diaryharumpuspita.com |
Berbincang masalah deadline seolah tidak ada habisnya. Hal
yang lebih membuat kesal adalah menuruti deadline-nya
orang lain. Mau enggak mau harus siap dan dikumpul.
Kita sudah dibiasakan
sejak masa sekolah sebenarnya. Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan kuliah. Setiap
mata pelajaran pun sudah ada timeline nya
sendiri. Jika tidak mengumpul pasti akan dikenakan sanksi berupa tidak ada penilaian
dan hukuman lainnya. Maka sudah seharusnya deadline
ini memang harus diimbangi di setiap tatanan kehidupan. Mulai dari makan, tidur, dan bahkan beribadah tepat waktu.
Menyelesaikan tugas
sesuai dengan deadline ini merupakan
sebuah cara seseorang untuk menempati janjinya dan membangun kualitas diri
seseorang. Kepercayaan juga dibangun dengan deadline.
Jika orang yang diberikan amanah mampu menyelesaikannya. Otomatis mereka akan
berpikir kinerja kita itu baik dan bisa dipercaya. Terlebih lagi, tidak ada
beban jika semua sudah diselesaikan. Ujung-ujungnya juga akan membawa
ketenangan jiwa juga.
Saya mengambil
pemisalan yang lebih dekat dengan diri saya kali ini. Ada banyak deadline belakangan ini. Mirisnya rasa dilema
berupa ketakutan itulah yang menghantui, membuat saya malah terjebak tidak
menyelesaikannya. Kadang-kadang berpikirnya begini.
Apa sih yang ditakuti dengan deadline sebenarnya?Kenapa harus deadline juga baru menyelesaikannya?Kenapa harus mengikuti deadline orang lain?Kan menyebalkan jadinya.
Ketika bangun tidur
pula dalam kondisi setelah sadar saya malah mengucapkan petuah sendiri sangking
kepikirannya masalah deadline. Setelah
berpikir sekali lagi. Ketika rasa dilema itu hadir. Jiwa logika dan perasaan
pun muncul.
Saya mencoba
merefleksi ke masa lalu. Ketika itu malah takut melihat deretan tugas yang
harus diselesaikan dalam waktu dekat. Terlebih lagi deadline-nya sudah dekat. Spontan rasa percaya diri itu pun surut.
Pertanyaannya sederhana. “Mampukah saya?”
Tidak ada yang bisa
mengalahkan rasa takut dibandingkan kepercayaan diri sendiri. Ya, kita memang
harus percaya dengan diri sendiri. Bahwa kita itu bisa melakukannya. Bukan
menyerah sebelum menghadapinya. Singkirkan ketakutan dan munculkan keberanian
dalam diri.
Kebiasaan menulis free writing kali ini tidak lagi hanya
sekedar sepuluh menit. Tapi harus menyelesaikannya. Terlebih lagi harus diposting
di blog. Hal yang pertama terpikirkan adalah menyulap artikel blog itu harus
bagus. Setidaknya ketika pengunjung datang akan nyaman dengan postingan yang
kita buat. Jiwa perpeksionis malah muncul di saat melihat blog sendiri.
Cara cepat untuk
menulis menjelang deadline adalah
dengan menuliskan segala hal apa yang ada di dalam pemikiran tanpa perlu
mengedit. Biarkan saja tulisan itu berantakan tidak tentu arah begitu saja
untuk sejenak, sampai tulisan itu selesai. Hal yang terpenting adalah membiarkan
ide-ide brilian tertulis secara keseluruhan di tulisan sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Setelah selesai, barulah dibaca ulang dan disunting kembali
mana-mana saja yang masih tidak masuk akal.
Ya memang sebetulnya itu sih yang saya kerjakan kalau sedang diserang deadline. Menulis secara semburat, lalu editingnya belakangan.
ReplyDeleteTapi saya sendiri jarang banget kepentok deadline. Karena saya selalu berusaha mengerjakan di awal waktu, sehingga tidak kejar-kejaran deadline. Yang sering bikin kejar-kejaran deadline itu adalah.. target view.
Wuah, target view. Jadi teringat BW pas deadlinenya.
DeleteSama kayak Mba Vicky, saya pun Alhamdulillah jarang kepentok deadline, cuman ya gitu, meski saya ngerjainnya awal-awal, tapi rasanya kayak dikejar deadline juga hahaha.
