Hingga kini. Masih
banyak orang yang malas membaca. Merasa bosan ketika membaca atau malah
langsung tidur ketika langsung membaca satu halaman.
Saya juga tipe orang
yang malas membaca sebenarnya. Setiap kali membaca malah merasa mengantuk.
Seolah bacaan tersebut sebagai pengantar tidur. Padahal saya sendiri belum
ingin tidur.
Ayat yang pertama kali
turun adalah perihal membaca dalam surah Al’Alaq.
Iqra’
bismirabbikalladzii khalaq
“Bacalah, dengan
menyebut nama Tuhanmu.”
Padahal Rasulullah saw
tidak dapat membaca pada saat itu.
Hal yang terlintas
dalam benak adalah tentang Mengapa?
Ada apa dengan membaca?
Membaca dapat
memberikan sebuah informasi kepada diri tanpa harus ribut
Membaca dapat
menenangkan suasana
Membaca dapat
memperkaya ilmu
Ada sebuah motivasi
membaca dari Mbak Najwa.
Cukup satu yang membuat
diri suka membaca, yaitu dengan menemukan bacaan yang membuat hati jatuh cinta.
Maka, temukanlah buku yang kamu sukai.
Maka temukanlah sebuah buku yang akan membuat diri suka membaca. Meskipun diulang berkali-kali. Misalnya sebuah buku motivasi atau novel.
Pada saat pandemi ini mengharuskan kita untuk lebih baik melakukan pekerjaan di rumah saja. Termasuk kunjungan ke perpustakaan pun juga dibatasi. Hanya diperbolehkan untuk meminjam buku. Setelah itu pulang dan membaca di rumah. Pergi ke perpustakaan pun menjadi kurang menarik lagi.
Jika kecanggihan teknologi
telah mengubah sudut permainan online menjadi hal yang lebih menarik. Wadah
membaca pun tidak hanya sekedar buku teks saja yang harus mengeluarkan biaya
jika ingin membacanya atau malah meminjam ke perpustakaan.
Digitalisasi mengubah
yang sifatnya manual menjadi digital. Kita tidak perlu lagi membawa buku yang
berat untuk dibaca. Bahkan meminjam ke perpustakaan secara manual yang jaraknya
berkilo-kilo meter. Kecanggihan ponsel pintar
yang telah didukung oleh sistem android membuat gawai semakin canggih.
Apalagi seiring berjalannya waktu sistem selalu diperbarui sesuai dengan
perkembangan jaman. Segala sesuatunya pun dipermudah ketika ada aplikasi google playstore yang merupakan pusat download beragam aplikasi yang terbaik.
Perpustakaan pun juga
beralih ke digital. Ada beberapa aplikasi yang bisa memberikan bahan bacaan
gratis. Salah satunya aplikasi ipusnas yang memang didukung oleh pemerintah
Indonesia sendiri. Banyak pula jenis buku non fiksi. Sistemnya pun juga sama
seperti sistem manual. Hanya saja tidak dikenakan denda ketika mengembalikan. Secara otomatis buku yang dipinjam akan pulang dengan sendirinya.
Pada kecanggihan teknologi seperti sekarang ini.
Seharusnya mudah sekali membuat orang pintar dan berpikir dengan nalar. Hanya
saja, tulisan yang tersebar di media sosial terkadang belum tentu semuanya
benar. Sama seperti kasus hoaks.
Kita perlu membacanya dari sumber yang relevan.
Salah satunya adalah buku. Jika pun mendapatkan informasi yang berasal dari
website. Pastikan websitenya dapat dipercaya. Hal lain yang bisa dilakukan
adalah dengan membaca informasi yang sejenisnya. Jadi, kita bisa membandingkan
informasi tersebut.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting
sekali bagi kehidupan di era modernisasi seperti ini.
1. Memperoleh
Informasi
Kita
bisa memperoleh informasi yang bermanfaat sesuai dengan bidang yang diinginkan.
Jika perlu motivasi bisa mencarinya di kategori motivasi pada mesin pencarian
di aplikasi ipusnas. Buku tips dan trik juga banyak. Seperti teknik menanam,
memasak, dan lain-lain. Kita tinggal memilih sesuai dengan keinginan
masing-masing.
Informasi yang relevan sesuai dengan
perkembangan jaman saat ini. Kita juga bisa mengakses koran online melalui via
website. Kata kuncinya berupa e-paper. Jadi kalau misalnya ingin membaca koran
analisa bisa mengetikkan kata kunci e-paper analisa.
Informasi yang up to date ini biasanya sangat diperlukan untuk orang-orang yang
sedang menjalankan bisnis atau mengetahui kebijakan pemerintah. Biasanya media
massa itu akan memberikan informasi terkini.
2. Memberikan
Motivasi
Saya punya satu judul
buku yang bisa diakses di aplikasi ipusnas dan membuat hati tentram ketika
dilanda kecewa ketika sudah bekerja keras. Tetapi tidak menghasilkan apa-apa.
