![]() |
Gambar 1. Cover Depan My Dandelion Wish Will Come True |
Sebuah jepretan masuk ke dalam galeriku. Kuingat-ingat bagaimana caranya aku bisa membaca buku novel ini. Seingatku buku ini termasuk berat kubaca. Saking kelamaannya tak membaca lagi. Buku-buku yang bergenre novel.
Pagi ini aku terburu-buru pergi
ke Puskesmas karena takut diusir lagi. Sengaja tidak minum obat, supaya
kesadaranku bisa 100% dalam membawa diri
ini. Saking terburu-burunya aku sengaja mengambil buku yang berukurannya kecil.
Ah, novel yang ini aja deh. Kumasukkan ke dalam tasku.
“Kakak lagi minum obat ya?” tanya
sang perawat mengonfirmasi.
“Iya,” jawabku beralasan karena
memang meminum obat TB kali ini. Padahal tadi malam aku tidur larut malam
karena keasyikan mengejar deadline lomba hingga tidak bisa terlelap tidur.
Bahkan dalam tidurku sekalipun masih saja ada ide-ide yang mengalir. Saking
banyak mengalirnya aku ingin sekali menuliskannya. Namun aku sadar seketika
bahwa sudah waktunya tidur alih-alih
menuruti hawa nafsu untuk mengerjakannya. Aku tahu bahwa kesempatan tidaklah
datang dua kali, tapi ya mau bagaimana lagi. Selalu ada resiko atas keputusan
yang diambil. Tidur lebih baik dibandingkan memaksakan diri.
Setelah selesai ditensi yang
ternyata hasilnya rendah. Aku mencoba menunggu dengan membuka buku bercover
biru muda itu. Pada bagian menunggu, membaca adalah hal yang paling kusukai. Ia
bisa menjadi peneman di kala diri siap siaga dengan panggilan orang lain.
Kubaca sebentar, ternyata kisahnya ada keterkaitan denganku kali ini. Hei,
kebetulan sekali.
Sayangnya aku tak bisa membaca
banyak. Suara yang ada di televise di Puskesmas justru sangat membuatku
terganggu. Ini nih yang tak nyaman, sudah sakit ketemu suara berisik lagi. Rasanya
membuatku semakin sakit. Ternyata menunggu itu tak asyik ya kalau ada
bising-bising. Lebih asyik lagi kalau ada bacaan yang bisa dibaca. Nanti kalau
aku punya perusahaan sepertinya ide menyediakan buku-buku bacaan itu jauh lebih
bermakna dibandingkan disuguhi televisi yang tingkat kebisingannya belum tentu
semua orang menyukainya.
Kalau buku kan, orang-orang bisa
memilih jenis bacaan yang mana baginya disukai. Bisa itu novel, komik, atau
bertema pengembangan diri. Semua orang bisa bebas membuat momen menunggunya
jauh lebih bermakna dan bermanfaat. Sebab membaca biasanya memantikkan ide-ide
kreativitas dan kesabaran dalam diri. Ide setelah membaca biasanya selalu
menjadi ajang yang powerfull.
Identitas
Judul : My
Dandelion Wish Will Come True
Penulis : Ariesta Wong
Jumlah Halaman :
244
Penerbit : Sheila
Tahun Terbit :
Yogyakarta, 2017
ISBN :
978-979-29-6695-4
Siapa sih yang
berani ngebuat cerita sad ending yang
ada sweet-sweet seperti ini?
Karakternya dibuat kuat memang untuk mendapatkan alur yang menyedihkan. Namun
begitu jiwa besarnya sosok tokoh utama.
![]() |
Gambar 2. Bagian isi My Dandelion Wish Will Come True |
Menceritakan
kisah Seung Hwan menjadi yatim setelah kepergian Ibunya karena menderita
penyakit kanker Paru-Paru. Seung Hwan masih berusia Sembilan tahun itu harus
memahami bagaimana orang dewasa bertindak. Ia baru tahu kalau selama ini ia
memiliki seorang Ayah.
Seung Hwan
diantar tetangganya menemui ayahnya yang ternyata sudah berkeluarga dan
memiliki sepasang anak. Awalnya sang ayah sangat marah karena kehadiran Seung
Hwan. Namun karena ia mendapatkan kabar bahwa ibunya telah tiada barulah ayahnya
berubah pikiran dan hatinya menjadi lembut untuk Seung Hwan.
Singkat, tapi
bermakna. Begitulah Seung Hwan berkarakter hangat berada di dekatnya. Ia
memiliki impian layaknya bunga Dandelion yang kata ibunya bisa beradaptasi di
mana saja. Liontion bunga Dandelion itulah satu-satunya bukti kalau Seung Hwan
adalah anak ayahnya.
