Perempuan tulus itu bernama Ibu.
Ibu yang hatinya tulus tanpa pernah mengharapkan balasan dari anak-anaknya
kecuali mengharapkan keberhasilannya.
Saya pun tertegun memandangkan
diri mengambil buku yang bersampul merah jambu itu. Penasaran dan membacanya di
Minggu pagi. Ternyata, melahap buku terbitan Quanta ada yang lebih ringan lagi
bertemankan waktu luang. Bahkan menunggu hingga karatan pun saya mampu.
Judul Buku : Perempuan Tulus
Penulis : May Ashali
Jumlah Halaman : 157
Penerbit : PT Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia
Tahun Terbit :
2023
ISBN :
978-623-00-4730-5
“Jika hati senantiasa berbuat
baik, Allah akan pertemukan kita dengan hal baik, orang-orang baik, tempat yang
baik, atau setidaknya peluang dan kesempatan untuk bisa berbuat baik. Maka, isilah
hati kita dengan prasangka baik, harapan baik, keinginan baik, dan tekad untuk
menjadi lebih baik.”-Buya Hamka. (Halaman 37)
Akahkan ini tentang pekara sebuah
baiknya orang atau tidak? Melainkan lebih dari sebuah ketulusan seorang perempuan
yang kesabarannya seluas samudera. Terkait hati sekalipun, buku ini mengulas
dalam makna tersirat bahwa tulus yang selama ini dijalankan itu masih belum ada
apa-apanya. Ada yang lebih dari itu dan kalau diteladani sepertinya tidak
semudah yang dibayangkan.
Buku ini mengulas tulisan yang tidak berurutan. Sehingga kita bisa bebas memilih bab mana saja yang menarik hati ketika membacanya. Sehingga teknik loncat dalam membaca tidak pula mengurangi pemahaman terhadap suatu pembahasan.
Judul yang paling menyentuh hati
saya adalah Sahabat Terbaik pada halaman 85. Tulisannya begitu lembut hingga
membuat saya bersyukur memiliki ibu dan terobsesi untuk menyenangkan hatinya.
Pada ibu yang melahirkan saya dan tak pernah lelah dalam mendidik anak-anaknya.
Jadilah serupa akar yang gigih, mencari air menembus tanah yang keras
demi sebatang pohon. Ketika pohon tumbuh berdaun rimbun, berbunga indah,
menampilkan eloknya pada dunia, dan mendapat pujian, akar tidak akan pernah
iri. Ia tetap bersembunyi di dalam tanah. Serupa itulah sebuah ketulusan.
(Halaman 83)
Buku ini ditulis dengan bahasa
yang ringan dan cocok dibaca oleh siapa saja khususnya bagi kita yang ingin
lebih menyayangi Ibu. Sebab dengan membacanya, insyaa Allah hati akan
digerakkan oleh kelembutan untuk mencintai ibu dan membahagiakannya.
Hmmm... Kok pas kali awak bacanya. Selamat Hari Ibu😊
ReplyDelete