Perjalanan Diary Harumpuspita Hingga Tahun 2025

Perjalanan Diary Harumpuspita Hingga Tahun 2025
Gambar 1. Perjalanan Ngeblog

Saya percaya bahwa siapa saja yang berpendirian kokoh, maka akan lulus.

Begitulah perjalanan hidup ini. Menegaskan serangkaian jatuh bangun seorang insan dalam menapaki dunia.

Perjalanan di dunia blog, tentu lika-likunya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ia juga tidak bisa dibentuk dalam sehari, melainkan dalam waktu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya.

Sepak terjang yang tengah menjadi perbincangan hangat bagi Gandjel Rel dan Diary Harumpuspita adalah kilas balik sepuluh tahun yang lalu.

Bagaimana perjalannya hingga sampai menuju tahun 2025. Sepuluh tahun yang lalu adalah diri saya yang tidak tahu tentang dunia literasi. Jejak-jejak langkah yang gelap dalam menapaki dunia kehidupan di awal tahun 2015. Saya memang gemar menulis sejak kelas enam dasar.

Tahun 2015 menurut saya adalah angka yang sangat indah. Entah kenapa angka keindahan itu justru tak sepenuh indah, ketika saya lulus jalur undangan dalam perasaan sedih. Saya menangis, ketika banyak orang terharu atas kelulusan diterima di Perguruan Tinggi Negeri.

Salah Jurusan yang Mempertemukan Kepenulisan

Entah sejak kapan saya menjadi orang yang people pleasure, yaitu orang yang suka membuat orang lain senang. Hal yang saya ingat sebelumnya saya merupakan orang yang sangat patuh kepada Ibu Bapak saya. Namun tahun 2015 adalah awal saya mengubah stir dalam hidup dan mulai menghabiskan jatah gagal. Saya tidak lagi mengindahkan arahannya. Sebab saya pikir, saya memiliki andil bagaimana masa depan saya menanti. Saya yang menjalani hidup ini. Bukanlah orang lain.

Tanpa sadar kepedihan yang saya alami dan tidak mampu mengungkapkannya membuat saya kenal dengan tulisan. Tulisan yang tidak akan mencela penulisnya dan selalu mengarahkan kepada kebaikan. Mula-mula di kertas buku harian. Lama-lama membuat sendiri buku harian yang bisa dibawa ke mana-mana. Mulai dari yang kecil dan masuk di kantong. Hingga yang besar sebagai buku agenda. Rekam jejak saya dalam menemui siapa saja setiap harinya. Bahkan asisten pribadi yang menyenangkan. Saya menuliskan daftar apa saja yang ingin dikerjakan dan tidak hanya mengandalkan ingatan belaka.

Menulis Sebagai Hadiah

Bagi saya, tiada pelipur lara yang paling baik selain menulis. Salah jurusan justru mempertemukan saya dengan kepenulisan ini. Saya senang sekali dan Allah Swt sangat baik sekali memperkenalkan posisi ini pada saya. Tepat di hari kesedihan saya, saya pun menulis dengan bebas tentang apa yang dirasakan. Bebas pula menjadi apa saja dan berprasangka apa-apa saja. Terlebih lagi selalu berprasangka baik.

Menulis di Blog Sejak Tahun 2018

Rekam jejak, begitulah yang saya ulik pasal tulis menulis secara digital. Walaupun sejak tahun 2016 saya mulai menjadi seorang pengarang. Ternyata saya mulai menulis sejak tahun 2018. Yah, kalau tulisan awal itu tak seindah yang dibayangkan adalah hal yag wajar bukan? Saya mulai menulis puisi dan tanpa sadar juga menyelisipkan curhat di dalam cerita. Alias curcol (curhat colongan).

Pengenalan Blogger Sejak tahun 2019

Peran komunitas blogger
Gambar 2. Peran Komunitas Blogger

Tepatnya di akhir tahun 2019 saya bertemu dengan seorang lelaki yang tidak jadi masuk ke dalam FLP Medan, tetapi ia merupakan bagian dari Founder Komunitas blog di Sumatera Utara. Ternyata ia merupakan seorang blogger dan memperkenalkan saya pada sebuah komunitas Blogger. Di situlah saya baru menyadari arti dari blogger itu sendiri. Seseorang yang memang bisa dipercaya ucapan dan performannya dalam menyampaikan gagasan.

