![]() |
Gambar 1. Cover depan Unlimeted Wealth |
Sekali-kali belajar ranahnya bisnis gimana jadinya tuh?
Syukurnya memang sehari-hari di SMA IESS itu seperti
pengulangan materi, ditambah lagi ranah instagram dikeliling orang-orang yang
terjun di dunia bisnis. Termasuk teman-teman juga beberapa yang suka banget
distalkingin bisnisnya.
Jadi, pemahaman dunia bisnis pelan-pelan masuk ke dalam hati
dan pikiran. Setelah saya membaca buku yang bertema bisnis kali ini, lumayanlah
cepat banget selesainya saya ngebacanya.
![]() |
Gambar 2. Cover Belakang Unlimeted Wealth |
IDENTITAS
Judul Buku : Unlimeted WealthPenulis : Bong Chandra
Penerbit : Elex Media Komputindo
Jumlah
Halaman : 184
Tahun Terbit : Cetakan ke-18 Mei 2015
ISBN : 978-602-02-4371-9
Kategori : Motivasi
Pada pembahasan awal, sebenarnya saya amat tidak setuju
dengan kalimat b*d*h di mana rasanya di dunia pendidikan anti sekali dengan
kata tersebut. Yah, namanya juga dunia bisnis. Perlahan saya berusaha memahami
pembahasannya sampai sebuah titik bahwa buku ini sebenarnya nyaman dibaca,
mudah dipahami dan emang benar kalau buku ini habis dibaca dalam 10 menit
setiap babnya.
Ada sebuah kalimat yang kalau diterapkan benar-benar
diterapkan benar-benar manjur untuk dilakukan ketika dipahami dengan keyakinan.
“Orang-orang milyader itu suka mengambil peluang dan kesempatan secepat mungkin.”
Nah, kalimat itulah yang membuat saya tadi mager banget untuk memulai hari auto
semangatan dong. Enggak jadi rebahan, walaupun sebenarnya belum ada kata
‘rebahan’ dalam hidup saya.
Teknik penyajian buku ini menarik pada setiap babnya, ketika
disajikan ilustrasi. Setidaknya membuat kita bisa mengambil jeda dari hal-hal
yang telah disampaikan dan bagi saya buku ini berisi lumayan daging. Sehingga
cocok sekali untuk dimurojaah. Maksudnya dibaca ulang.
Daftar Isi
Day 1 Mata Uang Paling Berharga adalah Waktu
Day 2 Uang vs Peluang
Day 3 Kenapa Orang yang Idiot Kaya, Saya Tidak?
Day 4 Berubah Itu Berisiko, Namun Lebih Berisiko Jika Tidak
Berubah
Day 5 Dilahirkan untuk Gagal
Day 6 Menjual Diri
Day 11 Bersahabat dengan Singa
Day 12 Menjadi Sapi Ungu
Day 13 Nitro Stream of
Income
Day 14 Working In
Business vs Working On Business
Day 15 Robin Hood In
the 21th Century
Day 16 Lucky is
Bullshit
Day 17 Success Story
-----
Sedikit Curcol
Fix, sekarang waktunya untuk ngebahas apa yang perlu dibahas.
Kalau yang cepat-cepatan begini saya jadi teringat dengan ownernya Belikni yang
sangat responsif. Ini nih yang paling disukai nih sebenarnya, segera mungkin
mengambil tindakan untuk customer service dalam pengerjaan. Bahkan sudah saya
buat kesal sekalipun dia juga ndak complain.
Oke, masalah complain nanti saja kalau ada kesempatan
dibahas.
Ternyata tingkat
responsif suatu bisnis itu sangat menentukan pelanggan bakalan repeat order
atau enggak. Sampai-sampai saya mikirnya begini, kenapa ada orang yang rela
beli jauh dibandingkan dekat dibandingkan tetangga sebelahnya. Yah, sebab itu
salah satunya bagaimana si penjual melayani si pembeli.
Jadi, intinya kalau punya bisnis mah jangan sombong-sombong.
Kalau dichat responsif atuh secepat mungkin.
Dulu, sebelum saya ketemu dengan ownernya Belikni yang terjun
di dunia konveksi. Saya pernah juga berusaha untuk mengambil pesanan di
konveksi lainnya. Kalau saya chat hari ini, dia bakalan jawabnya besok tuh.
Jadi, perjalanannya lama banget hingga mentok tuh saya ndak bisa lanjut. So,
kita berhenti sampai sini ya. Sebab waktu semakin berjalan juga kan, batas
akhir dari program saya juga harus dijalankan. Walaupun pada akhirnya saya
beralih ke konveksi lainnya.
Nah, satu lagi ada hal yang menarik untuk dibahas. BinusUniversity juga merupakan salah satu kampus yang sangat responsif dan tepat
waktu banget. Kalau kita datang setengah jam kemudian dari acara yang
ditentukan, ya sudah acaranya sudah selesai dong. Ini pula yang membuktikan
bahwa kesempatan, peluang, dan waktu juga nggak bisa dipisahkan.
Gimana, asyik ya membahas buku kali ini yang bisa dihubungkan
dengan hal mana-mana saja. Sengaja saya berikan ruangan garis untuk memisahkan
konten utama dan konten curcolnya. Mending begini sih, gibahin produk dan
pelayanan. Biar orang bisa pikir-pikir lagi untuk beli di sana ya. Siapa tahu
yang tadinya sepi menjadi membludak setelah adanya pengalaman apa adanya dan
tidak dilebih-lebihkan.