Physics Not Doctors-Cerita Impian Tidak Tergapai
Sebagai seorang yang sangat suka belajar. Tentunya kuliah menjadi bagian yang paling sangat diinginkan. Bahkan semasa SMA pun sudah mengimpikan jurusan yang diidam-idamkan. Sayangnya, hanya sekedar impian dan tidak tahu menemukan jalan untuk menggapainya. Sungguh miris sekali ketika.
Tahun 2015. Ia hadir sebagai pengobat kerinduan pada hati yang merintih tentang kecintaan pada ilmu pengetahuan. Berusaha tidak menepis segala takdir yang datang dan menggiringnya ke langkah yang berbeda. Ketika orang lain memilih mundur dan mencari masa depannya sendiri. Saya tetap bertahan pada masa depan yang tidak kunjung diinginkan.
Salah jurusan membuat saya mendadak suka menulis dan berimajinasi seolah saya masih tetap menyukai bidang yang saya sukai. Sehingga tertuanglah pada kisah Physics NotDoctors yang berarti fisika bukanlah dokter. Pembahasan secara ilmiah dan susah dimengerti pun tertuang di bab pertama yang berjudul MRI atau CT Scan.
Beberapa teman saya yang sesama penulis pun mulai memberikan saran untuk memperhalus lagi gaya penyampaian saya. Revisi? Revisi menurut saya jauh lebih berat daripada langsung menulis. Mulai dari pembacaan ulang kalimat yang rancu hingga tata Bahasa yang sesuai.
Physics Not Doctors bukan hanya menyinggung mesin MRI yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada tubuh manusia saja, tetapi mengulik teknologi kedokteran lainnya yang dihubungkan secara fisika. Seperti stetoskop dan Sinar X. Pembahasannya tergolong berat dan lebih cocok dituangkan secara non fiksi.
Hingga kini saya masih membiarkannya mejeng di Wattpad. Kemudian berencana untuk merevisinya supaya lebih menarik di kemudian hari. Setelah lima tahun lamanya, naskah tersebut barulah selesai. Itu pun diikutkan kompetisi menulis oleh GMG Challenge.
Physics NotDoctors bukanlah kisah halu semata yang tidak kesampaian. Beberapa reka kejadiannya merupakan kisah nyata yang saya alami dan mengemasnya menjadi sesuatu yang berbeda. Meskipun konfliknya sangat absurd. Saya merasa novel ini merupakan novel berkesan yang saya miliki. Sebagai cerita pelengkap perjalanan saya melalui masa sulit menemukan jati diri.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Harum (@diaryharumpuspita) pada
Pengaruh DA/PA pada Keeksistensian Situs
DA adalah singkatan dari Domain
Authority yang berarti wewenang domain sang pemilik. Sedangkan PA adalah
singkatan dari Page Authority yang berarti wewewang halaman.
Nilai dari DA/PA ini menentukan
seberapa besar kualitas situs yang kita miliki. Semakin besar jumlahnya semakin
bagus. Kalau nilainya besar, itu berarti blog tersebut eksis dan sering
dikunjungi. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan kerjasama hingga jutaan
rupiah.
Semakin eksis dan berkualitas, semakin mahal dihargai.
Biasanya DA/PA ini saling
beriringan satu sama lain. Rentangnya dari 1-100. Saya baru coba cek tadi di
Website SEO Checker. Rentang nilai DA/PA situs saya saat ini adalah 3/11. Wew,
saya akui memang beberapa hari terakhir ini rajin nulis dan coba dishare juga di media sosial. Namun yang
saya share halamannya langsung.
Sudah TLD, tapi kok enggak
dimonestisasi?
Saya dulu pernah curhat
sebelumnya tentang iklan yang tidak muncul lagi ketika saya ganti domain
menjadi .com. Awalnya saya berkiprah di blogspot.com. Rajin nulis dan sering
komen-komenan sama pengunjung. Pada saat itu sudah dimonestisasi sejak akhir
tahun 2019 hingga awal tahun 2020. Yeay, jingkrak tidak terkira ketika diterima
oleh google Adsense. Mulai deh dari situ dapat penghasilan dari
setiap orang yang datang ke situs saya. Walaupun tidak mengeklik iklan yang
sedang nangkring. Satu rupiah per sepuluh orang jadilah. Namun kalau seandainya
mereka mengeklik iklan saya. Pendapatan saya pun menjadi lebih besar.
Logikanya begini. Kalau ada orang
yang datang dan mengklik iklan yang mejeng di tempat saya. Itu berarti mereka
tertarik dengan iklan yang nangkring. Ya, walaupun terkadang enggak sengaja
terklik.
Gambar di bawah ini merupakan hasil yang telah saya dapatkan dalam rentang waktu sekitar tiga bulan lamanya.
