Teman,Bisakah Ia Curhat?
Intimate Chat #Round 4 Sch: Turkiye
A: Sertifikat diploma, transkip nilai, surat rekomendasi, paspor (tidak diwajibkan), sertifikat kecakapan bahasa Inggris/bahasa Turki, sertifikat aktivitas sosial (termasuk aktivitas tidak dibatasi seperti : seminar, kompetisi, relawan, magang, dan sebagainya). Kriteria umur penerima beasiswa : di bawah umur 21 untuk program S1, di bawah umur 30 untuk program S2, dan di bawah umur 35 untuk program S3.
2. Q : Apa yang harus kita persiapkan untuk tes beasiswa?
A : Secara fisik, kita butuh banyak penelitian tentang negara yang akan ditargetkan dengan demikian kita punya mendirikan alasan yang sangat valid kenapa memilih melamar ke beasiswa tersebut. Sebagai contoh : Rencana belajar di jurusan universitas terbaik, kualitas dan sistem pendidikan, keuntungan belajar di negara tertentu. Kita juga butuh meyakinkan misi atau nilai yang ingin dicapai beasiswa. Pastikan kita mematuhi nilai itu. Ambil waktu rencana secara detail untuk rencana ke depannya jika kita menerima beasiswa. Apa bukti yang signifikan yang dapat diberikan di masa depan. Sementara secara psikologi, sangat penting untuk santai, percaya diri, dan positif. Tidak masalah apakah keluarannya. Ingat kita tidak pernah kalah atau gagal, kita hanya mempelajari pelajaran.
3. Q : Kalau kita ambil beasiswa untuk di luar negeri bagusnya sertifikat TOEFL atau IELTS yang dimasukkan?
A : Tergantung negara tujuan. Menurut sepengetahuan, sebagian besar negara di Eropa dan Australia lebih suka IELTS dibanding TOEFL. Sedangkan kalau negara tujuannya Amerika atau Asia lebih suka TOEFL. Untuk Turki sendiri misalnya, sertifikat yang dibutuhkan itu TOEFL IBT.
4. Q : Berapa banyak tahap dalam pengambilan beasiswa?
A : Itu bisa berbeda dari beasiswa yang satu ke lainnya. Untuk beasiswa Turki sendiri ada dua tahap seleksi. Administrasi dan interview.
5. Q : Kalau kursus online yang saya ikuti kemarin. Mereka menanyakan tentang kesuksesan terbesar kita, nah saya pernah coba melamar untuk satu beasiswa dan mereka menanyaka juga kepada saya tentang kegagalan. Mengapa mereka perlu tahu tentang kegagalan kita?
A : Kalau dilihat secara psikologi mereka menanyakan hal tersebut untuk mengetahui kedewasaan/kebijakan apa pada pemikiran kita. Bukan karena mereka ingin tahu letak kelemahan kita. Jelas sekali setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan kegagalan pada titik tertentu dalam kehidupan ini. Jadi, mereka ingin mengetahui cara kita bereaksi dengan kegagalan itu. Cara kita menutupi, bangkit, dan punya kemauan untuk menjadi lebih baik. Jadi, kalau ditanyakan tentang kegagalan kita, jelaskan saja secara jujur namun tetap positif.
6. Q : Saya berniat untuk mengambil beasiswa di dalam negeri karena kalau S2 psikologi, sertifikasinya akan jauh lebih mudah di dalam negeri. Kalau dari luar harus ada peraturan-peraturan yang membuat kita tambah ribet. Kalau beasiswa di dalam negeri kira-kira apakah ada persyaratan khusus? Kira-kira bagaimana peluangnya juga?
A : Tergantung jenis beasiswa yang didaftar dan universitas dalam negeri yang dituju. Karena persyaratannya bisa berbeda untuk satu univ ke univ lainnya. Tapi, rata-rata yang dibutuhkan sama seperti beasiswa luar negeri. Pencapaian akademik yang bagus, aktif berkegiatan sosial di luar akademik, punya pengalaman organisasi, dan sebagainya. Untuk peluangnya sama saja kompetitifnya dengan beasiswa luar negeri. Terutama kalau beasiswa dalam negeri seperti LPDP.
7. Q : Kalau tingkat master yang kita ambil tidak linear dengan keilmuwan kita di S1 apakah berpengaruh dalam mencari beasiswa?
A : Iya, berpengaruh. Karena bisa dibilang kita harus usaha ekstra untuk meyakinkan si pemberi beasiswa mengenai alasan kenapa kita memilih jurusan yang tidak linear. Penelitiannya harus lebih dimantapkan. Tapi bukan berarti tidak diperbolehkan untuk tidak linear.
8. Q : Kira-kira negara mana yang paling bagus untuk menimba ilmu S2 dan beasiswa?
A : Relatif, tergantung tujuan dan misi kita. Pengalaman seperti apa yang kita harapkan dari hidup di negara tertentu, kultur seperti apa yang cocok dan menarik untuk kita pelajari, apa yang ingin kita capai ke depannya. Tapi yang paling penting harus cari universitas yang berkualitas dan relevan untuk menunjang karir masa depan. Karena percuma sudah keluar jauh-jauh tapi ternyata banyak univ dalam negeri yang lebih baik kualitasnya. Jadi, untuk lebih spesifik negara mana yang terbaik. Silahkan cari dan sesuaikan dengan motivasi kita belajar di luar negeri.
