Showing posts with label nonfiksi. Show all posts
Showing posts with label nonfiksi. Show all posts

Review Buku Ngomongin Uang Menjadi Kaya Versi Kamu Sendiri

Cover depan Ngomongin Uang Menjadi Kaya Versi Kamu Sendiri
Gambar 1. Cover depan Ngomongin Uang Menjadi Kaya Versi Kamu Sendiri

Masalah keuangan adalah masalah yang remedial mulu bagi saya. Nah, gimana itu konsepnya atu?

Begini Wir, bukannya saya tidak pandai memegang uang, tapi suka lupa sama uang saking minimnya bertransaksi. Saya bakalan ingat di manakah buku yang baru saya baca hari ini dibandingkan uang yang baru saja ibu berikan 10 menit yang lalu. Asli bablas saya lupa, seperti orang linglung kecarian di manalah itu uang. Semoga jodoh saya yang lihat duit matanya auto hijau gitu sat set set simpan, tapi enggak medit.

Punya dompet pun isinya bukan uang, melainkan kartu doang. Karena memang saya enggak suka saja menganggap dompet saya sebagai benda berharga yang ketika dipegang akan menimbulkan rasa was-was. Dulu mah sering begitu, silap sikit lembaran berkurang sampai akhirnya kebiasaan untuk mengosongkan dompet ditambah lagi dengan rajinnya saya berpuasa sehingga selera untuk belanja ini itu sudah enggak lagi. Kadang-kadang suka mikir, perasaan saya enggak punya duit kok malah punya ya. Enggak punya duit bingung, punya duit lebih bingung lagi.

Oke, fix. Banyak orang yang bertanya gimana resepnya menjadi saya yang tidak banyak keinginan apalagi berselera beli ini itu. Bahkan cemilan sekalipun hanya air putih doang. Seharusnya saya kaya sih, tapi ternyata enggak juga. Eh, malah curcolnya kebablasan. Lanjut ke pembahasan berikutnya.

Identitas

Judul Buku           : Ngomongin Uang Menjadi Kaya Versi Kamu Sendiri

Penulis                 : Glenn Ardi

Ilustrasi                : Ariawan

Jumlah Halaman  : 244

Penerbit               : Kompas

ISBN                   : 978-623-160-620-4

Tahun Terbit        : Cetakan ke-2 Juli 2024

Kategori             : Self Improvement

Review Buku 

Cara membahas uang yang renyah dan asyik itu mampir di buku ini. Penggunaan warna kuning, hitam, dan putih. Putihnya kertas kalau ini mah ternyata membuat buku ini asyik untuk ditelaah. Gaya bahasanya umum sehingga kita yang orang biasa mampu mencerna isi buku. Tahu-tahu sudah berada di lembaran tengah saja.

Hal yang bisa saya dapat dari buku ini adalah cara memandang uang itu versi diri sendiri. Jawabannya adalah enggak perlu punya asset ini itu. Cukup dengan cukup aja, ingin jalan ke sana ada saja jalannya. Ingin beli itu kesampaian. Namanya juga kaya banyak orang yang nyangka ia harus punya rumah menetap di suatu titik. Namun ada juga yang kaya itu bisa jalan-jalan ke luar negeri dan terserah mau tinggal di mana saja secara nomaden.

Ada sebuah cerita tentang orang miskin yang tiba-tiba kaya karena memenangkan lotere. Tiga bulan kemudian ia sangat menyesal karena memenangkannya sebab ia harus bercerai dengan istrinya pekara uang itu. Ada juga orang kaya yang ketika meninggal dunia tidak mewariskan banyak harta kekayaan, justru uang yang telah ia kumpulkan sekian lama di donasikan kepada yatim piatu dan orang-orang membutuhkan.

Sejak saat itu saya menarik kesimpulan bahwa yang sulit itu bukan mendapatkan atau menghabiskan uang, melainkan bagaimana cara mengelolah keuangan.

Jika kita buta banget pasal saham, obligasi, dan sejenisnya. Buku ini seperti memberikan penggambaran untuk kita, sehingga ya bisa mengerti gimana konsepnya. Walaupun sebenarnya jika kita ingin memahami lebih lanjut juga butuh membaca topik yang sejenisnya sampai benar-benar paham. 

**

Curcol

Saya mengetahui buku ini bersebab adanya challenge baca sih waktu itu dan kayaknya lumayan banyak sih yang ditawarkan untuk hadiahnya. Yah, yang namanya banyak imingannya, pesertanya pasti banyak. Namun saya enggak menyesal sama sekali memang karena kebetulan butuh juga untuk memahami konsep keuangan yang selalu remedial dan sulit sekali ditaklukkan secara praktiknya.

Sejak saat itu saya sangat senang sekali ketika berhasil membeli buku, tapi ujung-ujungnya juga dari mana saja sih yang penting mah halal sumbernya dan juga enggak dari yang macam-macam.