TLD adalah singkatan dari top level domain. Bahkan google sendiri domainnya .com. Iya
enggak tuh? Domain .com ini termasuk domain yang bergengsi pula. Domain
bergengsi lainnya itu .net, edu, .gov, dan lain-lain. Tergantung kita sukanya
yang mana.
Saya memilih .com karena mudah
diingat dan umum menurut saya sendiri. Selain itu, banyak juga yang menggunakan
domain ini.
Alasan kenapa situs saya tidak
dimonestisasi adalah nilai DA/PAnya menjadi baru. Otomatis, saya
memulai dari nol lagi. Walaupun sudah banyak konten yang saya miliki. Kalau
pihak google sendiri bilang. Saya
jadinya tidak punya konten. Ternyata begitu cara kerja dari DA/PA ini.
Jadi kalau seandainya kalian
benar-benar ingin menekuni dunia blog ini. Saya sarankan langsung saja tuh beli
domain aja dulu kalau seandainya belum ada uang bagi kalian yang merupakan
pengguna blogspot maupun wordpress. Nanti kalau seandainya sudah lemot loading situsnya. Baru deh beli hosting.
Ada cara-cara supaya meningkatkan
nilai DA/PA .
1. Rajin
Nulis
Kalau orang
rajin nulis setiap harinya. Tentu menunjukkan tingkat produktivitas yang
tinggi. Nulis saja dulu meskipun bingung mau nulis apa. Seenggaknya setiap hari
ada yang diposting. Itu menunjukkan blog tersebut aktif. Sebenarnya, enggak
mesti harus setiap hari juga jika kalian merupakan orang yang lumayan sibuk.
Cukup menulis satu hari atau beberapa hari. Kemudian menyetel update secara berkala. Kalau di blogspot seperti
gambar di bawah ini pengaturan waktunya.
Saya pernah
dulu mencoba ini. Benar-benar efektif dan tentunya tepat waktu. Kalau saat ini
saya malah hanya sekadar keinginan saja membuat update secara otomatis, tetapi tidak terlaksana karena banyak tugas
yang mengantri. Harapan saya masih tetap besar kok untuk tetap bisa update secara otomatis ke depannya.
2. Rajin
Membalas Komenan Pengunjung
Ketika ada
orang yang mengomentari blog kita. Terus kita balas balik. Hal ini menunjukkan
adanya interaksi di dalam blog tersebut. Terkesan ramah dan welcome. Cara mendapatkan
komenan ini banyak ya. Kita bisa mengesharenya di medial sosial. Jangan lupa
buat captionnya untuk mengomentari
blog kita atau menunggu pun juga bisa. Kalau ada yang kurang jelas mereka pasti
bakalan komentar. Hanya saja, cara ini terkesan lama.
Cara yang jelas
mendapatkan timbal balik ini adalah dengan mengikuti blog walking. Kita bisa
mengunjungi blog orang dan komentar di sana. Setelah itu mereka juga balik
mengomentari blog kita. Biasanya blog walking ini memiliki kesepakatan untuk
saling meninggalkan jejak di sana.
3. Kualitas
Konten
Dulunya blog
ini merupakan wadah curhatan belaka. Seiring berjalannya waktu, blog menjadi
sumber informasi di dunia maya. Orang yang datang ke blog biasanya menyertakan
kata kunci dan mencari apa yang sedang mereka cari. Lebih nyamannya sih ketemu
satu artikel langsung duduk. Seperti baca cerpen jadinya. Tahu permasalahannya
apa, cara mengurainya bagaimana, dan kesimpulan seperti apa. Kalau saya sendiri
menargetkan kalau bisa tulisan yang saya posting ke depannya bisa lebih dari
700 kata.
Daripada curhat
belaka, tetapi enggak tahu dibawa ke mana. Mendingan ngebahas satu topik dan
mencari jalan keluarnya sembari menyelipkan curhat. Kan sekali dayung dua pulau
terlampaui. Cocok enggak tuh?
4. Gunakan
backlink dan buang spam
Backlink adalah
link aktif yang kita masukkan ke dalam tulisan. Jadi kalau mereka mengklik
tulisan yang kita tulis. Akan mengarahkan ke situs lainnya sesuai dengan yang
kita tujukan. Ini masuk ke dalam konten. Namun kalau berada di kolom komenta. Hal ini
bukan backlink lagi, tetapi spam namanya.
Sama seperti
ketika kita sudah capek-capek promosi. Tiba-tiba ada orang yang ngomentari
komenan dan menyertakan link mereka. Kalau begitu hapus saja. Parahnya lagi,
pengalaman yang pernah saya alami itu. Orang yang enggak tahu datangnya dari
mana tiba-tiba menyertakan link di komentar merujuk ke obat kuat. Auto hapus
deh.
Sebenarnya
kalau enggak dihapus pun bisa dengan cara menonaktifkan link aktif di komentar.
