Jika hari ini masih dirudung dengan rasa kesal. Mari tarik
napas perlahan, buang, tarik napas perlahan lagi, dan buang. Sampai rongga dada
yang terasa sesak tadi mulai lapang dengan sendirinya, Jika masih belum
berhasil. Lanjutkan dengan mengucap istighfar atau mengingat Tuhan.
Alhamdulillah, akhirnya pemikiran dan hati sudah mulai tenang
ke seperti semula.
Pertama-tama, thanks to Allah swt yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menuliskan kisah ini. Kisah nyata dan ini sangat
berarti bagi teman-teman sekalia . Semoga ini tidak terjadi kepada teman-teman
sekalian.
Pandemi yang masih belum juga berakhir hingga kini, membuat
banyak orang mengalami penurunan finansial dan angka kemiskinan semakin
bertambah. Namun di balik itu semua, ada pihak-pihak yang melambung tinggi,
terutama digitalisasi. Pertemuan tatap muka pun menjadi secara daring. Kuota
menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi pihak akademisi.
Maka ketika ada bantuan kuota dari pihak tertentu yang
datang, pastilah tergiur dan enggak perlu memusingkan lagi masalah biaya untuk
membeli kuota. Oh, kuota menjadi kebutuhan primer bagi para akademisi ini.
Saya masih berstatus mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.
Ketika melihat kuota sekarat saja rasanya gelisah. Apalagi belajar bukan hanya
dari aplikasi belaka. Namun dari sosial media dan juga media hiburan lainnya.
Seperti Youtube, tik tok, WhatsApp, dan paling sering juga di Instagram. Masih
banyak lagi. Kalau itu semua di turuti, ya cepat habis. Ya, pengetahuan memang
tidak hanya sebatas satu aplikasi saja. Melainkan di banyak aplikasi. Tinggal
orang itu sendirilah yang mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Kuota sekarat itu benar-benar memang membuat saya galau tidak
karuan. Bingung menentukan pembatasan aplikasi mana yang kuantitas kunjungannya
dikurangi dan mana pula yang harus dipertahankan supaya tidak boros kuota.
Tibalah masuk pesan kiriman dari seorang teman yang mungkin memang untuk
dibagikan ke semua orang. Isinya sebuah link yang ditawarkan dengan iming-iming
akan mendapatkan subsidi kuota.
Wuah, saya pun juga mau jika diberikan secara gratis. Namun
jangan dulu diklik. Lihat dulu nama linknya. Kalau domainnya enggak jelas. Itu
sudah termasuk hoaks, alias penipuan dan mungkin saja merugikan. Ya, walaupun
alamat linknya tertulis atas nama pemerintah atau perusahaan ternama. Duh,
miris banget ya. Mereka jadi dikambing hitamkan. Padahal bukan berasal dari
mereka, tetapi pekerjaan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan usil.
Tibalah saya mendapatkan sebuah pesan yang serupa. Namun dari
seseorang yang bisa dipercaya, teman saya sendiri. Link yang dibagikan pun
berasal dari domain bergengsi yaitu .com. “Wuah, bisa dipercaya nih. Sepertinya
emang beneran,” pikir saya pun begitu dan langsung ikut-ikutan mengkliknya
kemudian membagikannya ke beberapa kontak saya.
Selamat, saya berhasil ditipu secara halus.
Tim kiri : Hahah, kasian deh kena jebak. Sudah hidup sulit,
eh malah semakin sulit.
Tim kanan : Hush, jangan gitu deh. Hal yang penting bisa
dijadikan pelajaran dan semoga tidak terjadi lagi pada dirimu sendiri dan juga
orang lain.
Tim kiri : Halah, sok bisa. Palingan juga dipendam sendiri
atau malah buat status merana di media sosial.
Saya : Ssst, jangan pada berisik. Saya punya solusinya.
(melirik papan ketik)
Keyboard : Ready Sist.
Kebetulan saya juga membagikannya ke teman yang mungkin pernah juga dan akhirnya saya tanya kembali ke sang pengirim.
Awal mula |
Hm, saya pun memutuskan untuk menarik pesan yang pernah saya
kirim. Takutnya mereka malah melakukan hal yang sama pula bersebab
ketidaktahuan dan ketidakberpikiran panjang. Yah, begitulah. Seringnya
orang-orang yang tidak tahu apa-apa menjadi target orang tidak bertanggung
jawab.
