Pentingnya Migrasi ke Literasi Digital Masa Kini

Pentingnya Migrasi ke Literasi Digital Masa Kini
Gambar 1. Ilustrasi Pentingnya Migrasi ke Literasi Digital Masa Kini

 Awal tahun adalah sebuah momentum yang sangat baik untuk memulai sesuatu. Ibarat sebuah garis awal, rata-rata kebanyakan orang memulai harapan baru di awal tahun. Baik itu yang muda maupun yang tua. Termasuk Kumpulan Emak Blogger (KEB) memiliki harapan tema #KEBerpihakan dengan mendukung program literasi digital.

Begitu pula dengan tren sosial media mengikuti perkembangan zaman. Namun lagi-lagi untuk membahas suatu kasus, dibutuhkan banyak data. Supaya kita bisa tahu langkah mana yang perlu diambil untuk mengatasi masalah dalam kehidupan dan mengikuti kefleksibelitasan teknologi.

Namun satu yang harus digarisbawahi bahwa sampai kapanpun manusia tidak bisa digantikan dengan teknologi. Teknologi adalah sebuah alat untuk mempercepat pertumbuhan aktivitas belaka.

Menurut RRI (Radio Republik Indonesia) yang dilansir pada databook.katadata.co.id pada tahun 2024, Indonesia memiliki total pengguna sebanyak 191 juta (73,7% dari Populasi). Platform media sosial terpopuler pada peringkat pertama ditempati oleh Youtube sekitar 139 juta pengguna (53,8% dari populasi), disusul oleh Instagram 122 juta pengguna (47,3% dari populasi), Facebook 118 juta pengguna (45,9% dari populasi), WhatsApp sekitar 116 juta pengguna (45,2% dari populasi), dan tiktok 89 juta pengguna (34,7 % dari populasi).

Wuah, ternyata sungguh banyak juga ya pengguna sosial media ya sobi. Data ini bisa menjadi pertimbangan di mana kita inginnya berkarya. Namun yang namanya juga jangkau semua platform sosial media juga boleh dicoba ini. Intinya hanya satunya, sajian kontennya seperti apa.

Perkembangan Instagram Saat Ini

Terkait dengan perkembangan Instagram, justru pengunjung story itu rasanya sedikit banget dan malahan orang lebih banyak main ke reels. Sehingga konten reels menjadi sebuah hal tersendiri dalam menarik perhatian pengguna. Tidak hanya di youtube (reels  versi short, dan facebook). Kelebihan Instagram adalah fitur postingan yang semakin hari semakin berkualitas.

Ada lagi berita yang bikin nyesek para Social Media Spesialist, ketika ia menemukan sebuah berita terkait dengan ukuran postingan. Otomatis postingan yang sudah didesain kian cantiknya bagaimana malah menjadi berantakan tak menentu. Bagi orang yang emang modelannya terima-terima saja enggak apa-apa sih. Namun bagi yang modelannya ingin kesempurnaan auto merapikannya.

Tidak akan kehilangan followers

Terkait dengan followers ini saya jadi teringat deh dengan diskusi asyik bersama DCE (Digital Creative Enterpreneur) kemarin bahwasannya kita itu harus memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi pengikut. Nah, konsepnya adalah postingan kita di Instagram tahun 2025 bakalan ngelempar postingan yang relevan untuk bukan pengikut sehingga tidak menghilangkan pengikut sebelumnya.

Maksudnya kalau kita ngepost kuliner akan dilempar postingannya kepada yang suka dengan kuliner. Meskipun nice kita sebenarnya suka buku. Kalau di saya sih iyes, dibandingkan banyak akun, tapi enggak beres. Mendingan satu akun doang, tapi beres dan orang percaya pada kita.

Untungnya teman-teman saya merupakan konten kreator yang hijrah dari tulisan di caption hingga membuat slide informatif di Instagram. Padahal kalau dibilang mereka itu lebih suka menulis caption dibandingkan dengan menyajikan infografis yang tidak bisa dilakukan ketika kedip langsung jadi. Sampai saat ini kalau bilangnya sih, “tidak mudah membalikkan telapak tangan.”

Mengapa harus pindah ke Literasi Digital?

Saya percaya bahwa literasi tidak hanya dengan buku. Sayangnya enggak semua orang suka baca buku, tapi kalau baca chat mau nggak mau ya kan. Apalagi kepoin status orang bikin apa ya hari ini? Semangatannya apa ya untuk hari ini? Literasi itu pada dasarnya ingin memberikan sebuah penekanan bahwa ini loh sebenarnya maksud yang disampaikan itu.

Menurut UNESCO yang dilangsir oleh jurnal basic Edu (dalam Purwati, 2017) Literasi adalah wujud dari keterampilan yang secara nyata, secara fisiknya dalah keterampilan kognitif dari membaca serta menulis. Terlepas dari membaca serta menulis, yang terlepas dari konteksnya di mana keterampilan itu diperoleh dari siapa serta siapapun cara memperolehnya.  

Gimana, radar ribet ya konsepnya? Intinya Literasi itu ketika pesannya sampai di kita begini loh. Terkait mengerti atau tidaknya. Era digital inilah yang membuat tadinya secara manual menuliskan dalam buku dengan tangan menjadi digital.

Personal Branding itu Penting

Kalau kita suka masak, maka postinglah hal-hal yang berkaitan dengan kuliner. Begitulah kalau kita sukanya baca, postingan tentang buku dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Pada dasarnya kita ini terhubung satu sama lain. Enggak mungkin juga terus-terusan baca buku doang kan, pastilah ada kegiatan yang menghubungkan dengan produk lain.