Caranya dengan menambahkan kode otomatis melalui html di temanya. Hanya saja
kalau mau ganti tema, otomatis kode tersebut akan hilang. Jadi ya perlu
dituliskan lagi kalau mau menonaktifkan link aktif.
Saya suka
dengan performa blogspot sekarang ini. Komentar yang masuk mudah dikendalikan. Jadi
enggak perlu ngecek satu per satu. Tinggal lihat saja komentar yang baru masuk.
Kalau ada link aktif yang berada di komentar tinggal di hapus saja. Hal ini
sebenarnya bertujuan itu menghindari broken link atau link yang rusak untuk ke
depannya.
5. Kudu
Bersabar dan Share Postingan
Nah, tinggal
kita sendiri nih yang harus bersabar menunggu DA/PA kita naik. Pasti akan
terlewati kok. Tanam saja dulu benih (benih di sini maksudnya artikel yang kita
punya ya) baru panen setelahnya. Rentang panen setiap orang berbeda. Ada yang
hanya menunggu beberapa bulan dan ada yang menunggu beberapa tahun.
Jangan lupa
untuk membagikan tulisan kalian di media sosial supaya meningkatkan jumlah
pengunjung yang datang. Semakin banyak yang datang semakin diminati pula blog
yang kita miliki.
Jika seandainya masih ada lagi cara untuk menaikkan DA/PA, boleh dong dituliskan di kolom komentar.
Beyond Blogging, Making Happiness
Jika dulunya saya begitu takut
untuk memposting tulisan di blog hanya takut dicuri. Ternyata enggak begitu
kok. Ada banyak sekali fitur yang bisa kita manfaatkan untuk memproteksi
tulisan kita. Apalagi sekarang ini kan sudah ada mesin pencarian untuk
memeriksa keaslian tulisan. Cek plagiasi namanya.
Beyond Blogging. Saya suka sekali moto ini dikarenakan sering melihat
blognya Kompasiana. Jadi para kontributor di sana itu memiliki hak kendali atas
tulisannya masing-masing. Kalau teman saya yang namanya Nur bilang sih pakai review tulisan juga sebelum diupload. Jadi kalau lulus sensor bisa
diterbitkanlah tuh.
Ketika menapaki dunia blog. Ternyata
memang benar apa yang mereka sampaikan bahwa berkiprah di dunia blog itu
mengasyikkan dan membawa pemasukan finansial. Terlebih lagi bagi yang sudah
pro. Tak tanggung-tanggung pemasukannya sekali nulis. Bahkan hingga ratusan
ribu rupiah.
Berikut ini beberapa hal yang
membuat saya semakin betah ngeblog dan penasaran berkiprah di dunia tulisan.
1. Bebas
Memilih Jenis Penyampaian hingga Font Tulisan
Hal yang lebih mengasyikkan
adalah bebas berkreasi sekreatif mungkin. Mulai dari cara penyampaian seperti
apa. Bisa juga edisi ngobrol ataupun diskusi santai. Bisa juga tulisan ala
koran yang melibatkan jelas, padat, dan tepat. Terserah mau bagaimana jadinya
kita menyampaikan luahan kata yang tersimpan dalam diri.
Bebas-bebas gimana gitu mau
membahas apa saja. Biasanya Bahasa blog ini lebih asyik lagi jika ditulis dengan
Bahasa yang santai, ringan, dan mudah dimengerti. Sang penulis memiliki kendali
penuh untuk mengarahkan pokok pembahasannya menjadi ke mana saja yang ia
inginkan.
Pemilihan jenis tulisan pun juga
bisa dibuat secantik dan seindah mungkin. Tergantung selera penulis. Bahkan
ukuran besar dan kecilnya juga bisa disesuaikan. Apalagi mahir mengunakan Bahasa
CSS. Blog pribadi pun serasa rumah nyaman tersendiri jadinya.
2. Fitur
tambahan Gambar dan Video
Penambahan fitur gambar dan video
membuat blog tidak hanya dikunjungi oleh orang yang menyukai tulisan saja,
tetapi orang yang suka desain grafis, dan hobi nonton juga bisa. Sehingga memungkinkan
pengunjung bisa dari berbagai kalangan.
Kita bisa menambahkan gambar yang
menarik untuk menarik pembaca. Biasanya penglihatan menjadi segar melihat
visualisasi yang ditampilkan. Cara menginputnya juga bebas dari mana saja. Bisa
menggunakan gambar orang lain dengan menyertakan sumber asli, bisa menggunakan
dokumentasi penulis langsung dan bisa menggunakan desain grafis yang penulis
buat. Intinya bisa dari mana saja.
Penambahan video juga begitu.
Bisa langsung dari video yang kita punya. Bisa juga dari Youtube dan bisa dari mana
saja. Tergantung kitanya yang ingin menyajikan konten seperti apa.
