya. Saya lebih suka yang sekarang. Sehingga membuat tulisan jauh lebih berkualitas meskipun target akhirnya adalah 300.000 kata. Wuah, jumlah kata yang fenomenal menurut saya. 

Sebelum mendaftar sebagai penulis, saya diarahkan untuk melengkapi kelengkapan data diri. Mulai dari e-mail hingga swa foto. Novelme menjamin keamanan data para penulisnya. Pengalaman berharga saya adalah ketika menandatangi sebuah kontrak sebagai penulis di sana setelah mengirimkan beberapa bab. Hal ini membuat saya yakin bahwa menulis novel dengan karya yang saya daftarkan merupakan sebuah pekerjaan. Ada banyak hal-hal seru lainnya yang saya dapatkan selama menjadi penulis di sana.
5 Hal Seru Menjadi Penulis Novelme

Lima Hal Seru Bersama Novelme

Selama menjadi penulis Novelme, pasti ada hal seru di sana, yuks simak sampai habis ya.

1. Pengakuan

Menjadi seorang novelis dan diakui beberapa orang merupakan suatu kebanggan dalam diri. Kalau saya bilang sih harganya tidak terhingga. Itu merupakan suatu dukungan untuk menyemangati saya menjadi seorang penulis yang berkualitas. Ya, akhirnya setelah sekian lama saya didukung oleh orang-orang terdekat saya. Novelme berbaik hati mengundang saya menjadi seorang penulis di platformnya. 

2. Disiplin

Tulisan kejar tayang yang sempat saya targetkan nyaris berhasil dengan menuliskan minimal 1000 kata perhari selama tiga puluh hari. Itu berarti saya wajib menyisihkan waktu sekurang-kurangnya satu jam untuk menulis. Itu pada saat saya kebanyakan ide dan jari tidak sempat berhenti untuk mengetik. Yah, namanya semakin lama terbiasa. Tapi kalau yang tidak terbiasa ini malah membutuhkan waktu 3-5 jam lamanya. Jika memang sangat diniatkan. Kalau enggak niat ini malah berhari-hari enggak kelar. Pada saat Next Top Writer saya nyaris menuliskan 25.000 kata selama sebulan.

3. Teman Baru

Nah, ini nih serunya. Saya bisa mengenal para penulis lainnya dari berbagai kalangan dengan masuk ke dalam grupWhatsApp Novelme setelah mengonfirmasi pada adminnya. Banyak di antara mereka yang mendapatkan kisah suksesnya selama di novelme dan membagikan pula pengalaman tersebut. Keuntungan dari adanya teman sesama penulis ini adalah saling memotivasi dan menguatkan. Jika ada kedapatan tulisan kita diambil orang lain. Mereka yang akan duluan membela dan bahu membahu memperjuangkan hak kepemilikan atas karya kita dengan cara bantu report

4. Kiat Menulis

Setiap pekan Novelme selalu memberikan kiat menulis ke penulis lainnya yang ada di grub. Bisa dibilang kajian rutin. Mulai dari menentukan ide hingga trik penulisan yang menarik. Kita bisa berdiskusi santuy di mana pun dan kapan pun. Mereka sangat ramah dan menyenangkan saat diajak diskusi. 


5. Berpenghasilan

Kalau sudah mendengar kata berpenghasilan ini yang menyenangkan. Selain menghasilkan sebuah karya yang membuat kita terkenal. Keuntungan lainnya adalah mendapatkan duit. Sebenarnya agak sensitif sih jika menguraikan perihal ini. Kalau bisa dirahasiakan hehe. Kadang menjadi kejutan juga nih bagi penulis. Ada penghasilan dari bab berbayar, ada bonus dari keaktifan, pilihan editor, dan lain sebagainya. Banyak kejutan tak terduga. Kalau dilihat dari posternya saja sudah membuat hati tertarik. Total hadiahnya mencapai 150.000.000++. Siapa tahu bisa bayar uang kuliah dari menulis. Hehe.

