Usia dewasa yang belum menikah. Pernahkah ada masa di mana ingin sekali menikah, tapi kok jodoh-jodohnya belum datang juga?
Setelah membaca buku Oase ini membuat saya tidak terlalu
heboh akan hal itu. Sebab perjalanannya mungkin akan sangat panjang. Ini tentang
perempuan yang mengalami masa kegelisahannya dalam penantian. Apakah terus
menanti atau berjalan ke mana arah tujuannya?
Identitas Buku
Judul Buku : Oase Seorang Perempuan adalah Pernikahannya
Penulis : Sebastian Wahyu
Jumlah Halaman : 240
Penerbit : PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA
ISBN : 978-623-00-5005-3
Oase merupakan sebuah peristirahatan dalam berjalan. Bukan
untuk mengakhiri langkah atau malah berpangku tangan begitu saja, tetapi
mengumpulkan energi supaya bisa berjalan kembali lagi.
Begitulah yang saya baca dalam buku ini ketika fase putus asa
dalam memaknai takdir yang berjalan. Akankah ada? Pertanyaan yang
mengkhawatirkan itu sungguh sangat menerpa.
Tidak mengapa, kita sudah berusia lanjut seperti apa. Sebab
kehadirannya adalah rezeki dan rezeki setiap orang itu berbeda-beda.
Buku ini sangat cocok sekali untuk orang yang menyiapkan diri
dalam penantian yang tak tahu hilalnya kapan atau yang berusaha untuk
mengilangkan rasa traumatis dalam hidup akibat retaknya rumah tangga.
Bahkan ketika tidak punya channel sama sekali. Kita pun tidak
perlu khawatir. Sebab setersembunyi sekalipun perempuan itu. Ia pasti akan
ditemukan oleh orang yang ditakdirkan padanya. Sehingga betapa saya menyadari
bahwa jodoh ini memang pekaranya dekat dengan Allah.
Tidak muluk-muluk, kekhawatiran itu mereda dengan sendirinya
hingga saat ini. Kuncinya hanya satu, yuk kita perbaiki diri sendiri menjadi
yang lebih baik setiap harinya. Insyaa Allah dengan sendirinya, ia akan datang
dan janji Allah itu pasti. Jangan pernah berhenti berdoa dan jangan pula
berputus asa.
Ternyata memang benar, di saat kita tidak memikirkan perihal
jodoh. Justru beberapa orang tanpa disadari menjadi tertarik. Tinggal kitanya
yang memutuskan akan berlanjut atau tidak dan jangan lupa dilanjutkan bertanya
kepada Allah.
Pemilihan penulisan merah memberikan kesan bahwa kita memang
harus berani mengubah diri sendiri menjadi lebih baik lagi. Meski prosesnya
tidaklah mudah, buku ini mampu menjadi peneman langkah dan rasanya saya ingin
membacanya lagi supaya memperkuat langkah.
Perempuan yang pintar, perempuan yang bijaksana, perempuan
yang dari cara bicaranya tertata dengan rapi, perempuan yang pendapatnya bisa
membuat orang lain terpukau, adalah tingkatan cantik yang berbeda dari
kebanyakan perempuan lainnya. (Halaman 13)
Waah, ternyata review buku juga bisa ditulis dengan gaya penulisan macam ini ya. 👍
ReplyDelete