3. Unlimited
Genre
Ada beberapa orang yang suka
menulis acak. Hari ini ia ingin membahas makanan. Besok membahas cerita
perjalanan. Besoknya lagi membahas luahan hati. Ketika nulis di blog dibebaskan
untuk membahas apa saja. Tergantung jenis pembahasan yang kita inginkan. Sama
seperti blog saya ini.
Ada pula yang menulis tergantung
dengan jenis blog yang ia miliki. Misalnya blog untuk menulis resep. Enggak
mungkin rasanya kalau menulis pelajaran sekolah di sana.
Tips dalam dunia perbloggingan
sebenarnya mengarah kepada sifat yang spesifik. Kalau bisa blog itu memiliki
karakteristik tersendiri. Misalnya membahas tentang parenting tuh. Nah,
tulisannya bisa berisikan parenting saja. Supaya memudahkan orang mengenali
blog dan mengikuti tulisan kita nantinya. Sehingga target pembacanya juga
jelas. Selain itu, memudahkan para angency untuk menjalin kerjasama dengan
kita.
4. Penambahan
Link dari Mana Saja
Selagi link itu terindeks oleh
goggle dan bisa ditemukan oleh mesih pencarian. Blog ini menjadi semakin eksis
ketika menautkan ke link yang lain. Misalnya bisa langsung mengarahkan ke
alamat media sosial kita ataupun ke postingan yang lainnya. Ibaratnya blog yang
kita punya itu sebagai wadah pengarahan. Kan asyik tuh kalau bertanya langsung
di arahkan ke empunya.
Contohnya seperti ini :
Mbak, kalau mau beli RA Planner
di mana ya?
Oh, iya Mbak silahkan mengklik
link ini untuk terhubung ke kontak penjualnya.
5. Animasi
Menambah Blog Semakin Ciamik
Istilah ciamik berasal dari Cina
yang berarti bagus atau luar biasa. Kita pasti pernah melihat pembicara sedang
mempresentasikan bahannya di hadapan semua orang. Apalagi ada proyektor yang
sedang menampilkan bahan persentasinya disertai dengan animasi menarik. Hal ini
membuat orang terkagum ketika melihatnya. Teknik membuat penampilan blog ini
menggunakan Bahasa Javascript.
Hal ini sebenarnya menarik
perhatian saya. Kalau bisa dibilang, blog yang memanfaatkan fitur ini merupakan
orang yang sudah berada di level mahir dalam mempercantik blognya. Namun
begitulah, bagi saya membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya dan semakin
tertantang untuk membuat blog ini semakin nyaman di mata pembaca.
6. Bisa
dilombakan dan Menjalin Kerjasama
Nah, ini nih yang lebih
mengasyikkan. Bisa dilombakan dengan hadiah yang lumayan wuah. Saya sering
mengecek informasi ada lomba blog dari sosial media. Terlebih lagi Instagram yang
perkembangannya lebih cepat. Kita bisa mendapati informasi ini dengan
mencarinya di pencarian dengan menyertakan hastag atau tagar infolombablog.
(Contoh : #infolombablog)
Kriteria blog yang sering
mendapatkan job tulisan dengan sekali nulis langsung dibayar adalah memiliki
jumlah follower di media sosial lebih dari lima ratus atau seribu orang.
Biasanya ini Instagram sih yang saya tahu. Twitter pun juga ada. Jika kalian
memiliki jumlah pengikut lebih dari itu. Peluang menjalin kerjasamanya pun
besar.
Nah, kerjasama yang lainnya itu
bisa dari iklan yang langsung nangkring di blog kita. Paling populer itu dari google Adsense. Kalau dari blogspot yang
saya pakai ini mengarah ke sana sebenarnya. Namun kita bisa juga menjalin
kerjasama dari iklan lainnya seperti AdNow, Medianet, dan lain-lain.
7.
Always
Happy After Update
Nulis tapi enggak update. Perasaan saya menjadi biasa saja
sih. Namun kalau bisa mempublikasikannya. Auto
bahagia deh pada waktu itu. Hati rasanya tenang sekali. Ketika menulis saja
sudah seperti terapi. Apalagi tulisan ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Setelah itu bisa saling mengisi kolom komentar secara bebas. Ujung-ujungnya
menambah pengunjung juga nih. Sehingga membuat blog saya semakin populer dan
mendapatkan pencarian atas di mesin pencarian.
Sebenarnya, ide pembahasan ini
bertujuan supaya saya tuh tidak jadi terpengaruh untuk mengisi blog orang.
Apalagi kalau iming-imingnya ya biasalah berupa finansial. Kalau seandainya
saya beralih menulis di wadah yang lain. Otomatis blog ini terancam tidak
diurus dan jadinya berdebu. Sayang banget kan sudah langganan domain setiap
tahunnya, tetapi malah tidak digunakan sebaik-baiknya.
