Proses Kreatif Penulisan Genre Self Improvement di Usia Muda
Seseorang dulu menjapri saya
tentang Kak Wirda. Saya memang tidak tahu beliau, tapi rasa penasaran terhadap
beliau menjadi tidak antusias karena pesan teman saya, tentang dia yang tidak
merekomendasi beliau dalam pembelajaran.
Ternyata, hal itu sungguh teramat
disayangkan bagi saya. Hanya dengan menerima bulat-bulat informasi yang dia
sampaikan pada saya, tanpa kroscek terlebih dulu kak Wirda itu orangnya yang
bagaimana ya? Maka ketika ada flyer dari KBM App di hari Rabu, 6 Desember 2023
saya memandangnya dengan tatapan biasa sembari bertanya, emang kak Wirda
Bagaimana?
Meski dalam kondisi meriang di
tubuh, saya mengikuti zoom meeting
seperti biasa. Ayah pun marah pada saya, bukannya istirahat malah belajar. Bagi
saya, yang sakit hanya tubuh saya. Sementara pemikiran masih bisa diajak
bekerja. Sayang saja bila terlewat, barangkali ada informasi yang nyangkut di
diri.
Persiapan KLI dan SWC 5
Seperti biasa. Ayah Isa menyambut
para penulis dengan pembicaraan rahasia orang dalam di mana yta (yang tahu-tahu sajalah) membahas
tentang kondisi finansial para penulis KBM App yang namanya tidak terkenal di
penjuru dunia, tapi menghasilkan uang banyak dari menulis.
Sistem bagi hasil KBM App
perhitungannya berdasarkan akumulasi. Apabila hanya mencapai 100 ribu dalam
penjualannya, maka yang diberikan adalah keseluruhannya. Maka ketika bulan
depan lagi ada pemasukan yang kisarannya ratusan ribu juga, 90% untuk penulis
dan 10% untuk KBM App.
KLI sendiri adalah singkatan dari
Kompetisi Literasi Internasional. Selain pemenang utamanya akan mendapatkan
uang tunai, juga mendapatkan tiket gratis bootcamp.
Rencananya, daripada bootcampnya hanya
di Jakarta doang, terus mendapatkan pelatihan seperti biasa. Mending mereka
melakukan perjalanan Singapore, Thailand dan di sana belajar bagaimana menulis cerita
berlatar belakang tempat.
Juri KLI kali ini adalah Mbak
Asma Nadia dan Kang Maman. Nah, yang menjadi permasalahannya ketika mereka
memiliki pendapat yang berbeda dari karya-karya penulis juara. Sehingga
dilakukan diskusi terlebih dahulu untuk melihat kembali mana yang layak menjadi
seorang pemenang.
SWC 5 akan diadakan pekan depan. Bagi Ayah Isa, ketika ada naskah
bagus dan mau mempromosikan dan mengembangkan diri, mending melakukan jasprom
alias Jasa promosi dengan mengusahakan ceritanya itu sudah habis. Orang
lain tidak mau menunggu update-an cerita. Makanya ketika mau
dipromosikan, usahakan bahwa sudah mencapai 50-60 bab, mendekati ending, atau
malah sudah ending. Jasprom ini ada Tiktok Award dan Facebook
Award.
KBM App akan memberikan performa yang bagus :
1. Buktiin
diri kalau yang merekomendasikan bagus. Cukup 1 saja yang penting bagus.
Misalnya ada penulis pemula mau buat jasprom BTP 80 juta (dalam waktu 8 hari).
Promoin bab 1, bab 2, dan masukkan tulisan yang sudah viral. Contoh yang sudah
viral-> 3 juta views.
2. Akun
aktif
3. Followers
banyak
4.
Nggak iklan
Cerita sedikit orang yang sudah menggunakan
fitur iklan. Ketika sudah tidak beriklan lagi, pemasukannya turun. Makanya
sebagai pengalaman ada tayangan sampai 8 juta, tapi penghasilannya hanya
ratusan ribu. Sementara kalau dia organik. 1 juta views saja sudah bisa
menghasilkan 50 juta. Nah, itu pilih mana?
Views pemula biasanya 5.000
Views bagus biasanya 100.000
Views bagus banget biasanya 500.000
Mbak Ratih meledaknya dari FB, sementara
Mbak BTP dari tiktok dan dia mampu menghasilkan 80 juta sehari.
5.
Profesional
KBM App sendiri
memang low profile, but high income.
Waktu jasprom pun jangan 20 post sehari hanya untuk membayar utang promosi yang belum
terbayar. Maka tentukanlah berapa yang harus diposting setiap hari. Jangan asal
copy paste saja tanpa memperhatikan
tanda baca. Jasprom juga harus punya harga diri dengan performa penulisnya.
Pinter-pinter ketika membuka jasprom karena itu ada skill-nya.
Kita sebenarnya enggak pamer atau sombong, justru itu yang membantu
penghasilan para penulis.