Blogger memiliki keberartian dan memiliki tempat di banyak orang. Ia bisa bekerjasama dalam memperkanalkan usaha orang lain. Tugas blogger bukan hanya sebagai penulis belaka, tapi beragam. Terlebih lagi kepada personal branding. Semakin banyak jam terbangnya, maka tawaran kerjasama juga akan semakin berdatangan.

Terlebih lagi teman-teman blogger itu rata-rata pada loyalitas banget. Dedikasinya ke sesama blogger yang lain juga enggak tanggung-tanggung. Rasanya seperti keluarga sendiri. Apalagi setelah berkunjung ke blog mereka, kita mendalami bagian dalam diri mereka yang tak terucap secara lisan.

Top Level Domain Diary Harumpuspita Lahir di tahun 2020

Lima tahun sudah blog saya berdiri sebagai Top Level Domain. Tahun yang sangat cukup dikatakan sebagai blogger dan memang bukan blogger pemula lagi. Ya, lagi-lagi usia hanyalah angka saya pun terjebak kembali lagi ngeblog dengan serius setelah awal-awal saya ngeblog dengan top level domain.

“Biar enggak lupa dengan perpanjang domain, gunakan saja tanggal lahir. Soalnya itu merupakan tanggal penting.”

Jangan lupa perpanjang domain
Gambar 3. Jangan lupa perpanjang domain

Yap bagi saya itu adalah sebuah kebenaran. Bahwa perpanjang domain ini jangan  sampai kelupaan. Soalnya bahaya banget kalau blog lupa perpanjang, Resikonya kita harus mengulang dari awal bahwa blog kita memiliki tempat di mesin pencarian. Selain itu, blog yang lupa perpanjang biasanya akan diambil provider lain dan dijadikan sebagai situs yang bukan-bukan. Bahaya banget ya kan.

Review Buku Blog At First Sight

Ada sebuah buku yang bagi saya itu merupakan sebua harta karun. Bagaimana saya bisa belajar dari para blogger yang berpengalaman atau paling tidak semangatnya dalam menekuni blog bisa menular. Namanya buku yang berjudul Blog At First Sight, sayangnya buku ini tidak menjadi daya kertetarikan bagi teman-teman saya yang tidak berkecimpung di blog. Padahal saya tahu bagaimana keindahan tulisan pada blogger terdahulu yang membuat dewan juri pada jatuh hati. Saya bersyukur buku tersebut tidak ada yang ingin meminjamnya.

Blog at First Sight
Gambar 4. Blog at First Sight

Lama saya perhatikan, lama juga saya belajar memahami apa sih rahasia mereka supaya bisa menarik perhatian dewan juri. Jawabannya adalah keseriusan dan kekonsistenan. Waktu itu sering banget ada lomba blog. Saya yang punya pemahaman seadanya pun memberanikan diri untuk mengikuti lomba blog tersebut. Menang nggak  menang, yang penting ikut. Tanpa saya sadari saya sendiri sebenarnya merupakan pemenangnya karena berhasil menulis. Kan menang nggak menang dalam pandangan dunia itu mah bonus ya kan Tugas kita mah berusaha dan berdoa. Semoga hasilnya benar-benar memuaskan.

2022-2023 Sempat Dilarang Menulis karena Masuk Rumah Sakit Jiwa

Bagi saya, menulis sebuah penyembuhan hati. Tentang hati yang kian tersakiti dengan beragam misteri dalam kehidupan. Padahal, faktanya kata Coach Manu yang merupakan seorang sutradara di kota Medan. Ia mengatakan sesuatu pada saya. “Apabila kita berhasil menuliskan masalah kita, tandanya kita sudah menyelesaikannya sebanyak 70%, angka itu merupakan angka yang besar tentunya dalam hidup kita.