Kembali ke beyond blogging, making
happiness. Hal ini membuat kebahagian tersendiri dan semakin betah
berlama-lama untuk ngeblog. Meskipun banyak waktu yang telah dihabiskan di
depan laptop. Rasanya bahagia saja gitu tanpa terbebani sendiki pun.
Tidak terlepas pula kepada diri
masing-masing. Semua itu tergantung di mana rasa nyaman itu hadir. Jika mungkin
saya dulu yang lebih suka nulis dari aplikasi. Kini saya beralih ke blog.
Tempat mana pun itu. Asalkan bahagia. Tetaplah menjadi diri sendiri.
Ambisius Si Pemicu Profesional
Berbicara
menekuni sebuah bidang. Tingkat profesional inilah yang menjadi patokan dalam
tujuan itu sendiri. Ketika seseorang memiliki keahlian di bidang tertentu.
Kita pasti
pernah mendengar istilah profesor yang ada di kampus dan selalu menjadi
pembicara pada acara tertentu. Tentunya gaji yang mereka dapatkan lumayanlah. Tidak
seperti pemula yang kadang kerja lembur dan proses berdarah-darah, tetapi
mendapatkan hasil yang sedikit. Sungguh miris sekali.
Berusaha menyabarkan
hati dengan tumpang tindih dari segala proses. Perjuangan pun menjadi terasa
sakit. Jika tidak tahan, beberapa di antara pejuang seperti mereka memilih
mundur.
Penulis adalah
sebuah profesi yang tidak dilakukan dengan mondar-mandir. Bekerja di depan
laptop dengan skenario menggabungkan kreativitas di dalam pemikiran. Tempatnya juga
fleksibel. Namun jangan mengira jika penulis hanya berpatokan pada laptop saja.
Mereka juga butuh inspirasi dan dapat didapatkan dengan cara apa saja. Salah
satunya adalah jalan-jalan dan melakukan apa saja yang mereka sukai.
Bermula ketika
keinginan hadir dalam diri. Awalnya hanya sekedar mengetahui. Lama-lama merasa
tertarik dan tertantang untuk menekuninya. Harapannya, hobi yang selama ini
dikerjakan bisa menjadi penghasilan nantinya.
Kita tidak bisa
terus-terusan mengerjakan sesuatu yang disukai tetapi tidak menghasilkan
apa-apa. Terlebih lagi dalam dunia metropolitan persaingan semakin ketat. Bukan
lagi mereka yang bekerja lambat dan berkualitas, tetapi siapa yang cepat dan
berkualitas. Mau tidak mau, jika ingin segera mencapai impian. Harus secara
sigap mengerjakannya dan terus berlatih.
Jangan takut
untuk memulai ketika sudah mengazamkan suatu hal. Begitulah prinsip untuk
menggapai impian secepatnya. Tidak perlu menunggu orang lain untuk bertindak
duluan, tetapi diri sendiri. Rasa ambisius pun akan datang dengan sendirinya. Rasanya
ingin mendapatkan keinginan secepatnya. Jika tidak, akan ada banyak hal yang
terbuang secara sia-sia, terutama waktu yang tidak akan bisa kembali lagi.
1. Persempit Keinginan
Keinginan tanpa disertai dengan tindakan hanyalah menjadi angan-angan saja
Hanya sekedar keinginan, tetapi tidak
disertai keberhasilan. Ujung-ujungnya akan menjadi kesia-siaan belaka. Sungguh miris
sekali jika itu terjadi.
Ketika mengazamkan keinginan dalam diri. Tentulah harus disertai dengan rencana untuk menggapainya. Keinginan ini juga
harus disertai dengan semangat juang untuk mewujudkannya dan seberapa besar ambisiusnya
seseorang.
Ketika kita masih kecil. Ada beberapa
pertanyaan yang mulai dipertanyakan oleh guru ataupun orang tua. Kalau sudah
besar nanti inginnya menjadi apa? Dokter, guru, pilot, atau polisi?
Maka cara yang paling cepat untuk menggapai keinginan adalah mempersempit rasa keinginan itu. Namun berada di posisi tertinggi. Misalnya penulis profesional, petani profesional, chef profesional, dan apa pun hal itu harus bisa profesional. Termasuk dalam pekerjaan domestik sekalipun. Tugas rumah harus dikerjakan dalam tempo sesingkatnya dan tepat waktu.
Ketika berusaha mencapai tujuan. Takaran seberapa
besar keinginan pula yang menjadi pendorong keberhasilan. Saat seseorang itu
sudah hampir mencapai keinginannya. Maka semakin besar keinginannya juga.
Sekilas tentang pengalaman saya dalam
proses menekuni sebuah tulisan. Pertama sekali hanya sekedar iseng-iseng
belaka. Lambat laun malah berujung menjadi ambisius untuk menggapai cita-cita. Penulis
terkenal, mengapa tidak? Mengapa saya hanya menjadi seorang penulis buku diary
yang pembacanya hanya sendiri? Kenapa saya tidak menulis dan dibaca jutaan
orang dan menginspirasi? Tulisan ini seharusnya bisa lebih bermanfaat ke
depannya.