Oh, iya. Sebagai informasi bahwa akun Instagram yang mempromosikan buku ini ternyata sangat informatif dan terbilang cepat. Orang-orang belum membahas ini itu, ia sudah duluan membahasnya dan diajakin untuk berpikir bareng malah. Seperti kehadiran Gimana sih caranya mendaftar menjadi Petani Milenial? Kemudian kasus pembuangan susu basi yang nggak bisa diolah ke sungai sehingga terkesan sangat mubazir disebabkan pabrikan sudah impor dari luar negeri alih-alih mengambil dari wilayah lokal.

Setidaknya, saya memahami bahwasannya kita itu sama sekali tidak kekurangan sumber daya alam, tetapi sumber daya manusia. Yuks tingkatkan semangat kita untuk meningkatkan kemampuan kita dalam bertahan hidup.

 

 

 

Review Buku Unlimeted Wealth`


Cover depan Unlimeted Wealth
Gambar 1. Cover depan Unlimeted Wealth

Sekali-kali belajar ranahnya bisnis gimana jadinya tuh?

Syukurnya memang sehari-hari di SMA IESS itu seperti pengulangan materi, ditambah lagi ranah instagram dikeliling orang-orang yang terjun di dunia bisnis. Termasuk teman-teman juga beberapa yang suka banget distalkingin bisnisnya.

Jadi, pemahaman dunia bisnis pelan-pelan masuk ke dalam hati dan pikiran. Setelah saya membaca buku yang bertema bisnis kali ini, lumayanlah cepat banget selesainya saya ngebacanya.

Cover Belakang Unlimeted Wealth
Gambar 2. Cover Belakang Unlimeted Wealth

IDENTITAS

Judul Buku            : Unlimeted Wealth

Penulis                   : Bong Chandra

Penerbit                 : Elex Media Komputindo

Jumlah Halaman   : 184

Tahun Terbit          : Cetakan ke-18 Mei 2015

ISBN                       : 978-602-02-4371-9

Kategori                 : Motivasi

Pada pembahasan awal, sebenarnya saya amat tidak setuju dengan kalimat b*d*h di mana rasanya di dunia pendidikan anti sekali dengan kata tersebut. Yah, namanya juga dunia bisnis. Perlahan saya berusaha memahami pembahasannya sampai sebuah titik bahwa buku ini sebenarnya nyaman dibaca, mudah dipahami dan emang benar kalau buku ini habis dibaca dalam 10 menit setiap babnya.

Ada sebuah kalimat yang kalau diterapkan benar-benar diterapkan benar-benar manjur untuk dilakukan ketika dipahami dengan keyakinan. “Orang-orang milyader itu suka mengambil peluang dan kesempatan secepat mungkin.” Nah, kalimat itulah yang membuat saya tadi mager banget untuk memulai hari auto semangatan dong. Enggak jadi rebahan, walaupun sebenarnya belum ada kata ‘rebahan’ dalam hidup saya. 

Teknik penyajian buku ini menarik pada setiap babnya, ketika disajikan ilustrasi. Setidaknya membuat kita bisa mengambil jeda dari hal-hal yang telah disampaikan dan bagi saya buku ini berisi lumayan daging. Sehingga cocok sekali untuk dimurojaah. Maksudnya dibaca ulang.

Daftar Isi

Day 1 Mata Uang Paling Berharga adalah Waktu

Day 2 Uang vs Peluang

Day 3 Kenapa Orang yang Idiot Kaya, Saya Tidak?

Day 4 Berubah Itu Berisiko, Namun Lebih Berisiko Jika Tidak Berubah

Day 5 Dilahirkan untuk Gagal

Day 6 Menjual Diri

Day 11 Bersahabat dengan Singa

Day 12 Menjadi Sapi Ungu

Day 13 Nitro Stream of Income

Day 14 Working In Business vs Working On Business

Day 15 Robin Hood In the 21th Century

Day 16 Lucky is Bullshit

Day 17 Success Story

-----

Sedikit Curcol

Fix, sekarang waktunya untuk ngebahas apa yang perlu dibahas. Kalau yang cepat-cepatan begini saya jadi teringat dengan ownernya Belikni yang sangat responsif. Ini nih yang paling disukai nih sebenarnya, segera mungkin mengambil tindakan untuk customer service dalam pengerjaan. Bahkan sudah saya buat kesal sekalipun dia juga ndak complain.

Oke, masalah complain nanti saja kalau ada kesempatan dibahas.

Ternyata tingkat responsif suatu bisnis itu sangat menentukan pelanggan bakalan repeat order atau enggak. Sampai-sampai saya mikirnya begini, kenapa ada orang yang rela beli jauh dibandingkan dekat dibandingkan tetangga sebelahnya. Yah, sebab itu salah satunya bagaimana si penjual melayani si pembeli.

Jadi, intinya kalau punya bisnis mah jangan sombong-sombong. Kalau dichat responsif atuh secepat mungkin.