ReplyDeleteRasanya tuh kalau belum saya kerjakan, kayak punya hutang gitu.
Terus kayak dikejar deadline, padahal masih lama, ckckckck
Pernah juga sih mikirnya. Kok deadlinenya enggak dipercepat aja ya biar cepat clear. Tapi oh, tapi dilema. Waktunya kok singkat banget ya pas ketemu di deadline.
DeleteSaya pernah mba kebanyakan tugas sampai deadline numpuk ditambah anak2 sakit gantian. Duuh rasanyaa ampun sampe pas tidur kebawa mimpi, nightmare banget.
ReplyDeleteKadang rasanya menyenangkan berpacu dalam adrenaline deadline, tapi kita ga tau apa yang akan terjadi saat itu.
Jd betul, paling bagus di awal pelajari briefnya, dan saya biasa tulis ulang di buku biar nempel di kepala. Setelah itu buat mind map maupun outlinenya. Baru ditulis dikit2, baca dan edit kalau2 ada typo, atau kalimat yg ga sesuai.
Btw aku lihat ada kekurangan huruf di atas mba, paragraf 8 kata tidak :)
Drama deadline ini memang unik.
DeleteWuah, terima kasih sudah menemukan kesalahan typo. Auto meluncur revisi.
Hiks akupun ga suka mentok deadline karena hasilnya pasti ga bagus
ReplyDeleteSoalnya saya tipe orang yang bolak balik ngedit 😢😢😢
Ujung-ujungnya jadi kurang puas deh.
DeleteSaya juga sebenernya bukan tipe yg nulis pas deadline karena pastinya tulisan gak akan seperti yang diharapkan atau ada yang kurang gitu, tapi kalau lagi butuh uang jajan ya digarap juga nulis dadakan ini hihi
ReplyDeleteAuto dapat inspirasi ya kan di tengah deadline.
Deleteaku dong deadliners sejati. hehehe. kadang memang udh selesai 1 atau dua hari sebelum deadline, cuma ya gtu, pengen lihat2 lagi dibenerin lagi, edit sana sini lg, smpai sempurna baru pas deadline pengumpulan dikumpulin deh tugas/tulisannya.
ReplyDeleteWuah, mantap-mantap.
DeleteAku bukan tipe yang suka ngejer deadline. Suka sistem nyicil. Pake draft. Nulis santai.
ReplyDeleteNah yang bikin kesel adalah ketika tugas nulis dengan bahan, sementara bahannya itu dikasih mentok deadline. Bete
Wuah jadi pengen niru yang enggak terkejar deadline deh. Kayaknya terkesan lebih tenang dan waras.
DeleteWah malam ini saya ada DL tugas nulis dari kampus nih, fyuhh... Mau nulis sesuka hati musti ada footnote nya pula, hehe....bismillah dikerjain ajalah. Tfs yaa
ReplyDeleteSemangat Bu .
Deletekadang ditunda tuh sbnrnya karena g ada waktunya sih kak wkwkw tp jatuhnua jadi terburu-buru dan gak 100%. baiknya emang tuliskan aja sedikit demi sedikit ya wkw
ReplyDeleteTugas ngantri sudah seperti rel kereta api.
DeletePaten, kalau saya emang terbiasa deadline kek ada targetnya gitu hahaa
ReplyDeleteLebih greget ya kan.
DeleteSaya juga masih kebiasaan sesuai deadline, awalnya saya bingung kenapa lah kebiasaan ky gini rupanya karena sudah dipupuk sejak masa sekolah dulu ya. ..
ReplyDeleteBegitulah.
DeleteAku sukanya sih nulis kalau tak mepet atau pas tidak deadline. Soalnya bisa mengganggu hasil tulisan. Kalau setelah diterbitkan, bisa diperbaiki lagi. Itulah sebabnya nulis sebelum deadline lebih baik.
ReplyDeletedari sd saya sudah seperti itu, kalo gak deadline gak dikerjain tugas-tugasnya...
ReplyDeletemaluh sayah..
sekarang sih diupayakan gak kepentok deadline, jadi kalo seandainya bakalan kejar-kejaran ma waktu, gak akan saya ambil kerjaannya.