Tak perlu terburu yang penting sampai tujuan. Tiap orang punya kecepatannya masing-masing. Enggak bisa disamain. Pelan-pelan yang penting jalan. Kamu keren sudah sejauh ini. @salsabiladhitys
Hatiku tenang menatap rembulan sembari
ada harapan kebahagiaan di kemudian hari. Semuanya telah berlalu dan pastinya
telah menjadi sebuah takdir dan kenangan. Termasuk pertemuan, interaksi, dan
beragam hal yang tak terprediksi. Kadangkala, hati ini seperti musim. Bisa
tiba-tiba bahagia, bisa pula sedih, dan resah tak karuan.
Hanya saja, tepatnya di tahun
2022 ini. Aku hanya bisa membatin, berusaha mengikhlaskan pekara apa yang
terjadi, kemudian berusaha lagi memperbaikinya sebisa mungkin. Tak terlepas
bagaimana maunya hati atau pikiran yang sedang berperang. Hatiku mantap untuk
berjalan bahkan kalau bisa pun berlari.
Selain daripada berusaha ikhlas.
Meskipun aku sudah menemukan diriku sendiri. Nyatanya, aku masih belum memahami
diriku sendiri. Butuh waktu bagiku untuk mencari tau tentang kelemahan dan
kelebihan yang ada pada diri sendiri. Terlebih lagi tentang emosinya hati.
Sebab kecerdasan yang ada pada diri seseorang itu terdiri dari tiga bagian.
Kognitif (pengetahuan), emosi, dan sosial.
Selama ini, aku hanya fokus dengan
pengetahuan yang ada pada diri, tapi lupa kalau ada hal yang tidak terlepas
sosial. Tak selamanya aku sendirian, belajar sendiri, atau berjalan sendirian.
Maka ketika diri ini berpikir sekali lagi. Ketika berpikir bagaimana nantinya mampu menguasai tiga elemen
kecerdasan yang ada pada diri sendiri. Sepertinya aku bisa merealisasikan
mimpi-mimpiku yang belum terwujud segera.
Bagiku, memiliki impian itu seru.
Aku bisa berpetualang ke beragam banyak hal dan tidak ada lagi ada istilah
kebanyakan rebahan, robot tanpa emosi, malas-malasan, atau hanya sekadar
termenung menunggu jodoh datang.
1. Habbits itu diingatkan setiap hari. Supaya teringat dan disegerakan. ~Anggara
Urutan pertama kata penguatan ini
benar-benar membuat saya sering sadar tentang mimpi-mimpi yang belum terwujud.
Bukan hanya stagnan di situ-situ saja dan progressnya tidak ada peningkatan. Namun
memang memiliki arti kalau itu bisa saja
menjadi amunisi, jika sewaktu-waktu saya sadar.
“Jadi, selama ini tidak sadar
dong? Maka buat apa diingatkan setiap hari?”
Sebenarnya perumpamaannya sama
seperti hidayah tentang azan yang selalu dikumandangan lima kali dalam sehari.
Jadi, pas sadar saja bisa salat tepat waktu. Selebihnya ya dilama-lamain. Jadi, semakin saya dekat ke Allah. Maka semuanya insyaa Allah akan disegerakan.
2. Kamu harus yakin dengan tulisanmu sendiri. ~Alfie
Minder. Ini jelas merupakan tipe
saya dulunya. Berusaha untuk menyajikan hasil terbaik, tapi malah takut salah,
takut nggak bermakna, takut hanya berasa sampah. Adudu, mindset inilah yang
membuat saya dulunya enggak berani membrandingkan novel saya dulunya. Jadinya,
banyak naskah dan enggak memiliki pembaca setia. Ini menurut saya pada waktu
itu.
Nyatanya, ada orang yang
mengagumi saya (Eits, naik kuping langsung). Mengagumi tulisan saya maksudnya.
Semoga saja memang benar apa adanya.
Minder itu enggak enak. Rasanya
seperti makan hati, ciut engggak karuan, dan dunia berasa gelap. Maka dengan
adanya kepercayaan dengan apa yang saya tulis. Maka tulisan ini pun saya
terbitkan.
3. Kamu yakin kan dengan diri sendiri? Maka orang lain pasti yakin bahwa kamu bisa~Pelatih Miranda
Miranda ini
gadis cantik, menarik, dan ternyata bisa melakukan banyak hal. Meski terlihat
anggun dan mempesona. Hati-hati, jika macam-macam akan berakhir ke rumah sakit.
Keahliannya adalah bela diri dan kini sedang mendalami olahraga tinju. Impiannya
adalah bisa mengikuti ajak PON (Pekan Olahraga Nasional) suatu hari nanti. “Kak,
Mir. Aku mendukungmu dan berada pada barisan paling depan.”
Ketiga kalimat
penguatan itu benar-benar membuat saya sering bahagia, meskipun sedihnya juga
enggak bisa dipungkiri setiap harinya. Perjuangan itu memang sakit, tapi kalau
sakitnya dinikmati akan menadi kenikmatan tersendiri. Nah, untuk itulah kalimat
pelengkap selanjutnya muncul. Rasanya seperti pengobat dari kalimat penguat
mereka.
