![]() |
Gambar 1. Ulik Desain Web |
Saat ini kita dihadapkan dengan canggihnya teknologi di media sosial. Apalagi keberadaan AI yang turut memeriahkan kecanggihan teknologi itu. Ternyata setelah ulik informasi yang didapatkan dari https://webdesaintop.id/ ada insight baru dalam khazanah tentang website nih.
1.
Web
Responsible Masih Paling Top Cer
Siapa yang paling suka dengan website responsible? Saya dong pastinya.
Website yang seperti ini tuh paling
diidam-idamkan banget. Pasalnya ketika kita membaca artikel di device mana saja. Itu bakalan menyesuaikan tampilan.
Sehingga membuat pengunjung pada nyaman membaca pastinya. Sayangnya enggak
semua website itu bisa responsible sesuai dengan apa yang kita
mau. Walaupun pengembangnya sudah berusaha untuk membuat websitenya bisa mudah digunakan di mana aja. Mau itu gawai, tablet,
hingga laptop itu sendiri. Apalagi saya nih yang masih ngeraba-raba, terus
mageran buat belajar gimana caranya mempercantik blog pribadi.
Bukan hanya sekedar memperbanyak
tulisan belaka, tapi memang juga diperuntukkan orang lain supaya nyaman
berlama-lama di blog saya. Apalagi terkait gambar nih. Baru kali ini saya
belajar, gimana terlihat oke banget dan jelas gambarnya. Rupanya harus disetting ke ukuran aslinya. Alih-alih
harus menyetelnya dengan ukuran paling besar. Ternyata ukuran aslinya jauh
lebih menggiurkan.
Yah, walaupun saya juga kewalahan
mengatur tulisan dengan gambarnya ketika mengedit. Namun puas deh dengan hasil
akhirnya. Nah, ini nih yang dibutuhkan banget namanya buah kesabaran. Kalau
enggak sabar, kelihatan kecil banget dah gambar yang saya sajikan selama ini.
Mau diubah ke bentuk auto besar kian kan. Mageran banget ganti temanya. Kan
dibutuhkan lagi yang namanya perkodingan kalau ingin hasilnya bagus kian ya.
![]() |
Gambar 2. Website Responsible |
2.
Sesuaikan
Tema dengan Warna yang Kamu Banget
Saya percaya bahwa setiap warna
pasti memiliki pesan tersendiri bagaimana mengungkapkan perasaan. Bisa juga
dengan adanya warna kita bisa mengetahui setidaknya karakternya dia tuh
bagaimana. Tidaknya di media sosial saja kita membutuhkan trial dan eror tentang tone warna ini. Namun di website tuh juga
begitu. Bagi saya, rumah di-website itu
emang benaran rumah. Maka hal pertama yang terlintas itu adalah bagaimana kita
nyaman dulu enggak di rumah kita sendiri? Kita nyaman nggak dengan latar hitam
atau putih di website kita. Pemilihan
warna di latar belakang ini bukan hanya sekadar “aku suka banget kok,” tapi
bagaimana warna itu emang benaran bisa membuat tulisan di sekitarnya terbaca.
Itulah mengapa, warna hitam ataupun putih selalu menjadi warna yang natural.
Seperti halnya warna yang saya
sukai adalah biru. Kalau bisa segala sesuatu yang berkaitan dengan warna biru
saya pasti suka. Apalagi menurut https://webdesaintop.id/
warna biru ini selalu dikaitkan dengan
kepercayaan, ketenangan, dan profesionalisme. Sehingga sangat cocok untuk
website yang memberikan kesan serius dan terpercaya.
Hanya saja, untuk desain website sendiri. Saya juga enggak selalu
memilih warna ini, justru kombinasi yang sesuai di pandangan mata. Walaupun
sampai saat ini logo yang berwarna biru ini masih menjadi paling top cer deh
buat saya. Saya lebih suka gaya yang berkombinasi dengan warna lain. Entah itu
warna abi-abu ataupun ungu.
Secara enggak langsung nih, pemilihan
warna itu justru menggambarkan diri kita apa adanya. Sehingga, pemilihan
kecocokan warna dan kesukaan itu kiranya perlu sekali untuk dipertimbangkan.
3.
Kecepatan
Akses Paling Disukai
Ibarat pengunjung adalah seorang
pelanggan. Pasti paling suka kalau fast respon.
Bukan yang malah lemot bukan main. Kejadian pula di website saya nih yang akhir-akhir ini justru sulit banget diakses.
Kalau di website yang menggunakan
hosting sendiri. Bisa jadi, itu faktor utamanya. Ruangan penyimpannya masih
banyak enggak, atau malah kepenuhan seperti memori gawai. Bisa jadi pula karena
banyaknya pengunjung yang mengakses website
sehingga membuat kecepatan akses ini menjadi terganggu. Yah, walaupun entah
di mana letak masalahnya. Intinya website
yang paling cepat diakses itu paling disukai. Sehingga para pengembang
lebih suka membuat elemen yang sederhana sehingga mudah diakses. Alih-alih
banyak elemen yang membuat kecepatan akses lemot enggak ketulungan.
4.
Penggunaan
Dark Mode yang Meluas
Semenjak saya tahu kalau mode
terang itu membuat mata lelah. Penggunaaan dark
mode ini adalah hal yang paling saya sukai. Soalnya, saya bisa melihatnya
berjam-jam selama apapun yang saya mau. Tidak lagi seperti dulu kalau melihat
auto silau men. Ternyata penggunaan dark mode ini semakin meluas nih sobi di
masa kini. Asyiknya penggunaan dark mode ini
dalam kondisi gelap sekalipun tetap membuat pandangan nyaman dilihat. Palingan
ketika pada fase tiba-tiba berada di suasana terang. Baru kalang kabut tak
kelihatan. Sehingga harus cepat-cepat menaikkan kontras.
Kesimpulan
Sebenarnya masih banyak banget
nih hal-hal yang berkaitan dengan website
diulik. Kalau dibahas, rasanya enggak kelar-kelar. Sebab belajar
memperbaiki webite dan menanggulangi permasalahannya
juga dibutuhkan waktu dan belajar terus-menerus. Apalagi sekarang ini sudah ada
AI yang kita sendiri pun juga harus bisa beradaptasi dengan perkembangan yang
ada. Walaupun begitu, saya selalu pro yang namanya konten original
dibandingkan dengan konten yang asal nyaplok sana sini.