ChemisPhy


Saat mendalami hal itu rasanya menyenangkan sekali. Bisa membuat diri saya dan orang lain tersenyum. Saya mengambil tema Fiksi Ilmiah di sana dengan judul ChemisPhy. Kisah seorang gadis yang sedang terperangkap dalam dunia lain ketika terbangun dari tidurnya. Ia merasa kembali pada masa lalu namun waktu yang sedang berlangsung justru bukan di abadnya. Orang-orang yang ia temui juga tidak jauh berbeda dari kehidupan nyata. Ia merasa sekelilingnya terasa asing dan banyak misteri lainnya yang masih membuat dirinya penasaran.

Saat ini (Desember 2021) saya sudah menuliskannya sudah mencapai 60.000 kata. Kalau di dalam word saya yang ukuran kertas A4 sudah mencapai 200 halaman lebih. Jadi ibaratnya kalau berhasil menulis hingga 300.000 halaman bisa mencapai 1000 halaman. Auto keriting jari. Nah, kebetulan di Naskah ini saya stuck di bab 100 pada waktu itu.

Bisa menuliskan novel bagi saya adalah suatu hal yang menyenangkan. Saya bisa belajar menjadi seseorang berdasarkan karakter yang saya tulis. Termasuk memanfaatkan sekeliling sebagai inspirasi dalam menulis. Ya, hati-hati dengan para penulis. Bisa jadi orang-orang terdekatnya akan menjadi abadi dalam karyanya. Sampai di sini saja pembahasan tentang Novelme kali ini. 

Kondisi Novelme Saat Ini

Saat ini (2025) Novelme sudah tidak ada lagi dikarenakan sudah bangkrut. Walaupun begitu, Novelme menjadi sebuah kisah yang paling berharga bagi saya. Selain itu, kisah lainnya ada juga teman saya yang ketemu jodohnya karena jadi penulis Novelme. Kalau saya mah, ketemu jodohnya jalur lain. Heheh, kapan-kapan saya bakalan cerita ya kalau sudah akad beneran. Biar nggak jadi kabar burung mulu. 

Namun yang jelas, saya sempat kecewa di Novelme karena enggak dibayar pada waktu itu tahun 2022 sebelum akhirnya bangkrut di tahun 2023, ya akhirnya memilih cau dari sana. Kemudian melanglang entah ke mana yang pada akhirnya saya memutuskan untuk tetap setia menjadi penulis KBM App

Sampai di sini tentang Novelme kali ini, yang mau diskusi jangan lupa tulis di kolom komentar ya. Sampai juma di artikel selanjutnya. 



Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh

Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh
Ilustrasi Kesenian Debus dari Banten

Aku berusaha menyisir rambut malam ini, sembari mengingat sejenak tentang tetanggaku. Kenapa, kenapa harus tetanggaku dari semua tentang ingatan yang ada episode kehidupan? Karena kak Kholi yang merupakan Pejuang Pemburu Lomba sedang menyelesaikan naskah cerita pendeknya tentang Banten. 

Saat kutahu ia menuliskan daftar tulisan apa yang sedang digarapnya hari ini. Aku merasa bisa ikut menyusulnya dikarenakan selama ini hobiku berkelana dengan hal fiksi. Hanya saja, itu sudah lama sekali. Aku bahkan sempat kehilangan cara bagaimana harus memulainya kembali. Itu fase yang paling sulit setelah sekian lama tidak menulis kembali. Tidak ingin membuang waktu, kupaksakan jariku untuk mengetikkan sesuatu hingga akhirnya terbentuk paragraf tentang kisah yang bertemakan tentang Banten.