Dulu, sebelum saya ketemu dengan ownernya Belikni yang terjun di dunia konveksi. Saya pernah juga berusaha untuk mengambil pesanan di konveksi lainnya. Kalau saya chat hari ini, dia bakalan jawabnya besok tuh. Jadi, perjalanannya lama banget hingga mentok tuh saya ndak bisa lanjut. So, kita berhenti sampai sini ya. Sebab waktu semakin berjalan juga kan, batas akhir dari program saya juga harus dijalankan. Walaupun pada akhirnya saya beralih ke konveksi lainnya.

Nah, satu lagi ada hal yang menarik untuk dibahas. BinusUniversity juga merupakan salah satu kampus yang sangat responsif dan tepat waktu banget. Kalau kita datang setengah jam kemudian dari acara yang ditentukan, ya sudah acaranya sudah selesai dong. Ini pula yang membuktikan bahwa kesempatan, peluang, dan waktu juga nggak bisa dipisahkan.

Gimana, asyik ya membahas buku kali ini yang bisa dihubungkan dengan hal mana-mana saja. Sengaja saya berikan ruangan garis untuk memisahkan konten utama dan konten curcolnya. Mending begini sih, gibahin produk dan pelayanan. Biar orang bisa pikir-pikir lagi untuk beli di sana ya. Siapa tahu yang tadinya sepi menjadi membludak setelah adanya pengalaman apa adanya dan tidak dilebih-lebihkan.

 

Review Buku Kisah-Kisah Sunnah

Cover depan kisah-kisah Sunnah
                              Gambar 1. Cover depan buku Kisah-Kisah Sunnah

Sesungguhnya kita pun memang harus sering-sering diingatkan pekara hidup ini. Namanya juga hidup, kalau bisa pun kita selalu diingatkan setiap hari. Itulah yang selalu saya tekankan dalam hidup,

Kadang melalui kajian secara daring yang bisa saya putar setiap hari, melihat konten yang baik-baik, mengeliliing diri saya dengan teman-teman baik, dan yang paling disukai adalah membaca buku.

Semoga suatu hari nanti saya bisa membangun Perpustakaan Islami benaran. Yah, sedikit-sedikit saja dulu koleksinya saya miliki. Nah, kali ini saya punya koleksinya dengan membeli buku yang menurut saya sukai secara cover dan judul dengan setengah harga normal.

Identitas Buku

Judul Buku           : Kisah-Kisah Sunnah

Penulis                   : Dr. Ahmad Umar Hasyim

Penerbit                : PT Qaf Media Kreatif

Jumlah Halaman   : 483

Tahun Terbit          : Cetakan I, Oktober 2021

ISBN                     : 978-623-6219-08-9

Kategori                : Kisah Islami

Review Pengalaman Membaca Pertama Kali Buku Tebal

Isi buku Kisah-Kisah Sunnah
Gambar 2. Isi buku Kisah-Kisah Sunnah

                Buku bersampul cokelat ini memiliki kualitas kertas yang ringan meskipun jumlah halaman yang banyak dan cukup menggemaskan ketika dibaca. Ini baru kali pertama saya memegang buku nonfiksi dan bukan novel yang memiliki ketebalan seperti itu.

                Guru saya pernah mengatakan bahwa para ulama dulu sudah menjadi hal yang biasa melahap kitab yang tebalnya enggak tanggung-tanggung. Sementara orang-orang masa kini lebih suka melahap inti sarinya saja. Sebab keheranan seperti itulah saya ingin mempraktikkan apa yang disampaikan beliau.

                Setelah membaca buku ini barulah saya menarik kesimpulan bahwa melahap buku yang jumlah halamannya enggak tanggung-tanggung justru bukanlah hal yang buruk. Sebab ilmu itu pun memang harus ditelaah secara sabar. Sehingga pemahamannya lebih mendalam serta lama.

                Hal yang paling saya ingat dari buku ini adalah sebuah kisah tentang kesabaran seseorang yang menerima takdir dari Allah Swt atas takdir kehilangan putranya.

                Suatu hari istri Thalha baru saja kehilangan putranya. Ketika Abu Thalha pulang, ia tidak langsung memberitahukan beliau. Justru ia melayaninya dengan sangat baik dan menyampaikan bahwa, “Jika seseorang telah meminjamkan sesuatu dan ia memintanya kembali, apakah kita harus memberikannya?”

“Tentu,” jawab Abu Thalha, tetapi ia tidak mengetahui maksud dari istrinya. Setelah dilayani dengan baik, keesokan harinya barulah diperjelas kembali bahwa anaknya telah tiada. Abu Thalha pun bersedih sebab ia sangat menyayangi putranya. Kemudian ia mengadukan hal tersebut kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Ia pun mendapatkan doa terbaik dan beberapa tahun kemudian keluarga tersebut dikaruniai 9 anak yang merupakan penghapal Al-Quran semuanya.

Kebanyakan kisah-kisah lainnya adalah perjalanan bersama dengan Baginda tentang malaikat Jibril yang seringkali menyamar menjadi manusia dan belajar bersama yang lain sehingga mereka juga sama-sama belajar.