Bagi saya personal branding itu bukan hanya sekedar mau gaya-gayaan atau flexing tentang pencapaian. Melainkan sebagai media untuk menemukan teman lain yang sefrekuensi. Mungkin memang belum sekarang kita menemukan teman yang sefrekuensi itu. Barangkali nanti dan ketika sudah berkumpul yang selingkaran. Motivasi untuk mempertahankan dan memperbaruhi diri menjadi lebih baik lagi akan terjaga.

Quotesnya gini sih, “Kalau mau jalan cepat jalan aja sendirian. Kalau mau perjalananya lama, maka carilah teman seperjalanan.” Meskipun melalui media sosial sekalipun.

Literasi Digital Masa Kini
Gambar 2. Quotes relevan di Perjalanan Hidup

Komunitas Emak Blogger #KEBerpihakan pada Literasi Digital

Kalau sudah berhubungan dengan Blogger, maka mau tak mau sudah pasti mereka melek literasi. Sebab menulis artikel itu dibutuhkan banyak data dan lebih kompleks dibandingkan hanya sekedar menulis cerita pendek. Paling tidak menguasai cara menulis dan desain tipi-tipis sudah menjadi nilai lebih untuk blogger itu sendiri.

Saya jadi teringat waktu pertama kali belajar menulis di blog. Semangat belajarnya sungguh jor-joran. Walaupun belum banyak temannya. Sampai akhirnya ketemu orang-orang yang sefrekuensi itu senangnya bukan min. Kebetulan pada kesempatan kali ini KEB (Kumpulan Emak Blogger) menuju ke tahun ke-13 nih sobat. 18 Januari 2012-18 Januari 2025. Itu berarti sudah banyak member yang terhubung ke KEB. Sejak awal berdiri KEB telah menjadi ruang hangat bagi Emak-Emak kreatif untuk bertumbuh dan berbagi cerita. Cocok banget deh dengan cita-cita saya saat ini. Kalau dibilang kamu inginnya apa? Saya ingin sekali bisa menjadi Ibu Rumah Tangga yang banyak karya. Yah, walaupun sampai saat ini belum menikah juga enggak apa-apa ya. Kepribadian keibuan itu perlu dipupuk dari sekarang. Supaya sewaktu praktiknya enggak kelimpungan.

Ruang digital bukan hanya sekedar tempat berbicara atau menyampaikan gagasan, tetapi tentang #KEBerpihakan bagian mana yang harus diperjuangkan. Misalnya memperjuangkan Al-Aqsa melalui tulisan yang menggugah semangat perjuangan.

Kompetitor AI bagi Blogger

Lagi-lagi kita mampirnya ke AI. Saat ini AI sudah semakin banyak berkembang. Walaupun begitu, bagi saya AI hanyalah sebagai bocoran untuk ide yang mudah buntu di tengah jalan. Sampai pada titiknya, blogger yang sesungguhnya itu tidak bisa digantikan oleh AI. Sebab ada human interest atau pengalaman pengguna di sana. Sehingga lebih meyakinkan kita untuk menelisik dan mencoba hal yang baru.

Teman-teman yang lain sempat cerita bagaimana AI ini membantu dalam proses pengerjaan tulisan, tapi ya tetap saja butuh revisi berkali-kali untuk mencapai tulisan utuh sesuai dengan isi hati. Sementara bagi saya, kreativitas manusia sebenarnya lebih kece lagi ketika diasah terus-menerus. Bukan hanya mengejar kuantitas belaka, tapi juga kualitas. Sehingga mikirnya begini, “saya tuh enggak suka dimanjai orangnya. Suka banget bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah dibuat.”

Kesimpulan

Judulnya ada kata migrasi, tapi justru isinya tidak mencerminkan migrasi. Namun lebih mengarah kepada mengajak, “yuks kita maksimalkan literasi digital” untuk menyampaikan aspirasi kita kepada orang lain. Setidaknya menjadi teladan bahwa media sosial bukan hanya untuk kepentingan hiburan semata, tapi juga belajar banyak hal.

Kelilingilah pula diri dengan apa yang ingin kita mau jadi seperti apa. Sebab algoritma media sosial akan selalu mempelajari kita itu interest (tertariknya) di mana. Sehingga postingan yang relevan dengan kemauan kita pasti akan disajikan kepada kita.

Curcol Kiat-Kiat Industri Kreatif 2025

Curcol Kiat-Kiat Industri Kreatif 2025
Gambar 1. Potretan pribadi mode bahagia berbagi

Energi kamu banyak banget ini dari mana? Tumben, alibi aja ya atau untuk menutupi rasa sedih yang enggak boleh keluar? Biasanya juga kalau lagi bersedih hati nggak bisa ngapa-ngapain, ngendep gitu aja di rumah, tidur, dan scralling konten yang relate dengan dengan kehidupan. Ujung-ujungnya sama, menyesal dengan waktu yang berjalan karena enggak menghasilkan apa-apa. Minimal karya gitu kek.

Bagi saya sukanya begitu, mau di mana pun yang penting tidak menyesal atas berjalannya waktu. Hanya saja lingkungan ini yang kadang suka nyinyirin ini itu dan membuat hati saya yang tadinya adem ayem mendadak nyes. Sakit saja begitu. Nggak apa sih, sakit terus sembuh sendiri. Hal yang menjadi masalahnya ditumpuk-tumpuk rasa sakitnya dan pada waktu yang tidak diketahui meluap begitu saja. Ujung-ujungnya tak tertolong. Masalah yang tadinya kecil, jadinya besar banget hingga mau keluar rumah rasanya malu banget.

Menjejaki di Industri kreatif ini sebenarnya ‘tidak ada matinya’ selagi orangnya ingin selalu berusaha untuk mewujudkannya dan paling penting adalah konsistensi. Kadang-kadang sampai mikir begini,  ini orang seberapa lama tahannya ya?