Hal yang kutahu dulunya tetanggaku merupakan orang Banten. Tema yang digarap Kak Kholi kali ini sangat menarik. Katanya ia sudah cukup memiliki banyak data untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah cerita pendek. Sementara aku sudah demam duluan kalau urusan riset meriset di waktu yang sangat sempit. Sebal, belum juga dimulai sudah kalah duluan. 

Setelah kepikiran menulis artikel tentang pesona budaya Indonesia, semakin besar pula rasa ingin tahuku tentang Budaya lainnya. Nggak usah jauh-jauh, mulai dari tetangga yang dekat dulu.  Budaya setiap orang berbeda-beda. Hingga ingatanku menjejak pada tradisi di masa silam yang pernah kutahu. Salah satunya debus.

"Sedang lihat apa Arumi?" tanya Mama penasaran. Kedua bola matanya memantau layar gawaiku sore ini.

"Ini Ma debus," ucapku gamblang. Padahal dulunya semasa kecil. Kalau ada atraksi debus, bukannya aku malah lari ya? Hanya menikmati keheboan dari pengeras suara belaka. Soalnya kelihatannya seram sekali. Adegan yang berdarah-darah itu membuatku tak berani mendekati sama sekali. 
Mama melihatnya dan aku penasaran dengan bagaimana prosesnya bisa seperti itu. Apa hebatnya dengan debus? Debus juga pernah dimainkan di daerah kami. Jadi, kupikir budaya yang seperti itu sepertinya berkeliling untuk memperkenalkan budaya luar sebenarnya. Hanya saja, namanya anak-anak, "manalah kutahu." Melihat, tanpa memahami dan mempraktikkan tanpa tahu bagaimana resikonya. 
"Ih, serem banget Arumi. Itu pakai endang loh makanya bisa begitu. Kalau orang biasa saja bisa gawat."
Aku pun juga setuju mengangguk, beberapa kesenian yang serupa juga menggunakan energi tak kasat mata dalam atraksinya. Makhluk yang tak kasat mata merasuki diri, tapi apakah benar? Saking penasarannya aku mencari tahu asal-usul debus yang ternyata berasal dari Banten. Banten? Oh, tetanggaku dulunya mah orang Banten.

Ternyata, kesenian debus ini ada sejak abab ke-16, pada masa pemerintahannya Maulana Hasanuddin dari Banten. Tepatnya pada tahun 1532-1570 sebagai sarana dalam menyebarkan Agama Islam. Yah, intinya untuk menjadi pemain debus juga harus melalui beragam ritual. Bedanya mereka itu dengan mantra bahasa Arab seperti selawatan salah satunya. 

Masih penasaran dengan pelaku sang debus. Pencarianku di aplikasi merah sampai pada sebuah judul video "Nyawa Taruhannya! Pengakuan Pelaku Kesenian Debus". Sang Narasumber mulai bercerita pengalamannya selama ini. "Saya tuh, sebelum terjun di dunia debus ya berguru sama Abah dari satu gunung kemudian baca selawat. Setelah itu shalat Hajat."

Deg! Shalat Hajat? Seakan ada ingatan yang lain dalam benakku yang tidak asing. Tentang malam-malam yang dulunya pernah kujalani, tapi ya enggak minta yang aneh-aneh kok. Hanya saja, aku tuh enggak ada gurunya saja. Enggak, enggak. Ingatan itu hanyalah masa lalu yang enggak ada maknanya sama sekali. Yah, intinya kesenian Debus ini merupakan sebuah atraksi Ilmu kebal saja.

Perjalanan ceritanya sangat menarik. Sayang sekali baterai gawaiku sudah sekarat. Harus kuakhiri berselancar di dunia maya kali ini. Mungkin sudah waktunya aku melanjutkan ceritaku yang belum usai. Tentang tetanggaku yang kini sudah tidak tinggal lagi di sebelah rumahku. Rumah itu sudah lama kosong dan aku selalu menunggu. Siapakah tetangga yang beruntung menjadi tetanggaku. Katanya, jika ingin tinggal di suatu tempat. Maka perhatikan tetangganya.  
Aku percaya, tetangga adalah salah satu orang yang terdekat dengan kita. Apalagi tetangga depan rumah. Salah satu penghuni rumah itu dulunya ada yang sebaya denganku. Namanya Iqbal. Sejak kecil kami selalu bermain bersama. Walaupun dia dan aku berbeda jenis kelamin. 

