Ide itu seringan daun yang diterpa angin. Ia akan terbang begitu mudahnya bila tidak segera disimpan dengan segera
Berbicara mengenai sebuah target dalam hidup.
Siapa pun pasti memilikinya dan menginginkan target akan tercapai sesuai dengan
harapan. Hanya saja, tidak semua orang mampu menggapainya dan semua orang juga
memungkinkan untuk mewujudkannya.
Berada pada fase kegagalan berulang. Barangkali yang kita rancang adalah sebuah kegagalan.
Siapa yang tidak pernah gagal?
Ah, iya. Semua orang pasti pernah mengalami
kegagalan. Ada yang sekali gagal tidak ingin mengulang kedua kalinya dan
mencari yang lain. Ada pula yang ketika gagal akan mencoba kembali hingga
menemukan sebuah titik yang menentukan harus berhenti atau berjalan kembali.
Menariknya adalah ukuran keberanian yang bermain
peran di dalamnya. Seberapa kuat dan seberapa hebat orang tersebut itu mampu
melewatinya. Sedangkan orang yang bermental ciut auto kesingkir dengan sendirinya. Eh, termasuk juga saya. Subhanallah …
Semakin dipikirkan sekali lagi dan menimbang
dengan benar. Keputusan berupa untuk terus bergerak tanpa perlu membandingkan
dengan orang lain menjadi pilihan. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Mungkin
bisa sekelas Thomas Alva Edison barangkali dalam mencapai sesuatu jika ingin
berhasil. Seseorang yang tak pernah mengenal kata menyerah dalam menggapai
tujuan. Rasanya memang sungguh sulit sekali.
Hal yang paling sulit dilalui adalah melawan diri
sendiri. Kadang-kadang memang harus berperang dengan diri sendiri. Ketika
melawan rasa malas, takut, dan pemikiran negatif tentang suatu hal. Bahkan
menghadapi sebuah situasi ketika semesta tidak mendukung dalam memulai suatu
hal.
Tidak hanya sampai situ saja. Tantangan yang
lebih berat lagi adalah mempertahankannya secara konsisten. Seberapa kuat
seseorang itu dapat bertahan dan terus berjuang mempertahankan apa yang ia
lakukan. Mungkin contohnya tidak usah jauh-jauh. Misalnya mengerjakan tugas
setiap hari dengan pencapaian yang konsisten. Awalnya tidak terbiasa tuh. Lalu
membuat target seperti itu dan memulainya dengan semangat di awal. Ketika
berjalan tiga atau empat hari masih okelah. Eh, kita menuju hari yang keempat
dan seterusnya malah tidak dilakukan lagi. Semangat pun langsung ciut dan
mengecil.
Memang benar, suasana hati manusia itu tidaklah
sama di setiap keadaan. Bahkan semangat yang membara pun bisa saja langsung
ciut seketika di pertengahan jalan. Maka sudah menjadi sebuah keharusan untuk
selalu menjaga semangat juang itu tetap menyala.
Saya sendiri pun sering kesal pada diri sendiri.
Ketika menemukan sebuah kondisi yang selalu berulang seperti rasa malas,
rebahan, dan tidak berani melangkah. Hal yang paling sulit dilalui itu adalah
rasa kantuk dan bawaannya selalu ingin tidur. Hm, sedangkan memaksakan diri
dengan kafein terus-terusan pun rasanya hanya menyiksa diri.
Ada yang tidak beres nih. Setidaknya harus tegas
pada diri sendiri untuk tidak selalu terjebak dengan zona rebahan. Ya, tidak
ada yang bisa mengalahkan suatu kondisi semangat juang berasal dari diri
sendiri. Mungkin, pada sistem seperti itulah yang bisa diolah dan diperbaiki.
Saya memutuskan untuk membuat seratus target di
tahun 2021 ini. Sebuah target yang dituliskan secara terperinci. Mulai dari
hal-hal kecil hingga kompleks. Tentunya berusaha menuliskannya serealistis mungkin
supaya benar-benar terwujud. Paling tidak, angka pencapainnya bisa mencapai
50%.
Teman saya pun memberikan sebuah pernyataan bahwa
apa yang saya lakukan terlalu ekstrim dan itu sungguh melelahkan.
Setidaknya, ada yang perlu dicoba dalam diri saya
sendiri. Supaya lebih semangat dan tidak terus-terusan rebahan santuy lagi.
Rebahan itu memang sungguh menyenangkan. Setelah melewatinya baru tersadar
bahwa ada banyak hal yang telah dilewatkan begitu saja. Kemudian ujung-ujungnya
menyesal juga bersebab tidak menggunakan waktu sebaik mungkin.
Berikut ini merupakan target yang ingin dicapai pada tahun 2021.
Rute memutuskan target yang hendak dicapai
1. Membaginya ke dalam beberapa Hal
Sebelum membuatnya. Ada
banyak sekali yang ingin saya tuliskan sebenarnya. Ketika dituliskan dalam
bentuk bab per bab membuat ide bermunculan dan lebih terarah. Jadi bisa
sekalian langsung jalan tuh apa saja keinginan kita.
2.
Realistis berdasarkan pengalaman
Pengalaman yang tertulis dalam buku catatan
Realistis adalah sesuatu
yang bisa diterima secara akal dan sesuai dengan kenyataan. Jika dulunya saya
membuat rencana secara asal berani saja. Kini saya membuatnya berdasarkan
pengalaman yang pernah dilalui. Heseh, pengalaman juga yang bisa diandalkan
dalam menentukan pilihan. Walaupun begitu, bukan berarti saya tidak membuat
suatu target berdasarkan pengalaman saja. Ya, kalau belum ada pengalaman bisa juga
dicoba untuk membentuk sebuah pengalaman.
3. Jangka panjang dan pendek
Perencanaan yang akan menentukan passion
Perencanaan yang paling
mudah digapai adalah perencanaan jangka pendek. Namun jangan lupa bahwa
perencanaan itu pastilah memiliki dampak di kemudian hari. Maka dampaknya
memang harus dipikirkan juga. Misalnya target membaca. Jenis bacaan apakah yang
selalu dibaca saat ini dan pengetahuan apa yang terbentuk di masa depan nanti.
Alangkah baiknya jika singkron dengan passion di masa depan nanti.
Nah, ini sajalah yang bisa saya sampaikan. Semoga target apa saja, termasuk impian yang tertunda akan segera terwujud di tahun 2021 ini. Aamiin ya rabbal alamiin.