Assalamualaikum ...
Hai-hai, kali saya mau ngeresensi lagi nih. Markinjut.
Judul buku : Midnight Prince
Hai-hai, kali saya mau ngeresensi lagi nih. Markinjut.
Judul buku : Midnight Prince
Penulis : Titi
Sanaria
ISBN : 978-602-04-5783-3
EISBN : 978-602-04-5784-0
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2018
Tebal/ukuran : 280 hlm
Tulisan Titi Sanaria memiliki
kekhasan sendiri dalam memaparkan tulisannya. Bahasa yang ringan dan sesuai
dengan konteks orang dewasa. Karya-karya Titi Sanaria seakan tidak pernah bosan
untuk menelusuri hingga tuntas. Apalagi percakapan di antara para tokoh yang
tidak basi untuk dibahas. Meskipun memaparkannya dengan sudut padang orang
pertama. Penulisnya begitu konsisten untuk membicarakan karakter ‘aku’ berasa
hidup di lingkungan.
Setiap permulaan Bab akan ada
sebuah kalimat mutiara yang bisa dijadikan sebagai kutipan. Cocok dibagikan
sebagai status media sosial. Desain sampul abu-abu setiap kata mutiara sungguh
tampak mengagumkan dengan rasi bintang seperti judul sampul. Tentang pangeran
tengah malam yang menemani tokoh utama.
Banyak sosok dan wajah yang dijumpai dalam perjalanan hidup. Sebagian besar hanya lewat untuk menggores warna. Beberapa lainnya mengenalkan luka dan kecewa. Ada sedikit yang tinggal saat kehidupan sedang tak ramah kepadamu. Orang-orang itu kita sebut sahabat. (halaman 5)
Bahagia itu terkadang seperti alun gelombang. Dia bisa saja menggulung diri dan kembali menjauh sebelum benar-benar mengecup pasir pantai yang dikejarnya sekian lama. (halaman 57)
Ini tentang Mika yang bekerja di
rumah sakit bagian IGD dengan shift malam. Ia sengaja mengambil pekerjaan itu
untuk mengetahui suatu hal yang membuat adiknya, Dhesa depresi. Seseorang yang
telah membuat adiknya menderita seorang diri karena mengandung sebelum
menikah. Ia kehilangan Dhesa dan keponakannya ketika sedang keramas. Dhesa
menghanyutkan diri bersama anaknya di laut.
Keluarga Mika sangat berantakan.
Ayah dipenjara karena kasus penipuan, sedangkan ibunya mengalami depresi. Hal
ini membuat Mika harus berjuang sendirian menjadi tulang punggung keluargan. Mika
punya om Haryono dan juga sahabatnya, Kinan yang tidak meninggalkannya.
Takdir seolah mempermainkan Mika
ketika ia mengetahui Kinan akan menikah dengan Dewa yang merupakan anak dari
pemilik rumah sakit tersebut. Kinan tidak tahu apa-apa tentang orang yang telah
menghancurkan kehidupan adik Mika. Mika berusaha menghindar setiap kali Kinan
memperkenalkannya pada calon suaminya.
Mika sangat suka berada di atap
ketika masa senggangnya. Ia bertemu dengan Rajata suatu malam. Mika mengira
Rajata merupakan salah satu kerabat pasien yang sedang dirawat. Setiap tengah
malam mereka bertemu dan menghabiskan malam bersama untuk menikmati secangkir
kopi. Saling membicarakan diri masing-masing tentang apa yang mereka sukai.
Mika terkejut ketika mengetahui
Rajata merupakan seorang dokter yang berjaga di shift pagi ketika ia baru saja
membeli makanan bersama suster Sri. Ia mulai menghindari Rajata ketika
mengetahui lelaki itu juga merupakan
anak pemilik rumah sakit.
Rajata berusaha mendekati Mika.
Namun Mika terus saja melarikan diri ketika hatinya sudah tertinggal pada
Rajata. Ia tidak mengerti kenapa harus Rajata. Akankah mereka bersatu? Rajata
tidak bersalah. Ia hanya mencintai Mika setulus hati. Begitu pula Mika yang
sudah terlanjur mencintai Rajata.
Membaca novel ini membuat saya
selaku pembaca sangat bersedih dengan posisi Rajata dan Mika. Mika yang memang
sudah sangat terpuruk dengan kondisi keluarganya dan masa lalu kelam adiknya.
Tidak bisa mengatakan kebenaran yang sesungguhnya. Ia menelan pil kebencian
yang mengendap dalam hati. Namun ia tidak berniat untuk membalas dendam
sebenarnya.
Buku ini cocok dibaca mulai dari
usia 18+. Orang yang baru menapaki kehidupan di dalam pekerjaan. Apalagi
mengadopsi sisi ketegaran sebagai sosok Mika. Pesan tersirat akan tersampaikan
secara sendirinya dengan memahami makna segala reka kejadian pada tokoh utama.