Ya, elah. Orang lain aja yang dikomentarin sedangkan diri sendiri saja masih belum jalan-jalan. Qadarullah, Alhamdulillah saya bisa kembali lagi terjun di dunia industri ini setelah sekian lama hibernasi disebabkan amanah.

Nah, itu. Ujungnya-ujungnya menyalahkan juga. Saya memang tipikal orang yang suka kamu mendem perasaan dan nggak bisa mengungkapkan kalau saya ini sedang sakit banget atau ya yang sejenisnyalah. Sampai-sampai orang menyangka bahwa saya bukanlah tipe orang yang baperan. Bahkan sampai saat ini jika saya bertanya tahu nggak kalau saya marah itu gimana? Kebanyakan mereka sih belum tahu kalau saya marah bagaimana.

Akhirnya saya tanya sama Mama sendiri di rumah. “Ma, kalau saya marah saya gimana?”

“Ya, kamu diam sih kalau lagi marah.”

I see. Diam adalah bahasa yang paling membingungkan menurut saya. Diam adalah bahasa ketulusan yang tak terjabarkan. Ah, nanti kita bahas pekara diam ya di episode selanjutnya.

Eh, emang di tahap ini kita bahas marah-marah ya?

Ya, enggak sih hanya ngebahas sesuatu yang mungkin bisa diambil ibrahnya saja dan dibuat pembelajaran. So, curcol kali ini saya ingin menarik kesimpulan dari rilis kehidupan yang telah berlalu.

1.      Enggak ada sia-sia dari sebuah ikhtiar

Pernah nggak kamu menginginkan sesuatu dalam hidup, tapi belum terwujud saat ini? Sampai pada akhirnya impian itu sempat terlupakan dan menyerahkan segalanya hanya kepada Allah Swt. Nah, itu pula yang saya alami saat ini. Eh, tahu-tahunya sudah terwujud. Padahal kemarin kayaknya sulit banget untuk melaluinya. Nyaris nyerah, nyaris nggak punya siapa-siapa dalam hidup. Sampai pada titik akhirnya, jalan yang gelap itu seketika terang benderang. Masyaa Allah

Ada satu kalimat yang paling saya suka dari Ustadz Adi Hidayat. Dia mengatakan begini, “Rezeki itu akan mendatangi kita dalam ikhtiar. Jadi, enggak usah takut kalau kita enggak dapat hari ini. Besok-besok bakalan dikumpulin tuh. Enggak usah khawatir akan rezeki itu, ia akan sebanding dengan usaha kita hari ini dan akan mendatangi kita sebagaimana maut mengejar kita.”

2.      Keliling diri kita dengan apa yang kita impikan

Saya dulu enggak suka dengan pemikiran bahwa kalau kita mau berteman itu nggak usah milih-milih. Mau dia kaya, miskin, berada ataupun tidak ya kita temani saja. Namun yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa sih teman duduk kita itu. Sebab, ia yang akan menentukan siapa diri kita.

Kalau orang kaya itu bilang, kalau ingin kaya yah berteman dengan orang kaya juga. Kalau kita seorang penulis ya temannya juga para penulis. Begitu juga kalau kita pengusaha ya ketemunya juga para pengusaha, jangan para pendidik. Entar malah disuruh nggak usah jadi pengusaha, katanya sekarang hidup pada susah semua. Kalau jualan pada enggak laku. Begitupula kalau kita seorang pendidik, ketemu dengan para pengusaha. Entar malah dibilangnya begini, enggak usah ngajar, gajinya enggak ada. Enggak kaya-kaya.

Intinya kita boleh berteman dengan siapa saja, tapi yang perlu diperhatikan dengan siapa teman duduk kita berlama-lama. Ketemu dengan teman duduk yang mendukung keberhasilan kita itu jarang banget sih sebenarnya.

Digitalisasiyang mempertemukan

Kita enggak bisa tuh yang namanya memilih kita berada di lingkaran yang mana. Adanya digitalisasi ini justrulah yang membuat kita terhubung dengan orang-orang selingkaran itu. “Kalau impian kita tidak didukung, bukan impiannya yang diganti, tetapi pertemanannya yang diganti.” Itu mah kata JS Khairen dan saya pun juga membenarkan hal itu.

3.      Berharap hanya kepada Allah Swt bukan ikhtiar

Kalau kita berharap dengan apa yang kita lakukan itu adalah hal yang wajar sebenarnya, tapi enggak semua harapan kepada apa yang kita lakukan itu berlaku. Saat diterapkan kepada semua kondisi, hal yang ada kita itu bakalan kecewa ketika tidak mendapatkan apa yang kita harapkan itu.

Coba deh diganti dengan hanya berharap kepada Allah Swt, pasti hati tenang dan damai. Kalau enggak dikasih sekarang, mungkin nanti, dan kalau enggak terbalas pasti akan Allah gantikan dengan yang lebih baik lagi.

Secara matematis, ketika pemberian yang satu dan kita tidak mengharapkan apapun. Maka hasilnya tidak terdefinisi. Ya, hanya Allah Swt yang tau.

Jadi, mau itu berbalas ataupun enggak yah santai aja.

4.      Kalau tadinya solo, coba deh kolaborasi

Kerja sendirian itu asyik, tapi kerja bareng-bareng itu sangat asyik ketika kita mengetahui letak penghubungnya di mana. Kita akan menemui beragam karakter dari yang satu ke lainnya. Namun yang perlu digarisbawahi adalah kita itu harus selesai dengan diri kita sendiri.

