Teman, Bisakah Ia Curhat?
7 Agustus 2019
Setiap kali orang yang kutemui selalu saja mengatakan
‘karena kamu tidak menjalaninya’ Entahlah sampai sekarang aku tidak mengerti
bagaimana rasanya mengalah dan menyembunyikan semua yang ada. Rasanya bibirku
selalu kelu seperti ini. Sedangkan perasaanku yang terlalu rapuh untuk
mengungkapkan segala yang ada.
Aku bukanlah seseorang pengertian yang mampu menampung
segala bentuk emosian. Karena tak ada niat dalam benakku dalam mempelajari
karakter orang lain. Hal yang kutahu adalah bertemankan buku dan berusaha
berdamai dengan alam untuk menenangkan hati yang tengah panas.
Kali ini salah satu sahabatku sedang curhat. Mungkin
kesalahanku adalah menjawab apa yang diutarakan dan sok bijak dalam
mengeluarkan pendapat. Aku mungkin kelihatan sombong tanpa kusadari. Namun,
niatku tak ada sedikit pun. Ketahuilah bahwa niat ini tak ada yang tahu selain
aku dan Allah swt yang Maha Melihat. Hanya tulus tak memandang masa lalu yang
membuatku sakit.
Jika aku tak dapat melihat rasa sakitmu. Izinkan aku
mengerti apa yang sedang kamu butuhkan saat ini. Ya, pemanas itu pasti ada kan?
Tapi listrik bisa saja mati atau api bisa saja padam.
Mungkin aku tak bisa memahamimu dan engkau juga tak bisa
memahamiku. Hal yang kutahu hanyalah memahami diri sendiri. Agar aku bisa tetap
tegar seperti ini. Namun, jika engkau mampu melewati itu semua. Aku yakin
engkau akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dari sebelumnya.
Jika aku tak dapat melakukan semua itu. Izinkan aku untuk
tidak menjadi alasanmu terluka. Sebab mungkin saja engkau butuh Allah swt untuk
menguatkan jiwa rapuhmu.
Harumpuspita
Mungkin mendengarkan saja sudah lebih dari cukup.
ReplyDeleteBersikap toxic positivity hanya akan membuat sebagian orang di luar sana akan semakin memendam perasaan yang mungkin tak harus ada di sana.
Ia bener banget. Kalau ditanggapi malah kena imbasnya.
DeleteTapi ya namanya juga manusia. Enggak mudah diatur keinginan orang gimana maunya.