Keunggulan dan Kelemahan Buku

Bagi saya, buku ini termasuk ringan dibaca sebenarnya, meskipun pembahasannya disajikan kritis secara Ilmiah. Sehingga hal itulah yang membuat kisahnya terasa diulangi dua kali. Hal yang menjadi uniknya adalah tidak kentara bahwa tulisannya diulangi. Awalnya saya kira itu adalah salah ketikan, tetapi setelah ditelaah lebih lanjut penulisnya memang sengaja membahasnya dua kali di bab yang sama.

**** Kesimpulan

Cover belakang Kisah-Kisah Sunnah
Gambar 3. Cover belakang Kisah-Kisah Sunnah

Setelah membaca  buku ini saya sedang berpikir panjang bahwasannya menelaah buku tebal tidaklah menyedihkan. Malah asyik masuk ke dalam pikiran dan hati, yah walaupun bawaannya ingin marathon saja. Walaupun sebenarnya saya belum bisa move on dengan buku pertama kali yang saya baca dengan tema serupa dengan buku ini.

Ingatan itu rasanya kuat sekali dalam benak saya, bahkan setiap detailnya. Seperti kisah kejujuran orang dalam menjaga kebun anggur. Ketika ditanya ia sama sekali tidak tahu rasanya seperti apa disebabkan amanahnya sebagai penjaga saja bukan pemakan anggur. Kemudian kisah seseorang yang dijodohkan dengan perempuan buta, tuli, dan bisu. Ternyata bukan secara fisiknya, tetapi buta dengan melihat kekurangan orang lain, tuli dengan pengomongan orang lain yang enggak penting, dan bisu terhadap apa-apa saja yang ia ketahui apalagi tidak ada hubungan sama sekali dengan kehidupannya. Masyaa Allah, kisah-kisah tersebut sungguh sangat menginspirasi sekali.

Kisah-kisah tersebut mungkin memang tidak memberitahu kita, ini kita harus berperilaku seperti ini ataupun contohlah perilaku tersebut. Namun kita tahu bahwa kisah tersebut memang ada baiknya kita teladani dalam hidup dan secara tidak langsung ujung-ujungnya juga mengajarkan kita berperilaku demikian.

Bagi teman-teman yang ingin membeli buku-buku dengan harga terjangkau seperti ini dengan tema Islami lainnya bisa kontak saya dan akan saya berikan akses yang biasa melayani hal seperti ini.

Baca Buku Sambil Menikmati NomnomDonuts

Kali ini membaca buku Kisah-Kisah Sunnah ditemani oleh donutnya Syita, yaitu Nomnom Donuts. Sensasi dingin dan lembut saling berkolaborasi di lidah dengan taburan gula dingin. 

 

Review Buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah

Review Buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah
Gambar 1. Cover Depan Buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah

Manusia boleh berharap, tapi prosesnya ya tetap harus dijalankan.

Jadi, kemunculan lomba menulis yang diadakan oleh KBM App ini menurut saya sudah membuat saya tuh senang banget dan kayak ada sebuah dugaan bahwa nanti bakalan begini-begini tuh. Novel yang berjudul Seindah Khadijah itu kayaknya bakalan oke banget ketika dituliskan. Apalagi setelah ada sebuah hilal kayaknya Allah Swt mendukung banget dengan apa yang saya tuliskan seperti kehadiran buku ini.

Awalnya saya hanya coba-coba saja. Bukan iseng ya, kalau istilah iseng itu mah hanya untuk orang-orang yang enggak ada kerjaan sajanya. Saya mengikuti alur giveway seperti biasa dengan menyebutkan tiga teman saya yang berpotensi akan mengikutinya dan menjawab sebuah pertanyaan.
“Sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah … “

“Wanita Shaleha.”

Qadarullah, saya mendapatkan buku tersebut dan ternyata yang memberikannya sangat baik sekali. Ia mengonfirmasi pada prosesnya. Padahal saya orangnya saat ini berusaha untuk melupakan saja apa yang telah saya lakukan. Bahkan hal pemberian sekalipun. Kalau ada Alhamdulillah, kalau tidak ada juga tidak menjadi masalah.

Ada hal yang membuat saya terharu. Ketika orang-orang di rumah membaca buku yang sengaja saya letakkan di ruangan tengah. Masyaa Allah, tabarakallah. Kita tidak pernah tahu langkah mana yang membuat orang lain tergerak hatinya. 

Identitas Buku

Judul Buku          : Suamimu BukanMuhammad Istrimu Bukan Khadijah

Penulis                 : Muhammad Yasir

Penerbit               : Pustakan Al-Kautsar

Jumlah Halaman : 214

Tahun Terbit        : November 2020 (Cetakan Ketiga)

Cover                   : Hard

ISBN                    : 978-979-592-903-1

Review Buku

Kalimat pembuka di awali dengan surah At-Tahrim ayat 6, “Wahai orang-orang beriman, perihalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai perintah Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Bagi saya, buku ini adalah rekomendasi buku yang dibaca ulang ketika berumah tangga. Sebab sejatinya kita memang harus sering-sering diingatkan. Meskipun dalam buku ini tidaklah menyuruh kita untuk ini itu. Melainkan memberikan keteladanan bahwa di yang baik itu seperti ini.

