Sebagai seorang penulis. Tentu pekerjaannya adalah menulis, kalau seandainya enggak menulis dalam rentang waktu yang sangat lama. Bukan penulis profesional namanya. Begitulah sebuah hal yang tertanam pada diri beberapa waktu lalu setelah merutinkan menulis berturut-turut setiap paginya.
Kalau tidak ngepost, enggak boleh
ngapa-ngapain. Begitulah komitmennya. Mau itu hasil tulisannya banyak lengkap
dengan gambar yang estetik sampai hanya sekedar tulisan belaka. Kali ini saya
mau menceritakan sedikit pengalaman yang baru saja saya alami. Sebagai
pengingat diri kalau seandainya saya kembali ke stelan pabrik penulis yang
tidak produktif.
Awal Mula
Masih ingat nggak tentang para
ulama yang membagi waktunya untuk belajar di postingan sebelumnya? Mereka belajar
di waktu awal pagi sebelum Matahari terbit atau antara maghrib dan isya.
Saya mencoba pilihan yang pertama
dengan mencoba bangun di sepertiga malam. Qiyamul
Lail terlebih dahulu selama setengah jam barulah menulis konten untuk blog.
Hari pertama terasa sangat lancar karena saya memutuskan untuk menuliskan apa
yang baru saja saya pelajari di kelas daring.
Hari kedua, saya merasakan hati
tiba-tiba sakit karena teringat orang yang menyakiti. Al hasil hanya sekedar
tulisan doang, kemudian visualisasinya menyusul ketika saya sudah memiliki
waktu panjang seperti hari Sabtu ataupun Minggu.
Hari ketiga, tulisan lancar
karena ide mangalir jaya terus ditambah lagi dengan editing gambar yang sat
set-set dari Canva. Saya harus berterima kasih kepada Allah Swt yang
memperkenalkan saya kepada Canva lebih dulu sebelum booming seperti sekarang ini dan pekerjaan saya menjadi cepat
selesai.
Walaupun kelemahannya adalah saya
harus gigit jari ketika kuota tinggal sedikit, padahal baru saja mempaketkannya
seminggu yang lalu. Namun enggak apa, semoga Allah Swt memberikan jalan untuk
hambanya yang mau berusaha. Entah itu minta wifi orang lain ataupun ada orang
baik memberikan pinjam buat beli paket.
Sampai pada hari yang mulai
konsisten ke 7. Barulah muncul penyakitnya. Rutinitas menulis harus diganti
dengan rutinitas yang jauh lebih genting, yaitu menyelesaikan tugas deadline sama setrikaan yang menggunung.
Untungnya malam ini teringat dan membuat hati resah, jadinya saya bisa menuliskan artikel ini. Namun tak mengapa, itu berarti saya harus menemukan strategi lain supaya tidak terulang lagi.
Hal Positif Setelah Good Habit
Pengalaman belajar, orang-orang
yang kita ketemui, dan apa saja yang kita pelajari barangkali mempengaruhi cara
berpikir dan hati kita. Kalau dulu setelah menulis beberapa waktu yang
konsisten saya langsung mengalami ke stelan pabrik alias tidak menulis lagi.
Kini saya sudah mendapatkan
jawabannya dari postingan belajar di SPA Madya. Saya merasakan hal yang positif
setelah membiasakan diri untuk istighfar seratus. Belajar membersihkan hati
melalui mengingat Allah dan memohon ampun. Walaupun hati masih dalam kondisi
keras sekalipun.
Supaya dosa kita terhapus, istighfar dulu dong seratus.
Kalau saya sudah sangat merasa
bersalah banget, bisa tuh istighfar lebih dari seratus sampai ngerasa hati
tidak sakit lagi dan lupa sama orang yang menyakiti. Ternyata menjadi orang
yang peka itu enggak mudah. Hanya orang-orang terpilih yang bisa merasakannya. Sempat
punya prinsip, saya bakalan terus istigfar entah sebatas mana. Barangkali
setelah istighar yang ke 999 kali barulan saya benar-benar secara tulus meminta
ampun kepada Allah Swt.
Another Good Habit
Sebelum memahami menjaga wudu itu
sangat penting sekali. Terlebih lagi untuk menulis yang mengarah kepada
pencerahan. Kini saya mempraktekkan untuk menulis, pokoknya menulis apa saja.
Mau itu fiksi maupun nonfiksi. Alhasil manfaat lainnya adalah wajah saya
menjadi bersih karena bolak-balik berwudu. Wong
bolak-balik buang angin. Ini saat saya pertama kali menjaga wudu. Kalau
sudah terbiasa menjaga wudu ya enggak seperti itu lagi. Bahkan wudunya bisa
tahan lama. Kalau salat enggak perlu wudu lagi ketika di saat genting. Paling
kalau merasa ragu barulah berwudu lagi.
Good Habit With Basmallah
Saya dulu pernah membaca sebuah
penelitian tentang air yang ketika dibacakan ayat suci bentuk kristalnya akan
berubah menjadi sangat indah. Rasulullah Saw juga pernah mengajarkan bahwa
ketika beliau minum, maka dibagi menjadi tiga tegukkan. Sebelum minum satu
tegukkan ucapkannya Basmallah, kemudian ucapkan hamdallah setelah masuk di
kerongkongan. Setelah itu ulangi lagi di tegukkan berikutnya sampai tegukkan
ketiga.
Kalau kebiasaan minum terdengar
suara glek-glek sampai perut kembung,
bawaanya ingin tidur dan malas. Justru dengan mempraktikkan minum ala kebiasaan
Rasulullah Saw saya menjadi orang yang tidak rakus dan tidak banyak makan.
Kalau makan secukupnya saja, tidak berlebihan. Nah hal lebih ajaibnya adalah saya
bisa tidur dengan rentang waktu yang
cukup, yaitu 6 jam sehari. Jadi, kalau seandainya saya tidur jam sepuluh malam,
maka saya bisa bangun jam 3 pagi untuk melaksanakan sepertiga malam.
Tahu nggak Sob, manfaat lainnya
adalah kita terhindar dari orang yang berbuat jahat. Misalnya kita lagi di
tempat orang, terus ditawarin minuman yang ternyata diguna-guna. Insyaa Allah
enggak akan mengaruh di kitanya nih Sob.
Dalilnya mana atau referensinya
mana? Hm, kalau Sob tahu bisa tulis di kolom komentar nih.
Good Habit With Selawat
Tren lagu selawat memang ragam
macamnya. Biasanya saya hanya mendengarkannya saja ketika melakukan aktivitas.
Lalu bagaimana dengan ketika melakukan aktivitas sembari berselawat? Misalnya
melipat pakaian, mengelap jendela, menggosok, memasak, hingga menyapu dan
mengepel. Ini juga kali pertama dalam sejarah. Secara gitu, saya memang tipenya
pendiam dan khawatir kalau banyakin ngomong suaranya bisa habis. Ternyata
setelah dipraktikkan hasilnya positif bisa sambil muhasabah diri, teringat akan
dosa selama ini, dan terhindar dari keinginan untuk menggibah orang lain atau
curhat yang membuka aib sendiri.
Closing
Sebenarnya masih masih banyak kebiasaan positif lainnya yang
bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai di sini, mungkin bakalan ada
kelanjutan good habit lainnya di
lain waktu. Semoga saja, tergantung mood juga
dan semoga Allah Swt memberikan inspirasi dan keterbukaan hati untuk berbagi
hal positif lainnya.