"Ma, dulu Arumi tomboi ya?" tanyaku mengklarifikasi. 

"Enggak kok Arumi."

"Iyalah Ma. Potongan rambut Arumi aja pendek. Hobinya manjat pohon lagi, terus main perang-perangan sama Iqbal." Mana bisa aku melupakan masa-masa indah senyum bahagia. Eh, kok malah jadi mengikuti soundtrack lagu. 

"Oh, yang dulu Mama sering jemputi kalau kamu enggak ada di rumah saat hari Minggu. Sudah pastilah, ke mana lagi kalau bukan ke tetangga sebelah."
"Ma, kenapa sih Mama sering banget bilangi tetangga itu Banten?" Harusnya pertanyaan itu kujawab duluan di mana letaknya Banten itu. 

"Memang tetangga kita itu orang Banten Arumi."

Aku ber-oh ria seketika. Banten yang dalam pikiranku tempatnya sangat jauh sekali. Katanya Iqbal sudah pindah ke Banten sejak aku menginjakkan usia dua belas tahun. Teman masa kecilku. Setahuku letak Banten itu di Ujung Barat Pulau Jawa, Indonesia. Tiada harapan untuk bertemu dengannya, itulah yang tersimpan dalam benakku. Ia sudah jauh sekali dari pandanganku. Apalagi setelah yang punya rumah meninggal dunia. Terus disusul juga anaknya. Rumah itu seakan memiliki misteri tersendiri. Entah mungkin karena memang takdir dunia atau mungkin ada sesuatu yang janggal.

Aku menghela napas dan mengumpulkan energi malam ini. Kulihat postingan populer minggu ini salah satunya adalah Batik Bantengan. Sebuah motif Batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan dari Jawa Timur. Yah, mode atraksi yang mengundang keramaian juga. Seingatku, sewaktu merisetnya. Aku juga nggak bisa tidur memikirkan bagaimana bisa Kesenian ini diaplikasikan ke dalam sebuah batik. Apalagi demam juga ikutan melanda sebelum memulainya. Lagi-lagi ketakutan sebelum memulai selalu menjadi musuh alami bagi diriku sebagai seorang penulis. 

Setelah kucari lagi bentuk motifnya seperti apa. Aku terpukau seketika. Wuah, ternyata begitu indah sekali. Padahal awalnya Kesenian Bantengan ini juga kelihatan seram juga. Eh, kok bisa ya disulap menjadi sesuatu yang lebih indah di pandangan mata dan bisa digunakan sebagai identitas lokal. Apalagi setelah ia mampu membuatnya hingga ke kancah Internasional dan menghasilkan pundi-pundi yang lumayan untuk menyejahterakan warga setempat. 

Penasaran dengan batik ini. Aku segera mengarahkan pencarian ke sumber pencarian dengan kata kunci 'Motif Batik Banten'. Ternyata karakteristiknya yang mode cerah gitu. Menurut ringkasan AI sendiri Batik Banten kaya akan motif yang terinspirasi dari peninggalan Sejarah Kesultanan Banten, seperti Pameranggen, Datulaya, dan Pasepen. Seketika pengetahuanku semakin bertambah dan menarik perhatian menjadikan Sejarah ini sebagai kisah yang patut dikombinasi dengan cerita masa kini. Yah, hitung-hitung menelusuri sejarah lewat cerita.

"Ma, gimana kalau kesenian Debus ini jadi ide Batik Banten. Pasti keren juga?"
Mama mengerutkan dahi. "Ada-ada aja dirimu Arumi. Batik itu kan ada ragamnya sendiri. Masa buat-buat sendiri." 