Hidup juga tak
semulus yang dibayangkan. Walaupun kehidupan keluarga ayahnya memang sedang
tidak baik-baik saja dan mereka sering bertengkar. Justru kehadiran Seung Hwan
malah membuat keluarga itu semakin memanas. Hingga akhirnya tanpa sepengetahuan
sang ayah, Seung Hwan justru diculik dan ia berhasil melarikan diri.
“apa yang kau
minta, Seung Hwan?”
“Aku hanya
ingin, Ayah tetap mengenang ibuku. Biarkan ada kenangan tentang ibuku di dalam
hati, Ayah … sedikit saja, itu pun tak masalah. Asal Ayah tetap mengingat
ibuku.”
“Sampai kapan
pun, tanpa kau memintanya, Seung Hwan … ibumu, Seo Hyun Jin, akan selalu ada di
dalam hati ayah …” Hwi Jae memeluk Seung Hwan erat. (Halaman 47-48)
Seung Hwan nyaris
ditabrak orang. Ia sengaja menyembunyikan identitasnya menjadi Seo Kang Joon
untuk menyelamatkan diri dan akhirnya tinggal dengan seorang pria benama Seung
Ho. Permainan alur membuat cerita ini layaknya misteri yang harus terpecahkan
hingga bagaimana Kang Joon bisa bertemu juga dengan ayahnya.
Hidup seakan
penuh permainan. Kang Joon justru menyukai ketua kelas galak bernama Choi Jun
Hee dibanding Ga Young yang emang benaran menyukainya. Rasanya semua perhatian
Ga Young sungguh sia-sia belaka, tetapi dengan jiwa besarnya ia tidak
membencinya. Hanya berusaha menghindarinya saja. Lantas, apakah yang terjadi
selanjutnya apalagi setelah kepindahan saudara dan saudari Kang Joon ke
sekolahnya? Semuanya akan terpecahkan jika kita membacanya hingga tuntas.
Apa yang disukai dari tokoh Utama?
Rasanya memiliki
jiwa yang besar itu tidaklah mudah. Apalagi menjadi sosok yang pengertian. Kang
Joon bahkan sangat suka membantu di samping ia orangnya enak diajak bicara.
Hanya saja, nasibnya belum beruntung. Itu pun ia tidak pernah menyalahkan siapa
pun dan bersyukur dengan sisa-sisa waktunya.
Selain tokoh utama, tokoh mana lagi yang disukai?
Seung Ho, pria
yang tinggal dengan Kang Joon. Seung Ho merupakan guru di sekolahnya dan Kang
Joon telah menganggapnya sebagai seorang Kakak. Seung Ho adalah pria yang
sangat keren. Ia rela menjadi guru dibadingkan seorang dokter seperti Kakak
laki-lakinya demi guru Park. Kesunguhan Seung Ho dalam menanti guru Park
sungguh membuat saya tersentuh. Segala daya dan upaya hingga Seung Ho rela
menggantikan hukuman Kang Joon untuk memberikan surat cinta yang menakjubkan.
Pelajaran yang bisa diambil
1.
Menghargai usaha orang lain. Sosok Kang Joon
berhasil membuat saya tersentuh untuk menghargai usaha orang lain, walaupun
kita tidak menyukainya.
2.
Berjiwa besar. Kang Joon orangnya mudah
memaafkan dan tidak membenci orang lain, walaupun dia menjadi sosok si paling
tersakiti.
3.
Berjuang dengan sungguh. Melalui sosok Seung Ho
membuat saya membaca arti sebuah kesabaran dalam sebuah penantian. Syukurnya
penantiannya tidaklah sia-sia.
4.
Mencintai dengan tulus. Melalui sosok Ga Young
membuat saya memahami bahwa mencintai dengan tulus ternyata begitu. Ia tidak
menjadikan dirinya begitu terobsesi walaupun ditolak olah Kang Joon.
![]() |
Gambar 3. Cover belakang My Dandelion Wish Will Come True |
OOT
Saya tak tahu sebenarnya,
dari semua buku. Buku inilah yang berhasil saya bawa untuk menghabiskan momen
menunggu. Ada sebuah persamaan dari saya dengan buku ini, yaitu tentang paru.
Bedanya saya sudah dideteksi TB kelenjar semenjak dini dan qadarullah saya
dinyatakan sehat setelah melalui sepuluh bulan lamanya meminum obat setiap
pagi.