Saya memilih buku Laa Tabkhi atau Jangan Menangis. Seketika saya langsung
bangkit kembali karena petuah yang saya baca. Makanya, menemukan buku yang membuat
kita jatuh cinta itu memang perlu. Supaya kita selalu punya alasan untuk terus
membaca dan bersemangat. Buku motivasi lainnya pun juga ada. Kita tinggal
memilih selera saja.
3. Sebagai terapi
Bahan bacaan terapi ini sama dengan buku motivasi.
Meskipun tulisan lebih ampuh dalam memberikan terapi. Bagi orang yang hobi
membaca pun akan merasa tenang dan nyaman ketika membaca. Hal ini merupakan
bentuk dari terapi otak.
4. Sebagai bahan untuk menulis
Tulisan tanpa ada riset itu rasanya begitu hambar.
Meskipun tulisan fiksi sekalipun. Imajinasi bukanlah imajinasi biasa saja tanpa
perlu membaca bagian yang menjadi garis singgung objek penulisan. Misalnya
cerita tentang detektif. Setidaknya harus membaca terlebih dahulu bagaimana
cara detektif melaksanakan tugasnya. Kemudian kasus apa saja yang biasa mereka
tangani.
Begitu pula menulis buku non fiksi. Harus lebih
banyak lagi mencantumkan sumber bacaan dalam tulisan. Sebab tulisan yang kaya
akan sumber akan membuat pembaca merasa yakin bahwa tulisan tersebut merupakan
kebenaran. Jika memang tulisan kita itu benar. Maka akan ada banyak orang yang
akan mengikuti petunjuk benar seperti yang penulis lakukan. Jika salah, maka
pembaca pun juga ikutan salah. Maka jangan sampai tulisan kita itu menyesatkan
hanya karena kurangnya riset atau malah membuat pembaca semakin bingung.
Orang yang suka membaca pun akan terbiasa mengolah
informasi. Selain itu bisa memunculkan ide-ide segar kembali. Ibaratnya, sebuah
bahan bacaan akan memberikan pancingan pada penulis untuk menulis. Ide-idenya
sudah ada. Tinggal merangkai saja sesuai dengan kreativitas. Hal ini pun juga
bisa menjadi solusi ketika mengalami writer block alias mentok dalam menulis.
Ada banyak jenis bacaan yang tersedia dalam era digitilasasi ini. Tinggal kita sendiri yang memilahnya dan menjadikan diri semakin lebih maju dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Jika hari ini masih belum suka membaca. Yuks, sama sama memiliki keinginan membaca terlebih dahulu. Secara sendirinya, hati perlahan-lahan akan tergerak untuk membaca. Bahkan membuka hati pada dunia dan menelusuri apa yang ada.
Kita2 sebagai penulis wajib membaca dulu sebelum menulis. Karena kl cuma menuliskan bermodalkan pengetahuan yang sudah lama kok rasanya miskin info ya kan... nah betul nih alasan sebagai bahan nulis
ReplyDeleteWuah, nih. Saya juga setuju.
Deleteaku pribadi, peringkatnya mungkin begini, membaca sebagai terapi; memperoleh informasi; memberikan motivasi; sebagai bahan untuk menulis.
ReplyDeleteWuah, mantap-mantap.
DeleteAlhamdulillah membaca menjadi salah satu hobi. Dan ini yang terus ditularkan ke anak-anak. Karena membaca ini bisa jadi filter untuk mengalihkan anak ke kecanduan gadget.
ReplyDeletewuah, rasanya saya terinsipirasi untuk menularkan hobi ini ke sekeliling.
DeleteMembacaa aku suka membaca, walau saat ini lebih rutin membacakan buku untuk anak tiap malam haha
ReplyDeletekeren dong. Suatu hari nanti ingin juga gitu, buat jadwal membacakan buku.
DeleteKarena membaca untuk menulis,ini jadi hobi baru. Karena biasanya baca untuk konsumsi sendiri.
ReplyDeleteIya dong, jadi semakin berkembang kalau ditulis lagi dan pemahamannya semakin double.
DeleteSaya suka baca. Saya suka buku.
ReplyDeleteWaktu kecil saya baca semua, dari mulai bacaan anak-anak, sampai tabloid Nova langganan ibu saya dulu. Koran Waspada langganan ayah saya.
Semenjak bekerja, kegiatan membaca agak berkurang, karena pulang kerja dah capek duluan.
Setelah menikah dan punya anak, membaca kembali bacaan anak-anak heheheh
Bener nih, kalau saya baca buku yang kurang saya sukai bawaannya ngantuk, sebaliknya kalau sangat suka malah bela2in begadang sampai pagi. Bagi saya membaca memberikan pandangan baru tentang sesuatu, sebaliknya kalau menulis itu malah menjadi terapi buat saya agar ilmu yang saya serap tidak hilang begitu saja
ReplyDeleteBerasa banget saat stuck mau nulis apa, berarti saya kurang baca kak, hehe.. Di rumah banyak buku yang belum saya baca. Yang beli suami saya yg emang hobi baca dari dulu. Sekarang pelan2 doi udah beralih ke kindle.
ReplyDelete