Sejak saat itulah, saya pelan-pelan memberanikan diri untuk konsisten dalam menulis dan sempat kalau menulis sembunyi-sembunyi. Saya sangat takut dimarahi, katanya dulu sebelum masuk rumah sakit jiwa gara-gara menulis.

Padahal faktanya, beberapa minggu sebelum dinyatakan sakit, saya tidak bisa menulis sama sekali. Saya tidak bercerita lagi tentang masalah-masalah yang saya hadapi. Saya sok tegar memendam segalanya sendirian dan tidak tahu pada waktu itu saya kenapa.

Setelah 8 bulan berlalu di tahun 2022. Hal yang terfatal bagi saya bukanlah kehilangan hal-hal benda duniawi. Saya kehilangan Allah dalam hidup saya. Sempat tidak percaya lagi pada-Nya. Selama 8 bulan itulah hidup saya sungguh terasa gelap, tak memiliki arah. Bahkan tidak makan sama sekali, saya bisa bertambah berat badan. Kata orang saya semakin makmur, padahal diri ini tengah merasakan depresi yang sesungguhnya setelah dari rumah sakit itu. Depresi sebenarnya tidak ditandai dengan kurangnya aktivitas, melainkan tidak ingin melanjutkan hidup kembali dan mood bahagia menurun.

Qadarullah, hati saya tergerak untuk membaca tulisan dari penulis yang sangat saya kagumi. Ialah kak Susan Arisanti, sang novelis. Pada tulisannya saya menemukan sesuatu, tentang alasan apa yang sebenarnya terjadi pada diri saya. Hingga saya bisa memaafkan diri sendiri dan terus mencari tahu apa yang terjadi dengan saya. Saya pikir, apa yang selama ini saya lakukan salah, ternyata saya tidak salah. Bahagianya itu luar biasa. Allah membukakan satu per satu jalan kepada saya.

bertemu tulisan Susan Arisanti
Gambar 5. Bertemu tulisan Susan Arisanti

Selain Menulis, Membaca adalah Obat Bagi Jiwa yang Terluka

Jika di tahun 2022 saya dinyatakan sakit, maka di lebaran 2023. Saya mulai mengenal Langkah Bayi. Sebuah Challenge untuk pembaca khusus bacaan islami. Di situlah saya belajar bahwa saya harus belajar dengan sungguh-sungguh tentang kehidupan ini. Membaca justru membuat saya menemukan hal-hal yang baru. Terlebih lagi membaca pada waktu itu disesuaikan dengan kebutuhan saya apa. Dulunya saya yang tidak bisa mengatur waktu. Justru saya bisa. Kalau saya lagi bersedih. Maka saya baca buku yang berhubungan dengan itu, yaitu. Laa Tahzan artinya Jangan Menangis.

Hal yang paling saya cari jutsru Adab dalam Menuntut Ilmu pada waktu. Masyaa, Allah sungguh luar biasa dampaknya pada diri saya ketika dipraktikkan.

Catatan Ilmu, belajar Adab Sebelum Ilmu
Gambar 6. Catatan Ilmu, belajar Adab Sebelum Ilmu

Walaupun saya belum menulis tentang kebiasaan saya seperti curhat, saya mulai menulis ilmu pengetahuan. Buku agenda saya yang dulunya kosong pun sekarang terisi dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang berharga dan sewaktu-waktu bisa saya baca lagi.

Sepak terjang Diary Harumpuspita
Gambar 7. Sepak terjang Diary Harumpuspita

Alat Tempur Diary Harumpuspita

Apakah saya menulis dengan alat tempur yang canggih?

Tentu tidak dong. Lagi-lagi saya bertempur dengan alat seadanya dan tentunya semangat. Kan yang penting hasilnya terbaik, mau itu caranya bagaimana. Hal yang terpenting dalam prosedur pelaksanannya tentu secara halal, tidak pula mengambil hak orang lain. Walaupun saya terkenal dengan sosok orang yang paling ribet bawain laptop ke mana-mana. Nah, yang biki unik adalah keyboard dan mouse.

Kenapa enggak memilih betulin laptop saja?

