Belajar dari Ayah Kaya dan Ayah Miskin
Tak pernah terpikirkan bahwa saya akan membaca buku ini secara fisik. Setelah beberapa bulan yang lalu saya melihat dan menyaksikan bahwa pembahasan buku ini sangat menarik oleh sobat pustaka yang ada di Kemenkeu.
Apakah memang sebagus itu, atau
itu hanya perasaan mereka saja?
Maka ketika saya menemukan lebih
dulu covernya di kantor sekolah sebelum melihat review bukunya. Hati saya tidaklah tergerak sama sekali. Barangkali isi bukunya biasa saja pada waktu
itu.
Kini saya memahami bahwa Allah Swt
memberikan jalan lain padaku untuk bertumbuh. Padahal waktu itu saya mendatangi
sang pemilik buku hanya untuk pengalihan isu saking bingungnya ingin mengatakan
apa.
Identitas
Judul Buku : Rich Dad
Poor Dad
Penulis : Robert T. Kiyosaki
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan ke
61 : Juni 2021
Jumlah Halaman : 241
ISBN : 978-602-03-3317-5
Kenapa saya baru membaca buku ini
sekarang? Setelah melalui perjalanan gelap meniti yang namanya keuangan.
Belajar dari buku ini menanamkan
mindset pada diri bahwa, "apa yang bisa saya lakukan untuk
mendapatkannya?" bukannya menyerah karena gaji yang diterima setiap
bulannya. Seperti yang diparodikan di media sosial bahwa kalau ingin
menginginkan sesuatu makannya pakai krupuk saja sebulan. Big No, itu adalah
pemikiran yang sangat ekstrim.
Padahal bagian awalnya saja itu
digambarkan dengan pembahasan dua orang anak kecil yang diajarkan oleh Ayah
Kaya tentang keuangan. Mereka disuruh untuk menciptakan uang. Maka dengan
polosnya mereka melakukan eksperimen dengan membuat replika uang dengan tembaga
perak. Saat Ayah Kaya mengetahui hal itu, ia malah tertawa dan mengatakan bahwa
cara mereka memang benar. Namun itu illegal. Sehingga ia menyuruh mereka untuk
mendatanginya ketika akhir pekan tiba di kantornya.
Belajar banyak hal, tentu itu
harapan semua orang bukan ketika belajar. Sayangnya kedua anak itu justru sangat
stress ketika harus menunggu lama Ayah Kaya menghampiri mereka dan mereka hanya
menunggu saja di kantor tanpa ada penjelasan. Ternyata hal itu merupakan sebuah
bentuk pelajaran dari Ayah Kaya supaya mereka menghargai dan mengetahui nilai
waktu. Hingga pada akhirnya mereka setiap akhir pekan bekerja di sebuah
perpustakaan, membaca semua buku yang ada, dan memiliki asset untuk kehidupan.
Apa yang membedakan antara Ayah
Kaya dan Ayah Miskin?
Pada pelajaran 6 : Bekerja untuk
Belajar-Jangan Bekerja untuk Uang adalah pekerjaan
yang terjamin adalah segalanya bagi ayah saya yang terdidik. Belajar adalah
segalanya bagi Ayah Kaya.
Itulah mengapa Ayah Kaya selalu
menyukai belajar, meskipun status pendidikan mereka tidak tinggi.
Judul buku yang artinya Ayah Kaya
Ayah Miskin mendeskripsikan sebuah pola asuh di antara kedua. Walaupun begitu,
keduanya merupakan Ayah yang sukses.
Kenapa?
Sebab Ayah Kaya memiliki banyak
finansial dengan membangun banyak aset.
Sementara Ayah Miskin memiliki
banyak ilmu pengetahuan yang bisa dibagikan kepada orang banyak.
Setelah membaca buku ini, rasanya
saya memang harus memilikinya suatu hari nanti supaya menyadarkan saya untuk
tetap berjuang mencari solusi, alternatif lain untuk mencapai yang namanya
freedom finansial.
Meskipun sejujurnya pembahasan
buku ini terasa berat di saya, tapi buku ini memanglah terbaik daripada apa
yang pernah saya baca. Motivasinya sungguh powerfull yang memberikan sebuah
pengajaran bahwa dalam mendidik dalam diam sekalipun itu adalah sebuah
pelajaran.
Kita semua adalah karyawan. Hal
yang membedakan adalah tingkatannya saja. Penyebab utama kemiskinan atau
masalah keuangan adalah ketakutan dan ketidaktahuan, bukan perekonomian,
pemerintah, atau orang kaya. (Halaman 39) Itulah mengapa kita menemukan fakta
di lapangan ada orang yang memenangkan lotre justru tak berapa lama setelahnya
ia masih dalam keadaan miskin. Sekali lagi, ini bukan tentang berapa banyak
yang datang di kita, tapi bagaimana kita menyikapi keuangan itu. Sehingga kita
mampu mengendalikan uang tersebut, bukan uang yang mengendalikan kita.
What Should I do?
1. Berhentilah melakukan apa yang tidak berhasil dan carilah hal yang
baru.
2. Carilah gagasan baru
3. Temukan seseorang yang sudah melakukan apa yang ingin Anda lakukan.
4. Ikut kursus, baca, dan hadiri seminar.
5. Buatlah banyak penawaran
6. Menemukan tawaran yang bagus
7. Joging, berjalan, atau berkendaralah di wilayah tertentu sebulan
sekali selama sepuluh menit (Ini untuk riset bisnis properti.
8. Carilah harga murah di semua pasar. Konsumen akan selalu miskin.
9. Carilah di tempat yang tepat
10. Carilah orang yang ingin membeli lebih dulu.
11. Berpikir besar
12. Belajar dari sejarah
13. Tindakan selalu mengalahkan ketiadaan tindakan
Untuk berkembang menjadi manusia
seutuhnya, kita memerlukan pendidikan mental, fisik, emosional, dan spiritual.
(Halaman 221)