(semangat
berkarya, semoga mencapai penghasilan akumulasi 1 M dalam waktu dekat, aamiin
ya rabbal alamiin)
Talks show bersama kak Wirda Mansyur
Apa bedanya kontennya
kak Wirda dengan konten yang lain? Bagaimana pula yang generasi Milenial bisa
menghasilkan karya untuk Generasi Z? Kak Wirda ini sekarang sudah menerbitkan 7
buku.
Jawaban Kak Wirda
Berawal dari social media di tahun 2013. Saat itu
belum ada sosok orang yang bisa ditanya-tanya tentang suatu perkara. Waktu itu
mainnya di twitter yang sebelum akhirnya menjadi logo X akhirnya jadi mampir ke
Youtube. Inginnya itu saya ingin membagikan informasi yang sedikit, tapi bervalue. Jadilah nulis di twitter tentang
tips-tips menghapal Al-Quran. Gara-gara dari situ malah melebar ke mana-mana.
Impian kak
Wirda menjadi penulis itu memang dari sejak kecil. Gara-gara baca buku Mbak
Asma dan nonton semua film produksinya. Berangkat dari gemar membaca buku.
Punya orang tua yang sangat supportive. Akhirnya ayah kak Wirda mengarahkan
kepada seorang pementor yang juga merupakan penulis buku dan jadilah penulis
buku.
Kata Ayah Isa. Kak Wirda ini memang
bervalue walaupun enggak pakai teks cara bicaranya.
Kak Wirda
pernah kirim naskah, tapi Alhamdulillah nggak diterima dan sempat ngedown. Biasanya orang punya impian,
tapi hanya di ucapan doang dan tidak terbawa raganya sampai dia mau mewujudkan
mimpinya.
Ia jalan-jalan
ke took buku dan membayangkan bagaimana kalau buku saya berada di barisan top ten. Waktu itu umurnya sudah 10
tahun. Ia mengirimkan 5 naskah, tapi ternyata enggak diterima. Dia memberikan
tips menghapal Al-Quran dan ternyata kekuatannya adalah menulis. Makanya kalau
mau menghapal itu, ditulis dulu bahasa Arabnya.
Sampai-sampai ia berdoa kepada Allah (asa ngomong, tapi ngebet) Ya Allah, jangan biarkan saya yang mengejar penerbit, tapi biarkan penerbit yang
mengejar saya.
Dulu ia
mengira tulisannya sudah bagus. Ternyata setelah melihat diri yang sekarang tuh
ancur banget. Dia pernah mendapatkan beasiswa ke New York tidak karena prestasi,
melainkan karena guru ngaji. Ingin sekali membuat orang tergerak melihat
tulisan saya. Awalnya enggak punya semangat, jadi punya semangat. Ternyata,
tulisan bisa sepowerfull itu.
Cerita sedikit,
sekitar 3 bulan ia bertemu seseorang. Ada testimony penghapal Al-Quran karena
bukunya kak Wirda. Kalau mencapai 5 juz, dia minta hadiah bukunya kak Wirda.
Begitu seterusnya sampai di Juz yang ke-19. Sampai pada akhirnya anak itu memiliki
beberapa koleksi bukunya kak Wirda.
Qadarullah,
gara-gara ibunya meninggal. Ia pun patah semangat dan nggak ada yang membelikan
bukunya kak Wirda. Akhirnya ada orang lain yang bertemu dengan anak itu dan membelikan koleksi bukunya kak
Wirda. Lalu kak Wirda segera meminta Video Call dan berjanji akan membelikan
buku kepada anak itu sebagai hadiah, menggantikan peran ibunya yang sudah
meninggal. Jadi, ini adalah hal yang tak disangka ketika dipertemukan lewat
karya.
Walaupun
begitu, kak Wirda ingin sekali bisa menulis novel.
Buku apa sih yang sangat
sulit kamu selesaikan?
Ia menuliskan buku Be The New You, yaitu melahirkan buku
itu dari eksperimen. Eh, sekalinya dikasih pengalaman malah cukup terguncang.
Sekarang kalau menulis itu kapan pun dan di mana pun ia bisa. Selalu fleksibel
untuk menulis.
Apakah punya target dalam menulis
buku?
Dia punya
target yang cukup unik. Terbitnya di hari special, yaitu bertepatan di hari
ulang tahun. Bunda Asma menambahkan bahwa
kalau belum selesai, belum bisa disebut
sebagai karya.
Enggak ada yang malas,
yang ada tidak termotivasi. Motivasi yang tepat akan menjadi bahan bakar sampai menutup mata.
Targetnya Bunda Asma adalah : bahkan sampai meninggal masih bisa menjadi mesin
pahala.
Sedikit cerita
tentang Mbak Salsa, anaknya Bunda Asma.
Mbak Salsa
suka sama buku. Orang tua boleh mengajari, tapi nggak boleh memaksa. Enggak
boleh depresi pula kalau seandainya target tidak tercapai. Mbak Salsa kalau
dibacakan dongeng itu suka interaktif. Ia mau menjadi penulis ketika anaknya
Bunda Helvie Tiana Rosa, si Faiz menjadi penulis. Jadi, sepupunya itu baru saja
meluncurkan buku. Namun bukannya mendukung, malahan bilang begini kek Caca. “Emang
kak Caca bisa?”