Apa pun itu keinginannya. Persempitlah menjadi
sebuah titik tertinggi untuk menggapainya. Jangan ragu untuk menyemai
keinginan.
2. Menargetkan
waktu keberhasilan
Ketika seseorang
itu mencapai tujuannya. Ia memang harus belajar banyak hal sebagai bekal
perjalanannya. Cara belajar dan mengulangi inilah yang terkadang menjadi waktu
yang kita punya menjadi terasa sempit. Tidak bisa dilakukan hanya sekali jalan
saja, tetapi memang dilakukan dengan berulang kali berjalan. Jatuh, bangkit,
jatuh, bangkit lagi. Begitulah seterusnya sampai kita menemukan titik dari
tujuan itu sendiri.
Bagi saya
manajemen waktu ini tidak mudah. Perlu keberanian untuk memulainya dan
terkadang melalui skenario banyak drama. Saya dulunya menulis hanya beberapa
waktu saja ketika dalam seminggu. Pencarian ide pun juga seminggu juga. Namun karena
keinginan untuk mencapai tujuan itu besar. Saya mulai menulis dan berlatih
setiap hari. Tentukan juga waktu belajarnya untuk meningkatkan kedisplinan. Mulai
dari satu hingga empat jam setiap hari.
Pasanglah
tenggat waktu tertentu untuk menggapai tujuan itu sendiri. Misalnya dalam waktu
beberapa minggu atau bulan harus sudah menyelesaikan ini itu. Keberhasilan adalah
mereka yang mampu menyelesaikan tugasnya. Kalau misalnya ada sebuah keinginan
pencapain finansial. Misalnya mendapatkan uang sekian juta dari pekerjaan yang
kita tekuni. Anggaplah itu sebagai bonus.
Namun ketika
saya menyelesaikannya tetapi tidak menghasilkan uang dari pekerjaan menulis
itu. Saya tidak perlu bersedih. Sebab saya merupakan pemenang dalam diri saya.
3. Jaga
Semangat
Ketika kita
sudah memiliki keinginan dan target untuk menggapai tujuan. Prosesnya pasti ada
hambatan tersendiri. Mulai dari hal-hal yang tidak diinginkan dari luar. Hingga
semangat yang mulai menciut dari dalam diri sendiri. Tentunya kita tidak ingin
menyerah begitu saja. apalagi membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan
semangat juang itu.
Cara yang
pertama untuk menjaga semangat adalah memberikan reward dan pusnishment
kepada diri sendiri. Misalnya kalau sudah menyelesaikannya, kita bisa
mendapatkan sesuatu. Bisa itu makan makanan lebih mahal atau melakukan hal yang
membuat bahagia. Ketika tidak menyelesaikannya kita akan mendapatkan pekerjaan
menumpuk dan sesuatu yang merugikan diri sendiri.
Bagi saya, reward dan punishment ini merupakan hal berbeda. Jika berhasil
menyelesaikannya. Saya akan mendapatkan rasa bahagia tidak terkira dan lepas
dari tanggung jawab pekerjaan itu. Hati merasa damai dan tentram. Namun ketika
tidak menyelesaikannya, saya akan mendapatkan rasa penyesalan yang berlimpah
dan kepercayaan diri yang menurun.
Cara yang kedua
adalah mengelilingi diri kita dengan sesama profesi ditekuni. Sebab saya
memilih berkecimpung di dunia tulisan. Maka pertemanan di media sosial dengan
nama pena pun sengaja mengikuti para penulis lainnya. Supaya ada tantangan
tersendiri dan motivasi juga dari mereka melalui postingannya. Sehingga rasa
semangat itu menjadi terjaga.
Jadilah
sosok ambisius untuk menjadi sosok profesional itu sendiri.
Menulis Menjelang Deadline
diaryharumpuspita.com |
Berbincang masalah deadline seolah tidak ada habisnya. Hal
yang lebih membuat kesal adalah menuruti deadline-nya
orang lain. Mau enggak mau harus siap dan dikumpul.
Kita sudah dibiasakan
sejak masa sekolah sebenarnya. Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan kuliah. Setiap
mata pelajaran pun sudah ada timeline nya
sendiri. Jika tidak mengumpul pasti akan dikenakan sanksi berupa tidak ada penilaian
dan hukuman lainnya. Maka sudah seharusnya deadline
ini memang harus diimbangi di setiap tatanan kehidupan. Mulai dari makan, tidur, dan bahkan beribadah tepat waktu.
Menyelesaikan tugas
sesuai dengan deadline ini merupakan
sebuah cara seseorang untuk menempati janjinya dan membangun kualitas diri
seseorang. Kepercayaan juga dibangun dengan deadline.