Bagi saya orang-orang yang bisa bekerjasama itu adalah orang-orang yang memiliki energi besar. Sebab menyatukan banyak kepala itu nggak semudah membalikkan ayam di penggorengan. Apalagi menyatukan hati. #Plak

Nah, adanya fitur kolaborasi di Instagram ini sungguh asyik sekali. Jangkaunnya bisa lebih besar daripada apa yang kita kira, tanpa harus mengeluarkan biaya lebih besar. Walaupun untuk mencapai jangkauan lebih besar sesuai dengan targetnya masih Ads lagi yang lebih oke.

Kiat-Kiat Industri Kreatif 2025
Gambar 2. Kiat-Kiat Industri Kreatif 2025

Itu saja seputar curcol (curhat colongan) pada kesempatan ini. Sampai jumpa di curcol selanjutnya.

 

 

 

 


Resep Ikan Sarden Sederhana dan Pisang Goreng

Resep Ikan Sarden Sederhana dan Pisang Goreng
Gambar 1. Memasak ikan sarden bersama keluarga

Tahun berganti, hati pun juga masih sama. Ia tidak berganti, hanya saja pertumbuhannya yang berbeda.

Pasal masak-memasak, sejak kelas 6 Sekolah Dasar saya sudah belajar. Saat kuliah pun juga melanjutkan pembelajaran memasak. Sehingga memproyeksikan rasa bisa ditakar. Namun jangan sombong dulu, setiap orang memiliki seleranya sendiri dalam memasak. Bahkan ada yang paling dulu belajar hingga menjadi chef makanan mewah bintang lima. Yah, paling tidak, kita suka dengan masakan sendiri. Itulah mengapa saya sangat suka bila ikutan rasa merasa untuk tes indera pengecapan.

Tepatnya hari Selasa kemarin saya pulang ke rumah, melihat Mama tengah menggoreng pisang yang masih mentah. Keinginan hidup pun tercapai. "Syarat untuk bahagia saya tidak ingin ke mana-mana. Saya ingin memakan pisang goreng bersama Mama di rumah." Saya segera mengambil posisi ikutan menggoreng sembari selawatan.

Lah, kok gitu? Bukannya kenikmatan bisa makan-memakan masakan mewah ya?

Menurut saya enggak sih, uang bisa dicari. Namun waktu kebersamaan tidak akan pernah sama. Adik saya yang paling bungsu pun ikutan memasak dengan saya.

Resep Ikan Sarden

Bahan :

1.       Dua buah bawang merah, iris tipis

2.       1 kaleng ikan sarden

3.       1 buah tomat

4.       Air secukupnya (kira-kira 250 ml)

5.       Minyak makan sedikit

Cara Memasak

1.       Goreng bawang goreng dengan minyak makan sedikit, aduk-aduk jangan sampai gosong.

2.       Setelah dirasa kering, masukkan 1 buah tomat dengan cara dipotong-potong.

3.       Masukkan 1 kaleng sarden dan tambahkan air 1 gelas. Usahakan jangan bersisa dari kaleng bumbunya.

4.       Tunggu hingga mendidih. Air jangan terlalu surut, supaya rasanya tidak terlalu asin. Jangan pula terlalu tergenang, sebab rasanya bisa hambar.

5.       Setelah matang, angkat dan sajikan.

Menikmati Pisang Goreng Bersama Ibu
Gambar 2. Menikmati Pisang Goreng Bersama Ibu

Resep Pisang Goreng

Bahan :

1.       Pisang (boleh yang masih mentah ataupun matang)

2.       Garam

3.       Air sedikit

4.       Minyak untuk menggoreng

Cara Memasak

1.       Kupas pisang (bisa pisang raja, pisang lilin. Asal jangan pisang barangan atau pisang banten), potong sesuai dengan selera.

2.       letakkan sejumput garam dan sirami air sedikit supaya garamnya meresap ke pisang.

3.       Goreng pisang hingga berwarna kecokelatan

4.       Angkat dan sajikan

Bagi saya, memasak bersama adalah momen paling indah. Saya bersama dengan keluarga menikmatinya dengan lahap dan membagi rata. Walaupun lebih suka dengan kuahnya jadilah.

Meskipun Mama sempat menolak untuk makan bersama yang katanya, “untuk kalian sajalah.” Tetap saya sisakan buat Mama. Hingga pada akhirnya dimakan juga. Ibu-Ibu kan suka begitu, gengsian untuk menikmati bersama.

Btw, pisang yang enak digoreng itu biasanya pisang lilin. Kalau pisang barangan atau pisan banten itu enaknya dimakan begitu saja. Tanpa digoreng.

Catatan :

Mama bilang resepnya sesuai dengan yang dituliskan. Namun saya kelupaan memasukkan tomat. Sardennya dulu baru tomat. Tidak mengapa, setelah dimakan rasanya tetap enak juga. 

Review Buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah

Review Buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah
Gambar 1. Cover Depan Buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah

Manusia boleh berharap, tapi prosesnya ya tetap harus dijalankan.

Jadi, kemunculan lomba menulis yang diadakan oleh KBM App ini menurut saya sudah membuat saya tuh senang banget dan kayak ada sebuah dugaan bahwa nanti bakalan begini-begini tuh. Novel yang berjudul Seindah Khadijah itu kayaknya bakalan oke banget ketika dituliskan. Apalagi setelah ada sebuah hilal kayaknya Allah Swt mendukung banget dengan apa yang saya tuliskan seperti kehadiran buku ini.

Awalnya saya hanya coba-coba saja. Bukan iseng ya, kalau istilah iseng itu mah hanya untuk orang-orang yang enggak ada kerjaan sajanya. Saya mengikuti alur giveway seperti biasa dengan menyebutkan tiga teman saya yang berpotensi akan mengikutinya dan menjawab sebuah pertanyaan.
“Sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah … “

“Wanita Shaleha.”