Entah kenapa laptop yang saya pakai itu sering kali bermasalah di bagian keyboardnya. Harganya sekitar seratus lima puluh ribuan, tapi ya kok enggak sampai tiga bulan atau setahun dipakai malahan laptop saya justru rusak lagi. Kalau enggak saya yang numpahin air di atasnya. Orang lain malah yang numpahin secara enggak sengaja di atasnya. Jutsru ketika saya beli keyboard eksternal yang harganya hanya berkisar tiga puluh ribuan. Laptop saya enggak kenapa-napa. Bisa digunain malah. Yah, walaupun hanya bisa ngetik, searching-searching, dan ngedit seadanya di canva. Sementara kalau video saya menggunakan HP yang baru mulai saya tebus untuk mengedit.

Selain laptop yang seadanya, alat tempur apa lagi?

Saya biasanya ngetik dengan HP. Punya nomor WhatsApp, terus buat grup yang isinya saya sendiri. Teknik inilah yang saya gunakan untuk memudahkan dalam mengambil informasi. Punya dua nomor, satu nomor yang untuk kerja, satu lagi memang untuk pribadi. Jadi, enggak banyak yang ganggu dan fokus bisa lebih terarah. Seringnya kalau pekerjaan ini, kita mau ngerjain sesuatu eh malah terdistraksi buka ini dan itu. Jadinya, enggak kelar dikerjakan. Adanya pembatasan akses justru membuat diri jauh lebih kreatif dan produktif.

Laptop Impian Masa Depan

Tahu nggak sobi, bahwasannya ada sebuah brand ternama yang bernama ASUS sering menjadi buah bibir di kalangan banyak orang. Apalagi logonya di Merak Jingga, tempat pembetulan laptop banyak dipampang di depan toko mereka. Pernah suatu ketika, saya bertanya pada yang punya toko.

“Laptop ASUS bagus Henny, garansinya saja bisa mencapai dua tahun. Mending dirimu ganti laptop saja. Dibandingkan betuli laptop yang ini,” ucap Ibu sang pemilik toko.”

Sejak dulu, saya memang terkagum sekali dengan ASUS, di samping kualitasnya bagus. Saya belajar banyak dari ASUS karena sering mengadakan kompetisi mereview produknya. Belajar teknologi dari brand ini. ASUS keren sekali ya, selalu mendukung perjalanan komunitas Blogger di Indonesia. Eventnya tidak hanya secara online saja, tetapi juga secara offline sejak tahun 2015. Sungguh perjalanan yang panjang dan tak pernah surut dalam memberikan inovasi terbarunya. Teman-teman saya di komunitas blogger lain, kerap membagikan pengalamannya bersama ASUS.

Lomba Blog Sebagai dukungan Komunitas dari ASUS
Gambar 8. Lomba Blog Sebagai dukungan Komunitas dari ASUS

ASUS Vivobook 14 (M1405)

Bagi saya, laptop ASUS terkenal dengan ringan dan anti ribet. Laptop ini tampaknya sangat bertenaga untuk keperluan editing. Kadang suka mikir gini sih, kapan ya bisa ugal-ugalan menggunakan laptop tersebut? Biasanya, selama ini saya meminjamnya dari yang lainnya. Apalagi untuk aplikasi excel, meskipun bagi laptop saya beratnya minta ampun dan dibutuhkan kesabaran yang sangat ekstra. Justu bisa beroperasi di laptop ASUS dengan sangat mudahnya.  

Laptop ASUS Vivobook 14 (M1405)  bertenaga yang  Powerfull
Gambar 9. Laptop ASUS Vivobook 14 (M1405)  bertenaga yang  Powerfull

SPESIFIKASI SINGKAT ASUS VIVOBOOK 14 (M1405)

JenisSpesifikasi
ProcessorAMD Ryzen™ 7 7730U Mobile Processor
RAMDDR4 16GB
Storage512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD
Aspect RatioWUXGA (1920 x 1200) 16:10
Sistem OperationWindows 11 Home

untuk spesifikasi full-nya bisa ditelusuri di website resminya ya.