Jika orang yang diberikan amanah mampu menyelesaikannya. Otomatis mereka akan
berpikir kinerja kita itu baik dan bisa dipercaya. Terlebih lagi, tidak ada
beban jika semua sudah diselesaikan. Ujung-ujungnya juga akan membawa
ketenangan jiwa juga.
Saya mengambil
pemisalan yang lebih dekat dengan diri saya kali ini. Ada banyak deadline belakangan ini. Mirisnya rasa dilema
berupa ketakutan itulah yang menghantui, membuat saya malah terjebak tidak
menyelesaikannya. Kadang-kadang berpikirnya begini.
Apa sih yang ditakuti dengan deadline sebenarnya?Kenapa harus deadline juga baru menyelesaikannya?Kenapa harus mengikuti deadline orang lain?Kan menyebalkan jadinya.
Ketika bangun tidur
pula dalam kondisi setelah sadar saya malah mengucapkan petuah sendiri sangking
kepikirannya masalah deadline. Setelah
berpikir sekali lagi. Ketika rasa dilema itu hadir. Jiwa logika dan perasaan
pun muncul.
Saya mencoba
merefleksi ke masa lalu. Ketika itu malah takut melihat deretan tugas yang
harus diselesaikan dalam waktu dekat. Terlebih lagi deadline-nya sudah dekat. Spontan rasa percaya diri itu pun surut.
Pertanyaannya sederhana. “Mampukah saya?”
Tidak ada yang bisa
mengalahkan rasa takut dibandingkan kepercayaan diri sendiri. Ya, kita memang
harus percaya dengan diri sendiri. Bahwa kita itu bisa melakukannya. Bukan
menyerah sebelum menghadapinya. Singkirkan ketakutan dan munculkan keberanian
dalam diri.
Kebiasaan menulis free writing kali ini tidak lagi hanya
sekedar sepuluh menit. Tapi harus menyelesaikannya. Terlebih lagi harus diposting
di blog. Hal yang pertama terpikirkan adalah menyulap artikel blog itu harus
bagus. Setidaknya ketika pengunjung datang akan nyaman dengan postingan yang
kita buat. Jiwa perpeksionis malah muncul di saat melihat blog sendiri.
Cara cepat untuk
menulis menjelang deadline adalah
dengan menuliskan segala hal apa yang ada di dalam pemikiran tanpa perlu
mengedit. Biarkan saja tulisan itu berantakan tidak tentu arah begitu saja
untuk sejenak, sampai tulisan itu selesai. Hal yang terpenting adalah membiarkan
ide-ide brilian tertulis secara keseluruhan di tulisan sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Setelah selesai, barulah dibaca ulang dan disunting kembali
mana-mana saja yang masih tidak masuk akal.
Salah Eksekusi Rencana, Berakhir Ambyar
Saya
ingin membahas topik ini sejak lama sebenarnya. Hanya saja, baru sekarang
menyempatkannya dan itu pun berasal dari rasa keresahan di pagi hari. Nyaris
sakit perut kalau dipikirkan dan tidak ada solusi sama sekali.
Pemikiran
yang datang itu akan seperti hujan badai membasahi seluruh kinerja hidup. Masih
mending kalau hanya sekedar basah. Kalau ujung-ujungnya terluka karena butiran kristal
air hujan. Itu pula yang malah menyakitkan.
Seringkali
waktu dan keinginan yang tidak singkron. Sehingga menyebabkan kita itu sering
bertanya. Apa sih yang saya cari selama ini? Atau malah apa sih yang sedang
saya lewatkan sebenarnya? Semuanya mengalir begitu saja. Sehingga tanpa sadar
bahwa ada rasa penyesalan tersendiri gitu. Tanpa pernah berpikir untuk
menghindarinya di masa depan nanti.
Terperangkap dalam banyak pilihan. Susahnya itu hanya banyak keinginan.
Itulah
yang membuat saya semakin resah. Sangking banyaknya keinginan malah membuat
segalanya berakhir tidak jelas. Belum lagi hati yang gampang terbolak balik.
Misalnya gini nih. Saya tuh mau menyelesaikan novel sepuluh bab dalam sehari.
Sudah diniatin nih. Namun saat di tengah jalan saya malah merasa jenuh
kebanyakan ngetik. Rasanya malah ingin muntah. Sekelas alergi gitulah jadinya. Tidak
ada inspirasi sema sekali. Tapi sebenarnya saya tuh hanya bisa menyelesaikan
paling banyak lima bab dalam sehari. Nah, keinginan yang sepuluh bab ini malah
menjadi tidak sesuai. Ujung-ujungnya akan berakhir dengan dilema yang akan
menghambat diri. Belum lagi, kesehatan itu juga harus dijaga. Saya itu manusia.
Bukannya robot yang bisa diajak kerja terus –terusan.