Qadarullah, saya mendapatkan buku tersebut dan ternyata yang memberikannya sangat baik sekali. Ia mengonfirmasi pada prosesnya. Padahal saya orangnya saat ini berusaha untuk melupakan saja apa yang telah saya lakukan. Bahkan hal pemberian sekalipun. Kalau ada Alhamdulillah, kalau tidak ada juga tidak menjadi masalah.

Ada hal yang membuat saya terharu. Ketika orang-orang di rumah membaca buku yang sengaja saya letakkan di ruangan tengah. Masyaa Allah, tabarakallah. Kita tidak pernah tahu langkah mana yang membuat orang lain tergerak hatinya. 

Identitas Buku

Judul Buku          : Suamimu BukanMuhammad Istrimu Bukan Khadijah

Penulis                 : Muhammad Yasir

Penerbit               : Pustakan Al-Kautsar

Jumlah Halaman : 214

Tahun Terbit        : November 2020 (Cetakan Ketiga)

Cover                   : Hard

ISBN                    : 978-979-592-903-1

Review Buku

Kalimat pembuka di awali dengan surah At-Tahrim ayat 6, “Wahai orang-orang beriman, perihalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai perintah Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Bagi saya, buku ini adalah rekomendasi buku yang dibaca ulang ketika berumah tangga. Sebab sejatinya kita memang harus sering-sering diingatkan. Meskipun dalam buku ini tidaklah menyuruh kita untuk ini itu. Melainkan memberikan keteladanan bahwa di yang baik itu seperti ini.

Pada dasarnya buku ini terbagi menjadi tiga pembagian pembahasan. Pertama pesan perbaikan untuk suami, kedua pesan perbaikan untuk istri, dan yang ketiga adalah pesan perbaikan untuk suami dan istri. Pemilihan runutan inilah yang sebenarnya menjadi pondasi kuat di dalam keluarga ketika suami terlebih dahulu yang memulai perbaikan dibandingkan istri.

Buku ini berisikan tentang kisah-kisah teladan di dalam sebuah keluarga, disajikan dengan dalil, dan diberikan kesimpulan pesan yang bisa diambil dari kisah tersebut. Ada satu yang membekas dalam ingatan saya, yaitu kisah tentang istri Abu Thalha.

Waktu itu Abu Thalha baru saja pulang dari mencari nafkah dan ia tidak tahu bahwa anaknya telah tiada. Saat pulang ia berkata, “Apa yang dilakukan putraku?”

Istrinya tidak berkata apa-apa justru menyambut kepulangannya dengan melayani sebaik mungkin, berdandan yang cantik, menyuguhkan makanan yang enak, dan melaksanakan kewajibannya. Setelah Abu Thalha kenyang, Ummu Sulaim (istri Abu Thalha) berkata, “Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu seandainya ada sekelompok orang meminjam barang pada suatu kelaurga lalu suatu saat mereka meminta kembali pinjaman itu, apakah keluarga itu berhak menolaknya?”

“Tidak,” jawab Abu Thalha,

Ummu Sulaim berkata, “Kalau begitu, relakan putramu. Anak kesayanganmu begitu tenang.”

Abu Thalha pun bersedih mendengarnya dan mengadukan hal ini kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Baginda pun mendoakan kebaikan untuk keluarga mereka dan beberapa tahun setelahnya mereka telah dikarunia Sembilan anak laki-laki yang semuanya sudah menghafal Al-Quran.

Masyaa Alllah, kisah ini sungguh sangat menginspirasi bagi kaum hawa untuk bersikap tenang atas ketetapan yang terjadi. Buah kesabaran itu sungguh manis sekali. Ada banyak kisah-kisah lainnya yang bisa kita teladani dari buku ini.

Kelebihan Buku

Pemilihan warna kertasnya membuat teduh dirasa diri memandang. Putih dan hijau adalah sebuah penggabungan yang sangat bermakna. Ukuran tulisannya membuat buku ini menjadi nyaman di pandangan mata. Cocok sekali dibaca untuk kalangan dewasa meskipun usia pernikahannya telah berpuluh-puluh tahun tanpa harus menggunakan kacamata saat membacanya.

Selain itu, buku ini sangat cocok dijadikan sebagai kado pernikahan. Bagi yang ingin membeli bukunya bisa melalui Tokopedia dari link buku Suamimu Bukan Muhammad Istrimu Bukan Khadijah

 

Pentingnya Mengetahui Sejarah Arkeologi untuk Peradaban Gemilang Indonesia

Pentingnya Mengetahui Sejarah Arkeologi untuk Peradaban Gemilang Indonesia
Gambar 1. Sejarah Arkeologi untuk Masa Depan Peradaban

Setelah mengunjungi situs www.cadirhoyuk.com , saya semakin yakin bahwa Indonesia bisa menjadi peradaban bangsa yang gemilang.  Adanya informasi ini diperkuat setelah saya mengetahui tujuan Arkeologi untuk mengetahui bagaimana dan mengapa perilaku manusia kok bisa berubah dari waktu ke waktu. Para arkeologi mencari pola dalam evolusi peristiwa budaya yang signifikan seperti perkembangan pertanian, munculnya kota, atau runtuhnya peradaban besar dalam mencari petunjuk mengapa peristiwa terjadi.

Tujuan Adanya Masa Lalu

Katanya yang berlalu biarlah berlalu. Itu mah kata orang-orang yang berusaha untuk move on dari zona kehidupan. Takut akan ungkitan yang satu ke yang lain masa ya iya kita hidup di masa sekarang malah fokus ke masa lalu yang nggak bisa kembali.

Sementara kata Bung Karno kita itu harus “Jas Merah,” yang artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Adanya sejarah ini membuat kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti masa lalu atau langkah apa yang akan kita ambil ke depannya. Bukannya terus mengulangi kesalahan yang serupa. Jika kita tidak belajar, bagaimana kita akan berhasil. Maka akan remedial mulu jadinya.