Alhamdulillah selesai juga diskusi kita kali ini tentang beasiswa di Turki. Legah juga nulisnya #Plak :D. Gimana menurut kalian? Sampai jumpa di sesi diskusi selanjutnya.
Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Aku dan Tulisan
FLP : Halal Bialal
Cinta, Benarkah Ia Diam?
21/12/2021
Jatuh cinta berulang kali, itu adalah hal yang biasa. Namun
bagaimana jika jatuh cinta dengan orang yang sama berulang kali? Meski kilahan
waktu membisu, rangkaian waktu berlalu, sayangnya rasa itu masih tetap singgah
di hati. Sembari harap-harap akan menetap untuk selamanya.
Setiap hari, bahkan di saat hujan. Rasa itu tetap saja hadir tanpa
diundang dan tanpa dibilang. Pada akhirnya, tulisan inilah yag menjadi penjawab
rindu atau peleraian rindu pada ia yang di sana. Tak terlihat oleh mata, tetapi
dekat di hati.
Kau tau, ingin sekali kuucapkan aku merindukanmu dan sangat
mencintaimu.
Sayangnya, cintaku pada-Nya jauh lebih dari segalanya dan kukembalikan
lagi rasa itu apabila rasa itu hadir di setiap momentum tertentu.
Aku menunggu, tentu saja. Sudah kukatakan sejak awal tak akan
kuucapkan jika aku mencintai seseorang lagi. Khawatir akan pergi jika kukatakan
seperti itu. Sayangnya, semua prakata yang dulunya pernah kuucapkan jangan
sampai malah berpusat padamu. Semua yang tidak ada pada diriku, malah ada
padamu. Bahkan prinsip tidak akan menyukai orang yang lebih tua. Malahan itu
terjadi dan itu ada padamu.
Aku tak tau, jelas aku tak tau. Selama dua puluh tiga tahun ini
aku sangat menjaga diri untuk tidak berpacaran dengan siapa pun meski jatuh
cinta berulang kali dan ketika jatuh cinta padamu, rinduku lebih sesak dan doa
serta sujudku semakin kuperbanyak. Menguraikan rasa yang terus bergerumul meminta
untuk bertemu. Sampai pada akhirnya, Allah sendiri yang menuntunku untuk
bertemu padamu. Kala itu, ketika berpasrahanku untuk melupakan segala yang
terjadi. Saat itulah, aku menyadari bahwa Allah sangat baik padaku.
Mungkin aku sudah menyukaimu sejak pertama kali bertemu secara
nyata padamu. Hanya saja, aku memang tidak menyadari hal itu. Bolak-balik aku
katakan kepada diriku bahwa kamu mungkin sudah ada yang punya atau engkau
terlalu tinggi untuk kugapai. Hingga pada momen tertentu, aku kembali bertanya
padamu. “Apakah sudah ada orang yang kamu targetkan untuk menjadi pendamping?”
tanyaku tanpa dosa. Saat engkau jawab belum, saat itulah aku menyadari tentang
perasaanku sendiri. Tentang perasaan yang selalu kuhiraukan keberadaanya dan
melupakan siapa saja yang pernah singgah di hati.
Engkau adalah episode terpanjang yang pernah aku tau dalam
menuntun perjalanan hidupku yang nyaris kehilangan arah. Tidak kusangka, engkau
adalah orang yang dititipkan Tuhan dalam menuntunku kembali ke jalan yang
benar. Memang benar, aku pernah meminta pada-Nya untuk dihadirkan seseorang
yang bisa membawaku kembali pada saat dalam kondisi sejatuh-jatuhnya. Tak
kusangka, jika orang itu adalah kamu.
Kini yang tersisa dalam diriku adalah keberpasrahan sembari menunggu
dalam batas waktu tertentu meski banyak orang yang mencoba masuk dan mencari
tau tentangku. Ya, aku menyembunyikan diriku dari khalayak ramai, harap-harap
tidak ketahuan tentang apa saja yang telah kulakukan selama sisa hidupku.
Bagiku, engkau pun juga sama misteriusnya sama seperti diriku. Hanya
saja, semakin aku mencari tau tentangmu atau hal apa saja yang membuatku merasa
mundur untuk menyukaimu. Semakin itu pula aku malah semakin menyukaimu, bahkan
semakin candu. Aku tak berani, bagiku rasa ini sudah sangat cukup mengiringi
dalam setiap langkahku. Perjalanan hidup dengan beragam impian yang kuhamparkan
dalam jejak rencana.
Jika hati kecil ini berbicara, mungkin saja ia akan mengatakan
bahwa aku ingin menjadi bagian masa depanmu. Hanya saja, logikaku mengatakan bahwa
aku harus tau diri. Niatku tulus untuk belajar karena Allah. Namun jika pada
akhirnya jatuh cinta, aku sungguh tidak tau dan anggaplah bonus.
Maka tidak ada cinta yang paling baik bagiku selain mengadakanmu
dalam setiap doaku. Berharap segala kebaikan menyemai pada dirimu. Sebab
bahagiamu adalah bahagiaku. Biarlah kujaga, entah seberapa lama. Namun saat aku
mengingatmu, doa terbaik untukmu sebisa mungkin selalu kuadakan.
[Salam Rindu]
Diary Harumpuspita