Pada dasarnya buku ini terbagi menjadi tiga pembagian pembahasan. Pertama pesan perbaikan untuk suami, kedua pesan perbaikan untuk istri, dan yang ketiga adalah pesan perbaikan untuk suami dan istri. Pemilihan runutan inilah yang sebenarnya menjadi pondasi kuat di dalam keluarga ketika suami terlebih dahulu yang memulai perbaikan dibandingkan istri.

Buku ini berisikan tentang kisah-kisah teladan di dalam sebuah keluarga, disajikan dengan dalil, dan diberikan kesimpulan pesan yang bisa diambil dari kisah tersebut. Ada satu yang membekas dalam ingatan saya, yaitu kisah tentang istri Abu Thalha.

Waktu itu Abu Thalha baru saja pulang dari mencari nafkah dan ia tidak tahu bahwa anaknya telah tiada. Saat pulang ia berkata, “Apa yang dilakukan putraku?”

Istrinya tidak berkata apa-apa justru menyambut kepulangannya dengan melayani sebaik mungkin, berdandan yang cantik, menyuguhkan makanan yang enak, dan melaksanakan kewajibannya. Setelah Abu Thalha kenyang, Ummu Sulaim (istri Abu Thalha) berkata, “Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu seandainya ada sekelompok orang meminjam barang pada suatu kelaurga lalu suatu saat mereka meminta kembali pinjaman itu, apakah keluarga itu berhak menolaknya?”

“Tidak,” jawab Abu Thalha,

Ummu Sulaim berkata, “Kalau begitu, relakan putramu. Anak kesayanganmu begitu tenang.”

Abu Thalha pun bersedih mendengarnya dan mengadukan hal ini kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Baginda pun mendoakan kebaikan untuk keluarga mereka dan beberapa tahun setelahnya mereka telah dikarunia Sembilan anak laki-laki yang semuanya sudah menghafal Al-Quran.

Masyaa Alllah, kisah ini sungguh sangat menginspirasi bagi kaum hawa untuk bersikap tenang atas ketetapan yang terjadi. Buah kesabaran itu sungguh manis sekali. Ada banyak kisah-kisah lainnya yang bisa kita teladani dari buku ini.

Kelebihan Buku

Pemilihan warna kertasnya membuat teduh dirasa diri memandang. Putih dan hijau adalah sebuah penggabungan yang sangat bermakna. Ukuran tulisannya membuat buku ini menjadi nyaman di pandangan mata. Cocok sekali dibaca untuk kalangan dewasa meskipun usia pernikahannya telah berpuluh-puluh tahun tanpa harus menggunakan kacamata saat membacanya.

Selain itu, buku ini sangat cocok dijadikan sebagai kado pernikahan. Bagi yang ingin membeli bukunya bisa melalui Tokopedia dari link buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah

 

Review Buku Oase Seorang Perempuan adalah Pernikahannya

Usia dewasa yang belum menikah. Pernahkah ada masa di mana ingin sekali menikah, tapi kok jodoh-jodohnya belum datang juga?

Setelah membaca buku Oase ini membuat saya tidak terlalu heboh akan hal itu. Sebab perjalanannya mungkin akan sangat panjang. Ini tentang perempuan yang mengalami masa kegelisahannya dalam penantian. Apakah terus menanti atau berjalan ke mana arah tujuannya?

Review Buku Oase Seorang Perempuan adalah Pernikahannya

Identitas Buku

Judul Buku         : Oase Seorang Perempuan adalah Pernikahannya

Penulis                : Sebastian Wahyu

Jumlah Halaman : 240

Penerbit               : PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA

ISBN                   : 978-623-00-5005-3

Oase merupakan sebuah peristirahatan dalam berjalan. Bukan untuk mengakhiri langkah atau malah berpangku tangan begitu saja, tetapi mengumpulkan energi supaya bisa berjalan kembali lagi.

Begitulah yang saya baca dalam buku ini ketika fase putus asa dalam memaknai takdir yang berjalan. Akankah ada? Pertanyaan yang mengkhawatirkan itu sungguh sangat menerpa.

Tidak mengapa, kita sudah berusia lanjut seperti apa. Sebab kehadirannya adalah rezeki dan rezeki setiap orang itu berbeda-beda.

Buku ini sangat cocok sekali untuk orang yang menyiapkan diri dalam penantian yang tak tahu hilalnya kapan atau yang berusaha untuk mengilangkan rasa traumatis dalam hidup akibat retaknya rumah tangga.

Bahkan ketika tidak punya channel sama sekali. Kita pun tidak perlu khawatir. Sebab setersembunyi sekalipun perempuan itu. Ia pasti akan ditemukan oleh orang yang ditakdirkan padanya. Sehingga betapa saya menyadari bahwa jodoh ini memang pekaranya dekat dengan Allah.