Perbedaan Belajar Sejarah Sewaktu Sekolah dengan Sekarang ini

Bagi saya, hal berbeda belajar Sejarah yang dulu dengan sekarang adalah mengambil ibrah atau manfaat dari Sejarah yang dibahas. Masa iya, ketika masa sekolah SMA dulu topik Sejarah adalah topik paling membosankan. Selain menghapal tanggal kapan terjadinya Sejarah hingga proses Sejarah Itu sendiri

Sementara belajar Sejarah saat ini sungguh berbeda. Saya mulai belajar buku-buku cerita Sejarah yang disajikan secara mengalir dengan mengambil ibrah dari tulisan tersebut. Bahkan beberapa waktu saya rutin mengikuti kajian diskusi Buku di Binjai untuk membahas Sejarah itu sendiri.

Saya menjadi tahu bahwasannya dulu tuh, umat muslim bisa runtuh kejayaannya ya karena Perpustakaannya dihancurkan. Itulah mengapa saya ingin membangun Perpustakaan Islami suatu saat ini. Mungkin belum sekarang terwujud, siapa tahu nanti ya kan.

Kembali lagi ke topic arkeolog. Teman-teman diskusi Binjai tuh pada bilang begini, barangsiapa yang mengetahui Sejarah maka ia akan mengetahui masa depan itu sendiri. Pada akhirnya menurut www.cadirhoyuk.com mereka akan mencari cara untuk memprediksi dengan lebih baik lagi bagaimana budaya akan berubah, termasuk budaya kita sendiri, dan bagaimana merencanakan masa depan dengan lebih baik.

Keunikan Arkeolog

Sejarah dengan bukti. Inilah yang menjadi inti utama dalam sebuah peninggalan. Biasanya setiap jejak itu meninggalkan ceritanya sendiri. Bagaimana kita tahu mereka hidup di tahun berapa? Secara sains pun kita bisa mengetahuinya dengan waktu peluruhan. Jadi, selain ilmu Bumi yang dipelajari Ilmu Sainsnya juga dapat.

Hal ini tentulah akan menambah keimanan kita tentang sebuah cerita yang telah Allah Swt sebutkan di dalam Al-Quran. Bayangin dong dalam sebuah Sejarahnya di sana disebutkan ada seorang Penguasa Zalim yang bernama Fir’aun dan setelah dibuktikan bahwa kisah itu nyata terjaga dan tidak dilebih-lebihkan. Hal ini mengingatkan kita bahwa dunia ini sementara. Harta dan tahta pun tidak dibawa mati sehingga membuat kita menjadi hamba yang bersederhana dalam memaknai kehidupan ini.

Menurut www.cardihoyuk.com bayaran untuk seorang Arkeolog ternyata lumayan loh. Walaupun tugasnya mencari barang-barang peninggalan sejarah, setidaknya aktivitas mereka bisa membuat mereka hidup juga kan.

Kepribadian yang harus dimiliki Arkeolog
Gambar 2. Kepribadian yang harus dimiliki Arkeolog

Kepribadian yang harus dimiliki Arkeolog

Bagi saya, menjadi Arkeolog itu dibutuhkan teknik kesabaran dalam mencari. Bukan hanya itu saja, ini dibutuhkan juga sikap kritis, analitis, dan tentunya berkemampuan komunikasi.

Nah, ini gimana ta? Bukannya kalau menjadi Arkeolog itu tenang-tenang saja ya mengerjakannya dalam diam.

Selain menulis laporan, mereka sangat membutuhkan keterampilan komunikasi. Kemampuan komunikasi ini bukan hanya berhenti pada titik berbicara saja. Namun bagaimana kita bisa berbicara, mendengarkan, dan menulis.

Stamina Fisik paling Utama

Pekerjaan Arkeolog bukan hanya pasal menemukan saja loh. Seperti yang kita lihat pada potretan Arkeolog yang mulai menyingkirkan debu pada hasil temuan peninggalan. Namun proses itu semua sungguh tidaklah mudah. Seringkali mereka harus melakukan perjalanan jauh hingga mendaki untuk mendapatkannya. Ada pula dilakukan penggalian pula.

Hubungan Sejarah Arkeolog dengan Peradaban Gemilang Indonesia

Hidup adalah sebuah keteladanan. Bagaimana di zaman dulu Umat Muslim pernah memasuki fase kejayaannya nih, tepatnya pada masa Andalusia ya pada waktu itu. Masa lalu mungkin telah berlalu. Hidup juga tengah berubah, tapi keteladanan bisa kita lakukan dalam hidup.

Saya percaya bahwa suatu hari nanti Indonesia akan menjadi peradaban bangsa yang gemilang suatu hari nanti. Mungkin kali ini langkah saya kecil, tak mengapa. Tak perlu menjadi hal lebih besar untuk membuat perubahan besar. Apalagi Indonesia itu sudah kaya dengan sumber daya alamnya. Berarti tinggal orangnya saja yang dimotivasikan untuk sama-sama belajar menjadi lebih baik lagi.

 

 

 

Berselancar di Catchitcam Melihat Kamera Canon EOS 200D Mark II

Berselancar di Catchitcam Melihat Kamera Canon EOS 200D Mark II
Gambar 1. Berselancar di catchitcam

Berselancar di catchitcam mengingatkan saya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kamera. Awal kali pertama melihat kamera itu kalau ndak salah si tahun 2008 ya. Masa-masa masih bocil-bocilnya dan ayah baru beli kamera baru sebab hasil perniagaan. Zaman itu termasuk zaman keemasan kalau orang bilang.

