Gambar 1. Berselancar di catchitcam |
Berselancar di catchitcam mengingatkan saya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kamera. Awal kali pertama melihat kamera itu kalau ndak salah si tahun 2008 ya. Masa-masa masih bocil-bocilnya dan ayah baru beli kamera baru sebab hasil perniagaan. Zaman itu termasuk zaman keemasan kalau orang bilang.
Pada lebaran tiba kami pun
berpotret di depan rumah. Saya dan kedua adik saya yang masih kecil. Yah,
mode-mode imutnya. Ternyata, itulah kali terakhir potretan terbaik bagi saya
dan adik-adik. Momen indah itu hanya berhenti sampai di sana. Ayah memilih
menikah lagi dan meninggalkan kami begitu saja.
Baiklah, kisah itu nanti akan
saya tuangkan dalam Tasbi Hati si Penjaga Hati. Semoga Allah Swt memudahkan
langkah dan kita bisa mengambil ibrah dari setiap proses kreatif dalam
penulisannya.
Pertama Kali diPotret
Semasa Sekolah Menengah Atas kami
pernah melakukan pemotretan di Universitas Sumatera Utara. Bagi saya itu adalah
pengalaman berharga di mana saya datang ke tempat rindang penuh keteduhan yang
mendamaikan. Hal itulah yang pertama sekali saya kagumi dari sebuah hasil
kamera. Ternyata ini bukan tentang
mengabadikan objek kegiatan belaka. Melainkan bisa mengabadikan sebuah
keindahan alam yang berbalut dengan kehidupan sosial.
Meskipun harus merogoh kocek.
Setidaknya saya sangat bahagia telah mendapatkan view yang sangat meneduhkan di
pandangan mata. Mungkin tidak ada cerita di sebaliknya, tapi keindahan alam
menjadi kenang-kenangan yang menentramkan. Saya pun terkagum-kagum dengan
keajaiban dari hasil kamera.
Kamera Pinhole Generasi Sebelum Kamera Sesungguhnya
Semasa belajar optik saat kuliah
dulu. Qadarullah, saya mendapatkan praktikum untuk membuat kamera Pinhole
dengan kaleng bekas. Meskipun secara teori kamera tersebut berhasil digunakan
hingga mencapai teknik pencucian objek gambar. Hingga saat ini saya belum tahu
sama sekali bagaimana cara menggunakannya. Ya, semoga saja saya bisa berhasil
membuatnya suatu hari nanti.
Pegang Kamera Ketika Magang di Jaringan Humas LP2IM
Bagi saya, kamera merupakan
barang yang mahal untuk dimiliki. Qadarullah, saya memiliki kesempatan ketika
Kak Sekar yang merupakan Kadiv Divisi Jaringan Humas meminjamkan kepada saya
untuk memotret kegiatan. Itulah pertama kali saya bisa mengoperasikan kamera
dengan benar. Satu potretan indah ketika saya memegang kamera pun berhasil saya
miliki dan saya jadikan sebagai foto profile.
2024 Belajar Memotret dengan Ponsel Sebab Dorongan Teman
Setelah memasuki SMA IESS, saya
bertemu dengan orang-orang hebat di dalamnya. Orang yang memiliki kesederhanaan
dalam status, tapi ilmunya juga tidaklah main-main. Meskipun itu yang saya
ingin terapkan dalam kehidupan ini. Inginnya sih jadi orang yang biasa-biasa
saja, tapi karyanya banyak di mana-mana.
Dia atasan saya, pasal hasil foto
itu bawelnya Alhamdulillah. Semenjak itu, saya belajar bagaimana memposisikan
diri mencari objek foto yang keren. Mantapnya, dengan sendirinya saya belajar
tanpa mengatakan ini sedang belajar loh. Pokoknya beginilah karakteristiknya.
Begitupun saya belajar dari yang lain, bidang yang memang fotografi. Saya juga
bertanya tentang tekniknya. Walaupun belum belajar keseluruhannya.
Bagi saya, belajar memotret
ini sedap, sedap menantang. Kita pun
kadang memang harus memvisualisasikan bentuk seperti apa yang ingin kita
abadikan. Apakah ngasal-ngasal aja gimana. Sampai pada pertemuan yang terakhir
kali dengan di FunHuntMember4 Samsung, saya bertemu dengan Ibu Nila Sari dan
keluarga yang telah banyak berubah dari segi memotret. Pokoknya mulai aja dulu,
latihan saja dulu. Kita akan menemukan keindahannya nanti dan bagaimana hasil
bagusnya.
Gambar 2. Pertama Kali Mengoperasikan Kamera |
Review Canon EOS 200D Mark II
Melalui website catchitcam saya mengetahui bahwa Kamera Canon EOS Mark II dirancang menjadi jenis kamera DSLR yang ringan dan portable dengan beratnya hanya sekitar 449 gram sehingga memungkinkan kita untuk berpergian untuk keperlua fotografi jalanan maupun membuat konten vlog.
Spesifikasi
1.
Sensor:
APS-C CMOS 24.1 MP
2.
Procesor
: Digic 8
3.
ISO :
100-25600 (dapat diperluas hingga 51200)
4.
Fitur
Video : Rekam video 4k hingga 24fps
5.
Autofokus
: Dual Pixel CMOS AF dengan titik AF untuk viewfinder
6.
Layar
: LCD Vari-Angle 3 inci, layar sentuh
7.
Viewfinder
: Optical Pentamirror
8.
Konektivitas
: Wi-fi, Bluetooth
9.
Baterai
: LP-E17, hingga 1070 foto per pengisian daya (menggunakan viewfinder)
Kelebihan Canon EOS 200D Mark II
1.
Ringan dan Portabel sehingga sangat cocok
untuk orang-orang yang sangat membutuhkan kamera DSLR yang mobilitasnya tinggi.
2.
Fitur lengkap untuk pemula dengan adanya
menu panduan yang ramai pengguna dalam memahi pengaturan kamera.
3.
Kualitas gambar tajam oleh sensor 24.1 MP
dan prosesor DIGIC 8
4.
Layar Vari-Angle untuk mengambil gambari
dari berbagai sudut terutama untuk vlogging.
5.
Daya Tahan Baterai yang Baik sehingga mampu
mengambil hingga 1070 foto per pengisian daya menggunakan viewfinder.
6.
Fitur Video 4K dengan mendukung perekaman video
yang beresolusi tinggi meskipun dengan beberapa keterbatasan.
Kekurangan Canon EOS 200D Mark II
1.
Crop
Factor pada Video 4K sehingga membuat sudut padang menjadi lebih sempit
2.
Sistem
Autofokus Viewfinder Terbatas dengan 9 titik pada viewfinder terasa kurang
dibandingkan dengan kamera DSLR modern lainnya.
3.
Tidak
ada Stabilizer Internal, kamera ini tidak memiliki stabilisasi gambar di
dalam bodi sehingga pengguna harus mengandalkan lensa dengan IS (Image Stablization) atau stabilizer
eksternal.
4.
Video
4K Tanpa Dual Pixel AF, dengan adanya mode video 4K menggunakan sistem
deteksi kontras yang lebih lambat dibandingkan Dual Pixel AF.