Tidak muluk-muluk, kekhawatiran itu mereda dengan sendirinya hingga saat ini. Kuncinya hanya satu, yuk kita perbaiki diri sendiri menjadi yang lebih baik setiap harinya. Insyaa Allah dengan sendirinya, ia akan datang dan janji Allah itu pasti. Jangan pernah berhenti berdoa dan jangan pula berputus asa.

Ternyata memang benar, di saat kita tidak memikirkan perihal jodoh. Justru beberapa orang tanpa disadari menjadi tertarik. Tinggal kitanya yang memutuskan akan berlanjut atau tidak dan jangan lupa dilanjutkan bertanya kepada Allah.

Pemilihan penulisan merah memberikan kesan bahwa kita memang harus berani mengubah diri sendiri menjadi lebih baik lagi. Meski prosesnya tidaklah mudah, buku ini mampu menjadi peneman langkah dan rasanya saya ingin membacanya lagi supaya memperkuat langkah.

Perempuan yang pintar, perempuan yang bijaksana, perempuan yang dari cara bicaranya tertata dengan rapi, perempuan yang pendapatnya bisa membuat orang lain terpukau, adalah tingkatan cantik yang berbeda dari kebanyakan perempuan lainnya. (Halaman 13)

 

Review Buku Perempuan Tulus

 

Cover depan Perempuan Tulus

Perempuan tulus itu bernama Ibu. Ibu yang hatinya tulus tanpa pernah mengharapkan balasan dari anak-anaknya kecuali mengharapkan keberhasilannya.

Saya pun tertegun memandangkan diri mengambil buku yang bersampul merah jambu itu. Penasaran dan membacanya di Minggu pagi. Ternyata, melahap buku terbitan Quanta ada yang lebih ringan lagi bertemankan waktu luang. Bahkan menunggu hingga karatan pun saya mampu.

Judul Buku           : Perempuan Tulus

Penulis                  : May Ashali

Jumlah Halaman : 157

Penerbit                : PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Tahun Terbit        : 2023

ISBN                    : 978-623-00-4730-5

“Jika hati senantiasa berbuat baik, Allah akan pertemukan kita dengan hal baik, orang-orang baik, tempat yang baik, atau setidaknya peluang dan kesempatan untuk bisa berbuat baik. Maka, isilah hati kita dengan prasangka baik, harapan baik, keinginan baik, dan tekad untuk menjadi lebih baik.”-Buya Hamka. (Halaman 37)

Akahkan ini tentang pekara sebuah baiknya orang atau tidak? Melainkan lebih dari sebuah ketulusan seorang perempuan yang kesabarannya seluas samudera. Terkait hati sekalipun, buku ini mengulas dalam makna tersirat bahwa tulus yang selama ini dijalankan itu masih belum ada apa-apanya. Ada yang lebih dari itu dan kalau diteladani sepertinya tidak semudah yang dibayangkan.

Buku ini mengulas tulisan yang tidak berurutan. Sehingga kita bisa bebas memilih bab mana saja yang menarik hati ketika membacanya. Sehingga teknik loncat dalam membaca tidak pula mengurangi pemahaman terhadap suatu pembahasan.

Judul yang paling menyentuh hati saya adalah Sahabat Terbaik pada halaman 85. Tulisannya begitu lembut hingga membuat saya bersyukur memiliki ibu dan terobsesi untuk menyenangkan hatinya. Pada ibu yang melahirkan saya dan tak pernah lelah dalam mendidik anak-anaknya.

Jadilah serupa akar yang gigih, mencari air menembus tanah yang keras demi sebatang pohon. Ketika pohon tumbuh berdaun rimbun, berbunga indah, menampilkan eloknya pada dunia, dan mendapat pujian, akar tidak akan pernah iri. Ia tetap bersembunyi di dalam tanah. Serupa itulah sebuah ketulusan. (Halaman 83)

Buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan cocok dibaca oleh siapa saja khususnya bagi kita yang ingin lebih menyayangi Ibu. Sebab dengan membacanya, insyaa Allah hati akan digerakkan oleh kelembutan untuk mencintai ibu dan membahagiakannya.

Review Buku Rich Dad Poor Dad

Belajar dari Ayah Kaya dan Ayah Miskin

Review Buku Rich Dad Poor Dad

Tak pernah terpikirkan bahwa saya akan membaca buku ini secara fisik. Setelah beberapa bulan yang lalu saya melihat dan menyaksikan bahwa pembahasan buku ini sangat menarik oleh sobat pustaka yang ada di Kemenkeu.

Apakah memang sebagus itu, atau itu hanya perasaan mereka saja?

Maka ketika saya menemukan lebih dulu covernya di kantor sekolah sebelum melihat review bukunya. Hati saya tidaklah tergerak sama sekali. Barangkali isi bukunya biasa saja pada waktu itu.

Kini saya memahami bahwa Allah Swt memberikan jalan lain padaku untuk bertumbuh. Padahal waktu itu saya mendatangi sang pemilik buku hanya untuk pengalihan isu saking bingungnya ingin mengatakan apa.