Pada lebaran tiba kami pun berpotret di depan rumah. Saya dan kedua adik saya yang masih kecil. Yah, mode-mode imutnya. Ternyata, itulah kali terakhir potretan terbaik bagi saya dan adik-adik. Momen indah itu hanya berhenti sampai di sana. Ayah memilih menikah lagi dan meninggalkan kami begitu saja.

Baiklah, kisah itu nanti akan saya tuangkan dalam Tasbi Hati si Penjaga Hati. Semoga Allah Swt memudahkan langkah dan kita bisa mengambil ibrah dari setiap proses kreatif dalam penulisannya.

Pertama Kali diPotret

Semasa Sekolah Menengah Atas kami pernah melakukan pemotretan di Universitas Sumatera Utara. Bagi saya itu adalah pengalaman berharga di mana saya datang ke tempat rindang penuh keteduhan yang mendamaikan. Hal itulah yang pertama sekali saya kagumi dari sebuah hasil kamera. Ternyata ini bukan  tentang mengabadikan objek kegiatan belaka. Melainkan bisa mengabadikan sebuah keindahan alam yang berbalut dengan kehidupan sosial.

Meskipun harus merogoh kocek. Setidaknya saya sangat bahagia telah mendapatkan view yang sangat meneduhkan di pandangan mata. Mungkin tidak ada cerita di sebaliknya, tapi keindahan alam menjadi kenang-kenangan yang menentramkan. Saya pun terkagum-kagum dengan keajaiban dari hasil kamera.

Kamera Pinhole Generasi Sebelum Kamera Sesungguhnya

Semasa belajar optik saat kuliah dulu. Qadarullah, saya mendapatkan praktikum untuk membuat kamera Pinhole dengan kaleng bekas. Meskipun secara teori kamera tersebut berhasil digunakan hingga mencapai teknik pencucian objek gambar. Hingga saat ini saya belum tahu sama sekali bagaimana cara menggunakannya. Ya, semoga saja saya bisa berhasil membuatnya suatu hari nanti.

Pegang Kamera Ketika Magang di Jaringan Humas LP2IM

Bagi saya, kamera merupakan barang yang mahal untuk dimiliki. Qadarullah, saya memiliki kesempatan ketika Kak Sekar yang merupakan Kadiv Divisi Jaringan Humas meminjamkan kepada saya untuk memotret kegiatan. Itulah pertama kali saya bisa mengoperasikan kamera dengan benar. Satu potretan indah ketika saya memegang kamera pun berhasil saya miliki dan saya jadikan sebagai foto profile.

2024 Belajar Memotret dengan Ponsel Sebab Dorongan Teman

Setelah memasuki SMA IESS, saya bertemu dengan orang-orang hebat di dalamnya. Orang yang memiliki kesederhanaan dalam status, tapi ilmunya juga tidaklah main-main. Meskipun itu yang saya ingin terapkan dalam kehidupan ini. Inginnya sih jadi orang yang biasa-biasa saja, tapi karyanya banyak di mana-mana.

Dia atasan saya, pasal hasil foto itu bawelnya Alhamdulillah. Semenjak itu, saya belajar bagaimana memposisikan diri mencari objek foto yang keren. Mantapnya, dengan sendirinya saya belajar tanpa mengatakan ini sedang belajar loh. Pokoknya beginilah karakteristiknya. Begitupun saya belajar dari yang lain, bidang yang memang fotografi. Saya juga bertanya tentang tekniknya. Walaupun belum belajar keseluruhannya.

Bagi saya, belajar memotret ini  sedap, sedap menantang. Kita pun kadang memang harus memvisualisasikan bentuk seperti apa yang ingin kita abadikan. Apakah ngasal-ngasal aja gimana. Sampai pada pertemuan yang terakhir kali dengan di FunHuntMember4 Samsung, saya bertemu dengan Ibu Nila Sari dan keluarga yang telah banyak berubah dari segi memotret. Pokoknya mulai aja dulu, latihan saja dulu. Kita akan menemukan keindahannya nanti dan bagaimana hasil bagusnya.

Pertama Kali Mengoperasikan Kamera
Gambar 2. Pertama Kali Mengoperasikan Kamera 

Review Canon EOS 200D Mark II

Melalui website catchitcam saya mengetahui bahwa Kamera Canon EOS Mark II dirancang menjadi jenis kamera DSLR yang ringan dan portable dengan beratnya hanya sekitar 449 gram sehingga memungkinkan kita untuk berpergian untuk keperlua fotografi jalanan maupun membuat konten vlog.

Spesifikasi

1.       Sensor: APS-C CMOS 24.1 MP

2.       Procesor : Digic 8

3.       ISO : 100-25600 (dapat diperluas hingga 51200)

4.       Fitur Video : Rekam video 4k hingga 24fps

5.       Autofokus : Dual Pixel CMOS AF dengan titik AF untuk viewfinder

6.       Layar : LCD Vari-Angle 3 inci, layar sentuh

7.       Viewfinder : Optical Pentamirror

8.       Konektivitas : Wi-fi, Bluetooth

9.       Baterai : LP-E17, hingga 1070 foto per pengisian daya (menggunakan viewfinder)

Kelebihan Canon EOS 200D Mark II

1.       Ringan dan Portabel sehingga sangat cocok untuk orang-orang yang sangat membutuhkan kamera DSLR yang mobilitasnya tinggi.

2.       Fitur lengkap untuk pemula dengan adanya menu panduan yang ramai pengguna dalam memahi pengaturan kamera.

3.       Kualitas gambar tajam oleh sensor 24.1 MP dan prosesor DIGIC 8

4.       Layar Vari-Angle untuk mengambil gambari dari berbagai sudut terutama untuk vlogging.

5.       Daya Tahan Baterai yang Baik sehingga mampu mengambil hingga 1070 foto per pengisian daya menggunakan viewfinder.