Longfellow
seorang penyair terkenal Amerika Serikat menyatakan bahwa, “Kita menilai diri
sendiri dari apa yang bisa kita lakukan. Orang lain menilai kita dari apa yang
sudah kita lakukan.”
Pada
akhirnya kita memamg harus sadar bahwa apa yang kita lakukan itu seharusnya
merujuk ke masa lalu. Pencapaian apa yang bisa didapat dalam waktu yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Bukan sebuah keinginan yang belum pernah dicapai.
Boleh-boleh
saja sebenarnya keinginan kita yang
banyak dan tinggi. Sama seperti jumlah bab yang ingin saya kerjakan dalam satu
hari. Hanya saja, anggaplah hal itu merupakan target maksimal. Sedangkan apa
yang telah kita lakukan itu merupakan target minimal. Supaya lebih bersiap-siap
diri sajalah gitu. Enggak perlu terlalu menyakit diri sendiri dengan pencapaian
yang di luar kebiasaan.
Ada
beberapa hal yang mungkin bisa kita lakukan supaya tidak berakhir ambyar karena
salah eksekusi.
1. Tentukan
Jangka Panjang dan Pendek
Anggap
sajalah kita sudah memiliki keinginan masing-masing. Saya sering melewatkan
bagian ini sebenarnya. Sering terjebak dalam jangka pendek tapi lupa dampak ke
depannya seperti apa. Jika kalian pernah mengalaminya. Itu berarti kita satu
lingkaran nasip. Sayangnya, tips ini memang sudah saya dengar sejak dulu. Tapi
ingatan saya malah terlintas kepada Bang Sukma yang mengatakan pesan tersebut
di masa lalu. Seolah memang sedang memberikan petunjuk sendiri bahwa saya tuh
musti berubah.
Hari
ini mungkin kita masih berpikir untuk bisa menyelamatkan diri di hari esok.
Namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita bisa menyelamatkan diri di
minggu berikutnya, bulan berikutnya, atau tahun berikutnya. Jangan sampai malah
terjebak praktik robot jadinya. Kasusnya malah menjadi itu lagi, itu lagi.
Hingga rasanya enggak selesai. Ekspektasinya enggak sesuai. Eh, malah nambah
lagi. Mungkin cara ini bisa kita pikirkan masing-masing.
2. Skala
Prioritas
Ada
empat bagian dari skala prioritas ini. Ada yang penting dan genting; Penting
tapi tidak genting; Genting tapi tidak penting; terakhir tidak penting dan
tidak genting. Ini harus selalu diingat sebenarnya.
Pada
bagian penting dan genting itu berupa masalah. Apa sih masalah yang harus kita
selesaikan dalam waktu dekat. Batas akhirkah? Kondisi krisis dan kritis kah? Atau
malah konflik yang sedang kita alami. Itu sudah yang harus diselesaikan.
Biasanya ditandai dengan keresahan. Keresahan yang membuat kita itu harus
keluar dari zona rasa sakit.
Pada
bagian penting tapi tidak genting itu berupa perencenaan yang sudah kita buat
dari jauh-jauh hari. Menjalin hubungan baik dengan yang lainnya. Rekreasi
dengan keluarga, teman, atau orang yang kita sayangi. Pencegahan dari yang
namanya deadline.
Pada
bagian yang ketiga inilah membuat saya sering terjebak. Apa itu? Pertemuan
dadakan, laporan dadakan, pekerjaan menumpuk, dan aktivitas populer. Genting
tapi itu enggak penting. Kesempatan, juga begitu sebenarnya. Saya sering sekali
merasa ambyar ketika ada informasi dadakan berupa lomba. Iming-imingnya pun
juga lumayan. Padahal sebenarnya saya juga punya rencana tersendiri. Hasilnya
ketika kuadran ini yang diikuti. Saya akan berakhir kecewa jadinya.
Kuadran
terakhir. Tidak penting dan tidak genting berupa zona nyaman. Rebahan di atas
kasur. Bersenang-senang seperti bermain online.
Kesibukan yang tidak penting dan menunda-nunda. Kadang-kadang kebiasaan ini
menjadi hal yang sulit diubah kalau sudah terperangkap. Seperti jebakan batman
gitu. Perlu diwaspadai kalau sudah terjebak.
Pertanyaannya
adalah kuadran mana yang selama ini kita lakukan? Atau malah jangan-jangan
malah kuadran keempat pula ini yang sering dilakukan. Coba deh dulu tanyakan
dulu dari hati yang paling dalam. Merenungi langkah ke depannya seperti apa?
Jangan sampai kita berakhir ambyar lagi. Ujung-ujungnya menjadi menyesal.
Sayang banget masa lalu yang sudah dilalui.
Saya
berharap saya sendiri juga bisa mempraktikkan ini dengan baik juga. Tidak hanya
sekedar pemikiran yang singkat saja. Mari sama-sama kita merenungkan kembali
hal ini.