Identitas

Judul Buku           : Rich Dad Poor Dad

Penulis                  : Robert T. Kiyosaki

Penerbit                 : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit          : Cetakan ke 61 : Juni 2021

Jumlah Halaman   : 241

ISBN                     : 978-602-03-3317-5

 

Kenapa saya baru membaca buku ini sekarang? Setelah melalui perjalanan gelap meniti yang namanya keuangan.

Belajar dari buku ini menanamkan mindset pada diri bahwa, "apa yang bisa saya lakukan untuk mendapatkannya?" bukannya menyerah karena gaji yang diterima setiap bulannya. Seperti yang diparodikan di media sosial bahwa kalau ingin menginginkan sesuatu makannya pakai krupuk saja sebulan. Big No, itu adalah pemikiran yang sangat ekstrim.

Padahal bagian awalnya saja itu digambarkan dengan pembahasan dua orang anak kecil yang diajarkan oleh Ayah Kaya tentang keuangan. Mereka disuruh untuk menciptakan uang. Maka dengan polosnya mereka melakukan eksperimen dengan membuat replika uang dengan tembaga perak. Saat Ayah Kaya mengetahui hal itu, ia malah tertawa dan mengatakan bahwa cara mereka memang benar. Namun itu illegal. Sehingga ia menyuruh mereka untuk mendatanginya ketika akhir pekan tiba di kantornya.

Belajar banyak hal, tentu itu harapan semua orang bukan ketika belajar. Sayangnya kedua anak itu justru sangat stress ketika harus menunggu lama Ayah Kaya menghampiri mereka dan mereka hanya menunggu saja di kantor tanpa ada penjelasan. Ternyata hal itu merupakan sebuah bentuk pelajaran dari Ayah Kaya supaya mereka menghargai dan mengetahui nilai waktu. Hingga pada akhirnya mereka setiap akhir pekan bekerja di sebuah perpustakaan, membaca semua buku yang ada, dan memiliki asset untuk kehidupan.

Apa yang membedakan antara Ayah Kaya dan Ayah Miskin?

Pada pelajaran 6 : Bekerja untuk Belajar-Jangan Bekerja untuk Uang adalah pekerjaan yang terjamin adalah segalanya bagi ayah saya yang terdidik. Belajar adalah segalanya bagi Ayah Kaya.

Itulah mengapa Ayah Kaya selalu menyukai belajar, meskipun status pendidikan mereka tidak tinggi.

Judul buku yang artinya Ayah Kaya Ayah Miskin mendeskripsikan sebuah pola asuh di antara kedua. Walaupun begitu, keduanya merupakan Ayah yang sukses.

Kenapa?

Sebab Ayah Kaya memiliki banyak finansial dengan membangun banyak aset.

Sementara Ayah Miskin memiliki banyak ilmu pengetahuan yang bisa dibagikan kepada orang banyak.

Setelah membaca buku ini, rasanya saya memang harus memilikinya suatu hari nanti supaya menyadarkan saya untuk tetap berjuang mencari solusi, alternatif lain untuk mencapai yang namanya freedom finansial.

Meskipun sejujurnya pembahasan buku ini terasa berat di saya, tapi buku ini memanglah terbaik daripada apa yang pernah saya baca. Motivasinya sungguh powerfull yang memberikan sebuah pengajaran bahwa dalam mendidik dalam diam sekalipun itu adalah sebuah pelajaran.

Kita semua adalah karyawan. Hal yang membedakan adalah tingkatannya saja. Penyebab utama kemiskinan atau masalah keuangan adalah ketakutan dan ketidaktahuan, bukan perekonomian, pemerintah, atau orang kaya. (Halaman 39) Itulah mengapa kita menemukan fakta di lapangan ada orang yang memenangkan lotre justru tak berapa lama setelahnya ia masih dalam keadaan miskin. Sekali lagi, ini bukan tentang berapa banyak yang datang di kita, tapi bagaimana kita menyikapi keuangan itu. Sehingga kita mampu mengendalikan uang tersebut, bukan uang yang mengendalikan kita.


What Should I do?

1. Berhentilah melakukan apa yang tidak berhasil dan carilah hal yang baru.

2. Carilah gagasan baru

3. Temukan seseorang yang sudah melakukan apa yang ingin Anda lakukan.

4. Ikut kursus, baca, dan hadiri seminar.

5. Buatlah banyak penawaran

6. Menemukan tawaran yang bagus

7. Joging, berjalan, atau berkendaralah di wilayah tertentu sebulan sekali selama sepuluh menit (Ini untuk riset bisnis properti.