Berujung ke sms nomor unik |
Masih dalam kondisi ketidaktahuan saya. Ini sudah lama ya,
sejak kejadian itu. Masuklah sebuah pesan promosi dari layanan XL juga nih yang
saya yakini memang dari Xlnya secara langsung. Diskon 50% itu membuat saya
tertarik dan kebetulan juga memiliki uang yang cukup. Biasanya saya tidak
pernah mengisi pulsa. Hanya beli paketnya saja. Namun karena kondisi keuangan
tidak memungkinkan. Akhirnya saya mencobanya.
Saya beli pulsa dulu Rp50.000 kemudian membeli paket internet
seharga Rp35.000. Eh, masih ada sisanya nih Rp15.000. Saya khawatir pulsa itu
akan lenyap tidak berbekas. Saya sempat tanya nih ke keluarga saya. Ada yang
mau pulsa XL nggak? Mereka pun menggeleng dan mengatakan bisa ditransfer ke
Telkomsel kok.
Sudah saya coba, ternyata enggak berhasil juga. “Gimana sih,
masa enggak diizini,” kesal saya merasa gondok. Ya sudah deh mau bagaimana
lagi. Saya mau lihat dulu gimana perkembangang pulsa yang saya miliki.
Setelah saya cek sore harinya melalui aplikasi my Xl. Pulsa
saya berkurang menjadi sepertiganya, yaitu sekitar dua belas ribuan. Malamnya
saya cek lagi, malah berkurang lagi menjadi tujuh ribuan. Tengah malam saya
bangun dan mengeceknya lagi. Ah, sudah enggak iya nih. Masa tinggal goceng.
Saya kotak-katiklah fitur aplikasinya dan tanpa sengaja menekan fitur Riwayat
Transaksi. Nah, di situlah baru ketahuan di mana letak pengurasnya, yaitu
berasal dari sms.
“Hah, orang ngirim sms bisa tersedot pulsa?”
Saya cek lagi nih. Angka yang tertera di sana dan langsung
mencari tahunya di internet. Walaupun saya kesal dengan pasal internet dan
nyaris berburuk sangka. Berdamai dengan diri itu lebih baik.
Akhirnya saya menemukannya. Ternyata sms yang masuk berasal dari sms premium. Beginilah kira-kira cara mengatasinya dan kalian
juga bisa mengeceknya ya bagi pengguna XL. Kalau pengguna lainnya mungkin bisa
mencarinya di blog lainnya.
1.
Tekan
*123*66# pada dial telepon, lalu tekan “OK”/”Call”. Ini pada tahulah ya, macam
ngecek pulsa gitu.
2.
Pilih
angka 1 yang bertuliskan Stop Layanan Lain.
3.
Selanjutnya
akan diarahkan pada layanan apa saja yang ingin dihentikan. Saya cek, eh lupa
di screenshot sih ada banyak ternyata layanan smsnya. Pilih
aja dari yang atas. Kemudian pilih alasan kenapa menghentikan layanan. Saya
pilih saja tuh ‘tidak merasa berlangganan.’ Satu per satu dulu di stop kan. Cek lagi dengan mengulangi
lagi langkah yang pertama sampai ke langkah ini. Nanti diarahkan itu ‘apakah
ingin menghentikan semua layanan’. Pilih iya dong, enggak usah
tanggung-tanggung. Basmikan semua layanan yang merugikan.
4. Pastikan nomor anda sudah tidak berlangganan layanan lainnya.
Unreg semua layanan lainnya yang menyedot pulsa |
Saya menggunakan cara ini karena terkesan mudah menurut saya.
Meskipun sebenarnya ada via sms maupun aplikasi. Ini nih kemudahan adanya akses
aplikasi internet kuota yang kita miliki. Jadinya bisa dikendalikan dan
menemukan datanya berasal dari mana saja. Maka benarlah bahwa kita memang harus
bijak berinternet.
Saya tahu, ini adalah kesalahan dari saya sendiri yang tidak
saya ketahui selama ini.
Kesimpulan : Jangan mudah percaya pada layanan yang
memberikan sesuatu gratisan secara cuma-cuma meskipun berasal dari portal yang bergengsi.
Tanyakan dulu pada sumbernya dan telusuri kebenaran.