Belajar Kebijaksanaan dari Buku Mahfuzhat
Saya mengetahui buku ini karena
ada review Challenge dari
@bukureneislam . Setelah tahu informasinya, saya langsung bergerak cepat untuk
mencarinya di Ipusnas. Qadarullah,
saya mendapatkan akses pinjam dan waktu itu masih bisa dipinjam oleh beberapa
orang lainnya.
Setelah saya membacanya seminggu
yang lalu. Satu kata yang keluar dari bibir tipis saya adalah ‘amazing’ saking sukanya saya berharap
bisa memilikinya dalam waktu dekat.
Kenapa?
Pasalnya ini adalah buku wajib
untuk para santri untuk dihapalkan. Mahfuzhat sendiri adalah kumpulan kata
mutiara Islam Arab yang menginspirasi umat manusia.
Sayangnya, ketika saya memiliki
kesempatan untuk mereviewnya. Eh, malah sudah batas waktu dikembalikan dan
sekarang tinggal antrian. Namun tidak apa, saya masih bisa memiliki stok
penyampaian terhadap isi dari buku ini. Palingan kelengkapannya saja yang
menyusul.
Judul Buku : Mahfuzhat
Penulis : Tim Turos Pustaka
Penerbit : Tim Turos Pustaka
Jumlah Halaman : Kurang lebih 263
Tahun Terbit : 2018
ISBN : 978-602-1583-49-4
Sejak dulu, orang-orang Arab
memang dikenal luas sebagai orang yang gemar bersyair dan menghafal kata-kata
indah penuh makna. Hal ini menjadi tradisi turun-temurun hingga sekarang. Buku
ini dikenal sebagai Mahfuzhat yang artinya kata-kata
yang dihafalkan. Maka sudah pasti bahwa kata-kata yang tersedia memang
harus dihapal beserta dengan bahasa Arabnya. Cara penghapalannya pun juga harus
dibarengi dengan memahami makna yang dihapalkan.
Layaknya sebuah penyusunan. Buku
ini memiliki kelebihan dengan kategori mudah dihapal. Hal itu didasarkan pada
pengelompokkan hapalannya dari huruf Hijaiyya dari alif sampai ya. Hingga ucapan
dari para imam maupun ulama. Sehingga ketika kita menghapal satu kelompok dari
huruf ‘ha’ maka semua daftar kalimatnya juga sama. Hal ini tentulah memudahkan
kita untuk belajar bahasa Arab. Sampai saya sendiri menyadari bahwa salah
harakat saja, itu memang sudah beda artinya. Sebagai contoh alhasanu
artinya orang yang berakhlak
mulia. Ketika diganti menjadi alhasu .. itu artinya pendengki.
Sebenarnya banyak sekali kata
pilihan yang ingin saya bagikan, tapi di sesi kali ini hanya bisa saya tuliskan
beberapa. Itulah mengapa buku ini menjadi referensi yang wajib dimiliki bagi
Anda yang ingin mendalami bahasa Arab sekaligus belajar kebijaksanaan hidup.
Carilah teman sebelum melakukan
perjalanan, dan carilah tetangga sebelum membangun rumah. (Halaman 119)
Bermusyawarah dengan orang yang
sudah banyak mencoba, karena dia akan memberimu pendapatnya yang dia dapatkan
dengan mahal, sementara kaudapatkan itu dengan Cuma-Cuma. (Lukman Hakim)-Halaman
121
Seburuk-buruk manusia adalah manusia yang tidak peduli
ketika orang-orang melihatnya berbuat keburukan.- Halaman 122
Orang yang lemah adalah yang lemah
dalam mengatur dirinya. (Umar Bin Khattab)-Halaman 131
Inilah yang bisa saya sampaikan
pada sesi kali ini. Semoga bisa menjadi keberkahan bagi pembacanya. Soalnya
jujur saja nih ya, setelah membaca buku ini hidup saya menjadi berubah. Ada perubahan
yang signifikan terhadap diri khususnya akhlak dan pemikiran bahwa kebiasaan
buruk itu harus diubah menjadi kebiasaan yang baik.
Bahkan saking bermanfaatnya saya tidak percaya pada diri sendiri, dalam
artian saya tidak percaya akan mengerjakannya nanti, maka saya mengerjakan
tugas ini sekarang. Begitulah yang terpatri dalam diri saya saat ini.
Sehingga baru kali ini saya mengumpul tugas lebih awal pada tugas SPA Madya.
Bagi saya, ini adalah pertama kali dalam sejarah di hidup saya.