"Yeh, Mama nih. Kalau berkreasi kan tanpa batas ya. Biasanya orang seni itu idenya memang di luar parkiran. Eh, di luar dugaan maksudnya. Pameran kemarin aja yang cuma abstrak doang bisa jadi terkenal. Soalnya kan setiap seni pasti punya pesannya sendiri dalam menyampaikan makna."

"Biasanya tuh kan Arumi. Kalau yang ngusulin ide, berarti dia sendiri yang bakalan mewujudkannya."

"Enggaklah Ma, enggak harus kok. Sekarang ini ada juga kok yang kerjaannya tukang ngide. Terus yang laksanakan orang lain. Kalau menunggu apa-apa bisa diwujudkan, yah entah sampai kapan. Soalnya keahlian setiap orang itu beda-beda Ma," ucapku percaya diri. Tumben Mama asyik diajakin ngobrol malam ini. 

"Yah, kalau ada yang nampung itu bagus banget Arumi."

"Begitulah Ma."

Baru-baru ini aku baru menyadari. Terkadang ada sebuah tempat yang hanya menjadi sebuah julukan belaka. Kupikir, aku tidak akan pernah menemukan Iqbal di masa depanku. Banten yang dimaksud adalah Jalan Banten. Letaknya tidak jauh dari rumahku jika mengenakan sepeda motor. Sekitar dua puluh menit dari rumah. 

"Ma, ternyata Jalan Banten itu letaknya di Pasar 4 Helvetia. ya."

"Iya Arumi. Kok tahu?"

"Kan Arumi SMA-nya di daerah sana. Teman-teman tinggalnya juga sekitaran sana."
Saat ini, setiap lewat ke arah sana. Aku selalu melirik dagangan keluarga Iqbal yang berjualan Mie Balap. Kadang-kadang dia hadir di sana membantu kedua orangtuanya. Sayang, sampai saat ini aku belum berani untuk menyapanya. Semoga suatu hari nanti kami bisa saling menyapa kembali. 


Glosarium 

Endang : sebutan orang Jawa memiliki makna panggilan roh

Serba-Serbi Drama Menulis

Kalau dilihat dari judulnya saja, sudah jelas banget ini namanya uji nyali kalau di saya. Alih-alih kebiasaan nulis bab novel setiap harinya, malah percobaan nulis cerpen di waktu yang mepet deadline. Pengalaman juga bukan sekali, tapi juga beberapa kali. Tulisan ini tuh awalnya memang diperuntukkan untuk mengikuti lomba cerpen yang diadakan di Pemerintahan kota Banten. 

Menurut pengalaman kalau hari terakhir tanggal 10 misalnya. Maka bukan berarti jam 23:59 WIB penutupannya seperti yang biasa kita lalui. Bisa saja di mereka jam 10 pagi, jam dua siang. Pokoknya ya suka-suka merekalah. Belum lagi harus beli materai dan yap harga materai udah bisa beli semangkok bakso atau sebungkus nasi padang yang lauknya telur. Jadi, sebelum masuk ke proses itu. Lihat dulu di Instagram peyelenggara, rupanya banyak yang protes nggak bisa ngirim. Alias ditutup. Selamat deh, nggak jadi beli materai dan akhirnya saya putuskan untuk mengunggahnya di sini. 
Sebenarnya ada juga yang unik saat saya meriset sebelum menulis cerpen ini, tapi nggak jadi dimasukan dalam cerita, yaitu tanggapan dari si Pesulap Merah, dia sempat bilang Kenapa ada orang tuh lidahnya dikasih pedang, kok enggak berdarah? Ya, karena itu dia mau ngasih tahu kalau lidah itu lebih tajam daripada pedang. 
Yah, kalau dipikir-pikir iya juga sih.