4. Hal yang paling menarik di dalam kehidupan ini adalah ketika kamu bertarung dengan waktu dan dirimu sendiri-Diary Harumpuspita
Bertarung
dengan diri sendiri itu memang sudah biasa. Namun bertarung dengan waktu dan
diri sendiri, itu jauh lebih menantang. Itulah sebabnya, buku planner yang
sering saya bawa ke mana-mana ini jelas sangat membantu. Terlebih lagi tentang
adanya kesempatan yang datang sewaktu-waktu. Kadangkala kalau cocok dan diingat
bisa langsung tancap gas. Hanya saja, lagi-lagi istilah penyakit hati emang
enggak bisa dipungkiri. Itu yang membuat saya tertantang. Ketika hati saya
sakit secara mendadak, otak saya mengingatkan kalau ada waktu atau pekerjaan
lain yang harus cepat disegarakan. Jadi, jangan lama-lama galaunya ya cantik.
Empat quotes
atau kata-kata mutiara ini menjadi sebuah rambu saya dalam penyemangat diri. Layaknya
rute yang menuntun saya ke arah tujuan segera. Terima kasih kepada Anggara
Prasetya dan Muhammad Alfie Syahri Al Rasyid yang merupakan para pendiri
Blogsum. Miranda yang telah menyampaikan pesan pelatihnya dan juga kalian yang
sudah bersedia membaca artikel kali ini.
Terima kasih
juga kepada teman-teman yang sudah bersedia mengikuti periode giveway dari saya. Sebuah periode giveway flash dalam waktu
sesingkat-singkatnya menurut saya. Antara maju atau mundur. Bolak-balik
diingatkan untuk maju dan enggak boleh nyerah. Apalagi hanya karena sebuah
perasaan. Sampai jumpa di cerita Diary Harumpuspita selanjutnya.
Saya jadi tersentil dengan quote kedua. Tal yakin dengan apa yang saya tulis itu pernah juga terjadi. Bahkan, ini bukan karya hebat layaknya novel gitu. Sekedar artikel blog berisi gagasan harian yang terasa menjadi unek-unek. Padahal, ternyata walau tulisan itu belum bagus, bahkan "belum bermakna" sama sekali, pada akhirnya itu jadi tangga menuju tulisan yang lebih baik dan bermanfaat lagi ke depannya.
ReplyDeleteNah iya, mungkin menurut kita belum baik. Namun siapa tau, kalau menurut orang sudah baik. Maka tulisan baik adalah tulisan yang selesai.
DeleteWah, quote yang memotivasi dan jadi reminder ini...keempatnya sukaa!!
ReplyDeleteYang terakhir tuh, 'bertarung dengan waktu dan dirimu sendiri', bener banget, kalau kita mau ngikutin mager dan rebahan bisa kok, tapi kalau kita lawan kemalasan diri dan semangat lagi pasti kita maju jalan, yekan?
Lagi, nyobain nih. Alhamdulillah udah di pertengahan bulan 2 ini enggak malas-malasan. Cuma itulah, waktunya kadang merasa kurang.
DeletePaling suka sama quotes keempat, relate banget sih sama kondisiku sekarang. Keknya saben hari terasa dikejar-kejar waktu, dan banyak pikiran2 dari dalam diri sendiri yang malah menjatuhkan kepedean, bikin overthinking... Thanks quotes pembuka awal tahunnya asooy banget mbak.
ReplyDeleteSama-sama. Semakin semangat kita dan semakin menguatkan. :)
DeleteWalau gak 100%, tapi tulisan ini mewakili saya banget!!! Langsung merasa terwakilkan sejak awal-awal tulisan. Jadi pengingat juga bagi saya, bahwa bukan hanya kecerdasan kognitif yang perlu ditingkatkan, aspek kecerdasan yang lain juga.. Trims atas tulisannya kak!
ReplyDeleteSama-sama Mbak. Nah, iya semoga kita bisa sama-sama menguasai ketiga kecerdasan itu.
DeleteQuotes nya bagus-bagus Hen. Yang dibilang kak Alfie, jangan minder dengan tulisan kita. Seketika ingat alm bapak dan mama. Sejak kecil kayaknya kalimat ini yang paling sering mereka ucapkan ke awak. Jangan minder. Jangan minder. Alhamdulillah Jadilah awak hampir gak pernah minder. Qadarullah pun tak pernah berhasil ketika orang lain membully. Jadinya terbentuk pribadi yang yakin akan diri.
ReplyDeleteSemoga nanti kita pun menjadi orangtua yang berhasil membuat pribadi anak kita, anak-anak yang percaya diri dan tangguh di masanya.
Kalau teringat quotesnya Bang Alfie, modal nekat deh. Hehee. Yes, semangat.
DeletePatinya semua harus diniati dari diri sendiri ya karena satu juta quote atau nasihat terbaik diberikan jika ybs slow aja ya ga ada hasilnya ..semangat menjalani tahun 2022
ReplyDeletesukaaa keempatnya hihi.. memang harus terus berproses ya biar jadi pribadi yang semakin baik dan menerima diri sendiri, biar lebih mudah diterima orang lain :)
ReplyDeleteSetuju mbak hal yang paling nyata dihadapan kita adalah kita bertarung dengan waktu dan usaha diri sendiri... Kalau kalah siap siap mager mengerjakan
ReplyDelete