Februari Layaknya Musim Semi

Bagi saya, Februari layaknya musim semi yang memberikan kebahagiaan pada jiwa-jiwa kesabaran. Setelah perjalanan panjang. Februari menjadi sebuah cerita yang memiliki keunikannya sendiri. Kemarin tanggal 25-02-2025 saya pikir itu adalah tanggal cantik. Seseorang berguman di dekat saya ketika saya menunggu mengambil vitamin di tempat pengambilan obat ya. “Tanggalnya cantik ya, semoga ketemu jodohnya.”

Saya bahagia, sebab di hari itu saya dinyatakan selesai minum obat TB oleh sang dokter, setelah penantian panjang selama sepuluh bulan.

Kalau orang lahiran setelah mengandung Sembilan bulan sepuluh hari. Saya malah sepuluh bulan menempuh pengobatan TB kelenjar.

Selain itu, Gandje Rel dan Forum Lingkar Pena juga milad pada bulan ini. Sebuah kebahagiaan yang sangat berarti bagi saya. Sebab Februari sendiri juga Milad diri saya dan juga blog Diary Harumpuspita.

Harapan Kepada Gandje Rel, Forum Lingkar Pena dan ASUS

Semoga Gandje Rel dan Forum Lingkar Pena bisa terus menjadi wadah berbagi tulisan kebaikan yang mencerahkan. Semakin bertumbuh dan harmonis dalam ukhuwahnya. Semakin menyala dengan konsistensi yang tak pernah menyerah dan menjadi inspiratif bagi banyak orang yang ingin menemukan jalan kebaikan.

Perwakilan Blogger Sumut
Gambar 10. Perwakilan ucapan Blogger Sumut untuk Gandje Rel

Happy Anniversary untuk Gandje Rel yang ke-10 tahun. Sepuluh tahun memang bukanlah waktu yang sebentar dan juga enggak mudah menjalaninya. Namun bertumbuh untuk terus mempertahankan keberadaan dan keaktifannya itulah yang menantang dari Gadje Rel. Walaupun tantangan silih berganti, semoga Gandje Rel bisa tetap adaptif kapan pun dan di mana pun berada. Serta menjadikan karyanya sebagai sarana jalan kebaikan dan keberkahan dalam hidup.

Happy Milad untuk Forum Lingkar Pena yang ke-28 tahun. Semoga tetap terus menjadi wadah inspiratif bagi banyak orang.

Semoga Asus bisa terus berinovasi dan mempertahan produk kualitas terbaiknya. Sehingga tetap setia menjadi kepercayaan banyak orang hingga mendunia di bidang teknologi.

☕Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandje Rel

Latest
Previous
Next Post »

6 comments

  1. Saya juga merasakan menulis menjadi obat bagi jiwa yang terluka .. banyak sekali saya terbantu. Alhamdulillah merasakan hal tersebut ya. Semoga kita semakin semangat ngeblog seiring makin banyaknya pengalaman, ya. Dengan ASUS pasti bakal makin semangat.

    ReplyDelete
  2. Menulis jadi ajang healing ini saya rasakan juga kemanfaatan nya.
    Luar biasa Mbak perjuangan dan perjalanan menulisnya begitu luar biasa
    Semoga blognya terus membawa manfaat ya ...

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah Tabarakallah. Kakak senang sekali baca tulisan Henny ini.
    Menulis memang bagi para blogger adalah healing. Justru ketika gak bisa mengalirkan perasaan lewat tulisan. Itu membuat kita tertekan.
    Masa depan masih panjang, insyaAllah dek. Semoga sukses ya dek.
    Btw, la tahzan : jangan bersedih. Kakak koreksi dikit ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, iya kak. Makasih udah dikoreksi. Laa Tabkii : jangan menangis.

      Delete
  4. So, are you still a people pleaser now?

    Btw, selamat ya Henny udah dotcom 😁. Semoga istiqomah dan terus bermanfaat.

    Semoga menaaaaang😊

    ReplyDelete
  5. Hampir sama kita, menulis jadi media healing..
    Senang membaca perjalanan menulisnya, Kak. Semoga makin berwarna ke depan ya, terus menginspirasi dan berbagi kebaikan lewat tulisan. Semangat!!

    ReplyDelete