“Bisa dong,
kan Bang Faiz sama Caca. Sama-sama makan nasi.” Ketika ada keinginan Mbak Salsa
untuk menulis, maka ia pun diajari. Bahkan bukunya yang pertama pun harus
dipangku dulu kalau menulis. Anak
Penangkap Hantu itu ide awalnya juga dari Caca, tentang seorang anak yang
menangkap hantu kemudian di letakkan di dalam toples. Mbak Salsa itu punya 12
buku di usianya yang ke 13 tahun. Sekarang Mbak Salsa sudah berusia 27 tahun
dan memiliki seorang baby. Bahkan
kemampuan dalam menulis itu membuat mereka runut dalam berbicara. Mbak Salsa
ini proposalnya adalah menulis. Bahkan liontin yang di beli saja itu hasil dari
royalty.
Begitu juga
dengan Adam. Adam ingin menjadi penulis gara-gara nggak nulis menjadi tidak
kompak sekeluarga.
Kembali ke ucapan Kak Wirda
Kalau keluarga penulis. Setiap sudut
rumah pasti ada buku, tapi di situ dia belajar. Karena kebanyakan baca, jadi
kebanyakan nulis. Inspirasi menulis itu karena baca buku orang dan kebetulan
juga berhubungan dengan kehidupan.
Ketika kita
mendapatkan media menulis, kemudian mendapatkan bimbingan. Itu adalah rezeki
yang sangat masyaa Allah. Kita boleh lahir dari keluarga yang enggak suka sama
buku, tapi lingkupi diri dengan orang yang suka sama buku seperti komunitas dan
para pecinta buku.
Bahkan kak
Wirda, tidak menggunakan konektivitas ayahnya. Meskipun itu bisa dilakukan.
Makanya kalau layak terbit yang diterbitkan. Kalau enggak yah sudah.
Rencananya
kak Wirda mau nulis genre Fantasi nih nanti ke depannya. Keseringan tuh, lihat
banyak ide. Namun enggak tahu bagaimana cara menuangkannya. Kak wirda ini
menulis buku yang bergenre self
development. Kalau seandainya melebar ke mana-mana mending di-cut saja jadi judul buku baru.
Kalau banyak ide gimana?
Jawaban Bunda Asma
Saatnya
berhenti menulis, pikirkan dulu, apakah akan menguatkan tulisan, atau justru
nantinya tidak fokus? Kalau seandainya tidak fokus, maka kembalilah ke kerangka
awalnya. Mending royaltinya gede. Pada penulis KBM App ini memang enggak
terkenal, tapi duitnya banyak. Bahkan ada juga loh seorang Ibu Rumah Tangga
yang kerjanya mengurus anak dan hanya bermodalkan HP doang.
Tirulah
hal-hal yang baik. Apalagi kalau ada pengarang yang akhlaknya baik dan bisa
hits terus. Nggak harus terbit di gramedia. Bahkan Republika saja saat ini
sedang jemput bola ke Pesantren. i
Sekarang di
KBM App selain menjadi penulis, juga ada profesi baru dengan menjadi penyedia
Jasa Promosi. Menurut, para penulis yang hari ini terakumulasi 1 M,
pembayarannya tetap tepat waktu.
Bagaimana mana pendapat
kita tentang buku bajakan yang ada di pasaran?
Sekarang gini
saja. Kalau ada penulis, jangan berpikir aku mau minta bukunya. Namun aku mau
membeli (ini adalah cara kita menghargai buku). Ketika kita membeli buku yang
bajakan, maka mudaharatnya banyak. Kalau di Indonesia usahakan beli deh.
Ada seorang
penanya yang bercerita tidak jadi menerbitkan buku dikarenakan qadarullah, gawainya dicuri orang.
Padahal itu adalah satu-satunya tempat ia menulis.
Solusinya sekarang begini, tulisan itu segera di selamatkan saja
di e-mail. Karena kalau pakai harddisk bisa rusak, begitu pula kalau di
mana-mana bisa hilang.
Penutup
Karakter orang
berbeda-beda. Cara menghadapinya juga berbeda. Semakin viral, semakin ada-ada
saja masalahnya. Dulu mentalnya kak Wirda seperti Yuppy. Sampai enggak berani
melihat Instagram. Ia kehilangan respect orang, cinta orang lain, bahkan
bukannya dihargai malah dihujat.
Enggak ada
orang lahir tanpa ujian. Kalau kita kabur dari ujian. Hal yang ada ujiannya
semakin bertambah. Bahkan ada kegelapan sekalipun, ada Allah Swt di situ.
Kalau berhenti,
siapa yang akan berbagi di medsos?
Makin ke
sini, semakin ganas. Mungkin ini cara Allah Swt melatih mentalnya kak Winda.
Motivasi
Thanks to be writer. Jangan menyerah buat ngasih semangat
orang lain membaca. Tumbuhkan giat membaca buku. Buku adalah sumber dari
pengetahuan. Semoga barokah dan menghasilkan karya-karya lainnya.