8. Carilah harga murah di semua pasar. Konsumen akan selalu miskin.

9. Carilah di tempat yang tepat

10. Carilah orang yang ingin membeli lebih dulu.

11. Berpikir besar

12. Belajar dari sejarah

13. Tindakan selalu mengalahkan ketiadaan tindakan

 

Untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya, kita memerlukan pendidikan mental, fisik, emosional, dan spiritual. (Halaman 221)

 

 

 

Review Lembaga Budi Karya Prof. Dr. Hamka


Review Lembaga Budi Karya Prof. Dr. Hamka

“Liburan ke toko Buku.” Sebuah jargon yang sempat menjadi kebahagiaan tersendiri hingga ada orang baik yang ingin menawarkan buat beliin buku kalau ke toko buku. Tinggal sebutkan berapa nominal bukunya. Hehe … waktu itu situasinya saya memang kehabisan bahan bacaan. Namun setelah berada di bulan September ini, saya tengah berpikir buat menjeda keinginan itu dan mau nggak mau harus  bertanggung jawab menghabiskan buku yang telah ada.

“Please deh Henny jangan rakus jadi orang, sikap tamak itu tidak baik.


Judul                    : Lembaga Budi

Penulis                 : Prof. Dr. Hamka

Penerbit               : Republika

Jumlah Halaman : 206

Tahun Terbit        : Desember 2021

ISBN                   : 978-602-0822-16-7

Diribut runduklah padi

Dicupak Datuk Termenggung

Hidup kalau tidak berbudi

Duduk Tegak ke mari canggung

 

Tegak rumah karena sandi

Runtuh budi rumah binasa

Sendi bangsa ialah budi

Runtuh budi runtuhlah bangsa

Begitulah yang disampaikan buya Hamka pada permulaan buku. Bukan mukaddimah, tapi kalimat penuh dengan makna yang mengajarkan arti bahwa budi sepenting itu ternyata. Siapa tak kenal Budi Bahasa? Berbudi bukan hanya pekara bahasa yang santun, tapi seyogyanya juga perilaku.

Setelah itu barulah Mukaddimah. Padahal baru permulaan, sudah menambah wawasan saja bahwa Rasulullah saw adalah sebaik-baiknya teladan karena beliau diutus tidak lain dan tidaklah bukan hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Kata Mutiara Lembaga Budi
Gambar 1. Cuplikan kata mutiara Lembaga Budi

Ada sembilan bab yang bisa kita renungkan dalam hidup bagian demi bagiannya. Selebihnya merupakan kalimat bijak kehidupan.

1.       Budi yang Mulia

2.       Sebab Budi Menjadi Rusak

3.       Penyakit Budi

4.       Budi Orang yang memegang Pemerintahan

5.       Budi yang Mulia pada Raja (Iman yang Adil)

6.       Budi Orang yang Membuka Perusahaan

7.       Budi yang Mulia pada Pedagang

8.       Sifat dalam Bekerja

9.       Budi yang Mulia pada Pengarang

10.   Tinjauan Budi

11.   99 Renungan Budi

Cara Penyampain yang Santun

Seperti yang terkenal sebagai jati diri Hamka merupakan seorang ulama. Cara penyampaiannya jelas memilih kosa kata yang satun. Setelah membaca buku ini membuat hati akan selalu berada di lingkaran kebaikan. Kalimat hikmah dalam lembarannya sangat berarti.

Budi yang Mulia pada Pengarang

Pada Budi yang Mulia pada pengarang berisikan tentang Nasihat Abdul Hamid al-Khatib untuk pengarang. Zaman dulu, pengarang memiliki kedudukan yang istimewah di dalam sistem kerajaan dan menjadi tangan kanan kerajaan atau orang kepercayaan. Meskipun surat itu telah berusia seribu tahun sampai sekarang. Namun isinya masih tetap bernilai dan menjadi salah satu pegangan bagi pengarang di zaman modern ini, khususnya pengarang Islam.

“Seorang pengarang mengetahui tata bahasa, rasanya, rahasianya, halusnya, dan kasarnya.” (Halaman 124)

Itulah mengapa para pengarang itu mampu menyajikan hal yang berbeda dalam memberikan sebuah petuah. Mungkin yang tadinya terasa sakit untuk disampaikan, bisa menjadi lebih lembut dan mudah diterima dalam hati. Seperti halnya dokter yang mengobati penyakit, pengarang pengobat penyakit jiwa.

“Memang berat beban tanggung jawab pengarang. Sebab pena yang tidak disertai ‘budi’ selalu menyesatkan rakyat.” (Halaman 127)

Gambar 2. Cover Belakang Lembaga Budi karya Prof. Dr. Hamka

Mood Baca

Buku ini termasuk kategori berat menurut saya karena rentang waktu menyelesaikannya selama delapan hari, jumlah halaman sedikit, dan itu memang benar-benar fokus. Setiap kalimat kadangkala harus berpikir ulang makna apa yang sebenarnya disampaikan oleh penulis saking menyajikannya pilihan kata santun. Walaupun begitu, tidak pula mengurangi seberharganya buku ini untuk dimiliki. Sesulit kata yang dipahami, setelah membacanya walau hanya beberapa lembar memberikan dampak pada diri untuk tidak sombong tentang apapun dan memberikan sebuah pemahaman bahwa diri ini memang tiada apa-apanya karena semuanya adalah pemberian dari Allah swt.