6.       Fitur Video 4K dengan mendukung perekaman video yang beresolusi tinggi meskipun dengan beberapa keterbatasan.

Kekurangan Canon EOS 200D Mark II

1.       Crop Factor pada Video 4K sehingga membuat sudut padang menjadi lebih sempit

2.       Sistem Autofokus Viewfinder Terbatas dengan 9 titik pada viewfinder terasa kurang dibandingkan dengan kamera DSLR modern lainnya.

3.       Tidak ada Stabilizer Internal, kamera ini tidak memiliki stabilisasi gambar di dalam bodi sehingga pengguna harus mengandalkan lensa dengan IS (Image Stablization) atau stabilizer eksternal.

4.       Video 4K Tanpa Dual Pixel AF, dengan adanya mode video 4K menggunakan sistem deteksi kontras yang lebih lambat dibandingkan Dual Pixel AF.

Membangun Keberadaan Bisnis Digital Bersama Tav-Web dengan SEO dan Web Directory

Membangun Keberadaan Bisnis Digital Bersama Tav-Web dengan SEO dan Web Directory

Selain SEO (Search Engine Optimation) untuk memudahkan kita dalam menemukan sebuah bisnis dalam dunia digital. Ternyata ada lagi nih Sobi, yaitu Web Directory, yaitu sebuah website yang akan mengarahkan pengunjungnya menemukan bisnis kita. Salah satunya tav-web menjadi tempat untuk kita mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan web directory.

Penggunaan SEO ini sebenarnya nggak mudah untuk pemula. Namun bisa digapai ketika kita menekuni. Walaupun begitu, belajar bagi saya sepanjang hayat. Meskipun dulu pernah gencar sekali mendalami cara kerja SEO pada tahun 2019, tetapi apabila tidak diulangi lagi ya ilmu itu akan lari entah ke mana.

Maka pada kesempatan kali ini, mari kita belajar bersama tentang Pentingnya membangun Keberadaan Bisnis Digital bersama tav-web, baik itu secara SEO maupun web directoryanya.

Keuntungan Menggunakan SEO dan Web Directory

Sewaktu saya belajar dengan SEO Moms. Kebanyakan yang dibahas itu adalah secara teknisi bagaimana tulisan kita dengan mudah ditemukan di mesin pencarian. Mulai dari struktur, hingga hal-hal apa saya yang perlu ada di sana. Sayangnya, pada waktu itu saya belajarnya sambil-sambilan mengajar, sehingga ilmu yang di dalami yang setengah-setengah. Semoga saja di masa depan nanti, saya memang benar-benar bisa mengetahui konsep kerja SEO ini dengan bersungguh-sungguh.

Web Directory adalah indeks situs web dari seluruh dunia. Menurut tav-web sendiri Hal ini juga disebut sebagai direktori subjek, Indeks ini menampilkan banyak situs yang diatur sedemikan rupa sehingga mudah untuk diambil kembali.

Secara pemahaman yang saya telisik dari tav-web ini, Web directory ini lebih mengarahkan kepada pengalaman pengguna yang ada website itu sendiri. Kemudian diberikan pula akses menuju ke web lainnya yang memberikan tingkat kepercayaan tinggi. Ibarat ada yang mengatakan bahwa ini testimoni yang terpercaya dan enggak dibuat-buat. Adanya pengkategorian niche membuat situs web semakin  mudah ditemukan.

Ada 8 Manfaat yang bisa kita dapatkan ketika menggunakan Web Directory

1.       Meningkatkan Visibilitas Bisnis yang berarti bisnis kita bisa dengan mudah temukan oleh orang lain dalam audiens yang luas.

2.       Peningkatan SEO  dengan mendapatkan backlink yang berkualitas

3.       Mempermudah pencarian bisnis oleh pelanggan

4.       Meningkatkan kepercayaan pelanggan

5.       Akses ke pelanggan baru dan pasar yang lebih luas

6.       Mempermudah pemasaran dan Promosi

7.       Meningkatkan branding dan reputasi bisnis

8.       Meningkatkan peluang untuk kolaborasi bisnis

Jadi, ketika kita sudah menggunakan web directory, itu artinya kita juga sudah melalui tahap SEO untuk membangun keberadaan bisnis kita secara digital.

Alasan Directory We Masih Relevan

1.       Backlink Berkualitas

Sewaktu saya melihat-lihat jumlah pengunjung siapa saja yang menemukan website saya. Justru data yang masuk menyatakan bahwa berasal dari situs orang lain. Itulah mengapa pada directory web menawarkan backlink yang dapat meningkatkan domain situs kita.

2.       Target Lalu Lintas

Saat kita mencari suatu situs, tentunya akan mengarahkan kita kepada situs yang lebih terspesifik lagi. Sehingga kita bisa mendapatkan ilmunya secara menyeluruh, tanpa harus pusing ini habis ini bagaimana ya, apa-apa saja ya. Sebab kita akan menemukan hal berkaitan dengan itu.

Selain itu, target lalu lintasnya juga memungkinkan Visibilitas Lokal yang memungkinkan direktori fokus pada bisnis lokal sehingga memberikan kesempatan bagi kita untuk menjangkau audiens target di wilayah tertentu.

Kesimpulan

Belum ada kata terlambat untuk belajar dan memahami suatu ilmu. Kalau misalnya ketemunya sekarang, berarti siapnya sekarang. Sehingga berusaha memahami cara kerja SEO dan Web Directory bisa kapan saja. Yah, kalau misalnya bisa dipercepat mengapa pula harus diperlama ya kan.
SEO dan Web Directory adalah paket lengkap untuk memudahkan audiens menemukan situs bisnis.